/0/4897/coverbig.jpg?v=1d76301235df9a82460437207e993753)
Dedy, suami Wati, dilamar oleh bos tempat kerjanya. Diiming-imingi kehidupan yang lebih baik membuat Wati rela dimadu. Setelah menikah lagi, Dedy membawa Wati ke rumah madunya. Ternyata Dedy memiliki niat tersembunyi dibalik keputusannya.
Dedy, suami Wati, dilamar oleh bos tempat kerjanya. Diiming-imingi kehidupan yang lebih baik membuat Wati rela dimadu. Setelah menikah lagi, Dedy membawa Wati ke rumah madunya. Ternyata Dedy memiliki niat tersembunyi dibalik keputusannya.
Wati tiba-tiba terjaga dari tidur. Tenggorokannya terasa amat kering. Ia menyingkapkan selimut dan menurunkan kaki ke lantai.
Pelan-pelan ia membuka pintu kamar agar tidak terdengar deritan dari engsel pintu yang belum pernah diminyaki. Ia tidak ingin membuat gaduh sehingga membangunkan Dedy yang tengah tidur dengan istri keduanya di kamar seberang.
Wati hendak berjalan menuju ke ruang makan untuk mengambil air minum. Ketika kaki Wati melewati kamar madunya, terdengar suara-suara mencurigakan dari dalam sana. Ia ingin tidak mendengarkan, tapi penasaran. Akhirnya Wati berhenti di depan pintu kamar madunya.
"Kamu hebat, Mas. Selalu perkasa," bisik Rara dari dalam kamar.
"Kamu juga hebat, Sayang. Tidak seperti Wati yang tidak tahu caranya melayani suami di kasur," balas Dedy juga berbisik.
Meskipun mereka berbisik-bisik, tapi sunyinya suasana malam membuat bisikan itu terdengar dengan baik oleh telinga Wati yang berada di luar pintu kamar.
Wati mengepalkan tangan yang gemetar. Dihina suami sendiri di depan madu, siapa yang tidak geram? Padahal ia tak pernah menolak melayani Dedy di kasur dalam kondisi apapun. Dedy minta permainan dengan gaya apapun juga tidak pernah ia tolak. Dedy sudah berbohong kepada Rara.
"Kenapa kamu nggak menceraikan dia saja sih, Mas?" bisik Rara lagi.
"Buat apa? Wati bisa membantumu mengerjakan pekerjaan rumah, jadi nggak perlu repot-repot membayar pembantu," sahut Dedy masih berbisik.
Rara terkikik kecil. Suara yang keluar dari mulutnya seperti ditahan dengan tangan.
"Betul juga. Kamu pintar, Mas," ujar Rara.
"Iya, dong. Aku nggak mau tangan halusmu ini kasar karena mencuci dan mengerjakan pekerjaan rumah lain. Biar tangan ini membelai-belaiku saja," imbuh Dedy.
"Tapi, bagaimana kalau nanti Wati mengadu kepada keluarganya kalau di sini dijadikan babu?" tanya Rara cemas.
"Nggak usah khawatir. Dia itu yatim piatu. Nggak punya keluarga lagi buat tempat mengadu," jawab Dedy tenang.
Di balik pintu, Wati menggigit bibirnya dengan perasaan tertusuk. Air mata turun mengalir di pipi. Ia membalik badan, lalu kembali masuk ke dalam kamarnya dengan langkah hati-hati seperti keluarnya tadi. Rasa hausnya sudah hilang.
Wati menangis diam-diam di balik bantal. Sengaja menutupi isaknya agar tidak ketahuan. Ternyata sebusuk itu Dedy yang pernah memintanya menjadi istri.
Dulu, Dedy melamarnya sambil berlutut seperti adegan di film-film romantis. Ternyata semua itu hanya siasat demi mendapatkan yang diinginkannya. Setelah manisnya didapat, sepah dibuang.
Ke mana janji Dedy dulu saat meminta izinnya untuk menikah lagi? Janji bahwa hidup mereka akan lebih baik setelah Dedy menikah dengan Rara. Ternyata semua itu hanya pemanis bibir. Nyatanya, semua itu hanya taktik licik untuk mendapatkan izin Wati saja.
Wati teringat dulu saat mereka baru pertama kali menikah. Dedy masih bekerja serabutan, sementara Wati mengurus rumah tangga dan tidak bekerja di luar rumah. Terkadang Dedy mendapatkan uang, terkadang tidak. Oleh karena itulah rezeki yang didapat pada hari ini harus dapat disisihkan untuk esok hari. Berjaga-jaga kalau besok tidak ada lagi uang yang didapat.
Berlauk makan ikan asin dan sambal sudah jadi makanan yang sering dijalani. Satu hari bisa masak saja Wati sudah sangat bersyukur. Sering kali terjadi, satu butir telur dijadikan telur dadar dengan menambahkan air dan tepung terigu yang banyak agar dapat dimakan berdua.
Oleh karena itulah, saat mendapatkan pekerjaan sebagai kuli angkut barang di toko kelontong di pasar, Dedy maupun Wati sama-sama bersorak gembira.
Toko kelontong itu dimiliki oleh seorang janda bernama Rara. Usia Rara lebih tua lima tahun daripada Dedy, tapi wajahnya tidak terlihat lebih tua dari Dedy. Banyak menghabiskan waktu kerja di bawah terik sinar matahari telah membuat wajah Dedy lekas keriput akibat terbakar matahari.
Semenjak saat itu, kehidupan mereka menjadi jauh lebih baik. Gaji yang diterima oleh Dedy memang tidak besar, tapi dengan adanya kepastian uang setiap bulan maka Wati bisa berhemat dan mengatur keuangan.
Akan tetapi, belum lama mengecap rasa tenteram dalam berumah tangga, cobaan sudah datang lagi. Pada suatu hari, Dedy mengatakan niatnya untuk menikah lagi. Tidak main-main, wanita yang ingin dinikahinya adalah Rara bosnya sendiri.
"Kalau aku menikahi Rara yang kaya, kita tidak akan hidup susah seperti ini lagi. Nggak perlu mikir lagi harus berhemat uang buat makan sampai akhir bulan," bujuk Dedy.
"Tapi, Mas. Apa tidak ada cara selain menikah lagi?" tanya Wati yang berkeberatan.
"Apa kamu cemburu? Kamu pikir aku tidak cinta lagi kepadamu?" tanya Dedy.
"Jelas, Mas. Siapa wanita yang ingin dimadu? Siapa wanita yang tidak cemburu?" jawab Wati.
"Kamu jangan cemas, Wati. Meskipun aku menikahi Rara, tapi cinta sejatiku tetap kamu," tambah Dedy lagi, tangannya mengelus kepala Wati.
Ya, itu perkataan Dedy dulu. Tapi sekarang? Apa yang didengar Wati tadi di kamar madunya sudah menghancurkan perasaan Wati.
Wati menangis tersedu-sedu. Apabila hatinya terbuat dari kaca, maka pastilah bentuknya sudah hancur berkeping-keping seperti kaca yang dibanting ke lantai. Tega sekali Dedy berkata begitu kepada madunya.
Apakah dulu dia dilamar hanya untuk dimanfaatkan dan disia-siakan? Jahat sekali. Wati tak menyangka ada manusia berhati se-tan macam Dedy. Apa yang harus dilakukannya sekarang?
Wati menghapus air mata. Ia duduk memeluk lutut di kasur busa tipis di dalam kamar. Sementara tulangnya masih bisa merasakan kerasnya lantai saking tipisnya alas tidurnya, Rara di kamar seberang tidur nyaman dengan spring bed kualitas nomor satu.
Tapi dia bisa apa? Rumah besar ini milik Rara. Semua isinya pun milik Rara. Saat memasuki rumah ini, bisa dikatakan Wati hanya membawa badan berbalut pakaian lusuh. Wati masih ingat pandangan mata menghina dari sorot mata Rara saat itu.
"Ini istri pertamamu, Mas?" tanya Rara kepada Dedy.
"Iya, Sayang. Terima dia tinggal di sini, ya. Jangan usir dia, kasihan. Dia tidak punya keluarga dan siapa-siapa lagi selain aku," pinta Dedy saat itu.
Rara menatap Wati dari ujung kepala hingga ujung kaki. Selama memandang, mulut Rara tak berhenti cemberut dan mencebik. Wati sendiri hanya menunduk dalam-dalam, tak berani menatap mata madunya. Dari segi apapun, ia kalah pamor dibandingkan madunya yang kaya.
"Ya, sudah! Aku terima dia di sini. Tapi jangan mimpi di sini dia bakal ongkang-ongkang kaki," ketus Rara.
"Jangan khawatir, Sayang. Wati ini orangnya rajin. Dia juga pandai memasak dan berbenah. Dia tidak akan merepotkanmu," kata Dedy halus membujuk.
"Kita lihat saja nanti. Ingat, kamu tinggal menumpang di sini jadi harus tahu diri. Makan dan tinggal di sini jangan dianggap gratis," sembur Rara lagi.
Wati mendengar suara ayam berkokok di luar jendela kamarnya. Hari sudah menjelang pagi. Wati beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah ke arah dapur. Ia akan mengerjakan tugas hariannya setiap pagi. Memasak makanan buat Dedy dan Rara, menyapu dan mengepel, mencuci piring dan mengelap perabotan rumah, juga mencuci dan menjemur pakaian.
Sekian lama diabaikan suami membuat Tisni kesepian. Apalagi suaminya sering membiarkannya berduaan dengan lelaki lain. Ketika Tisni memutuskan untuk meninggalkan sang suami, salahkah dia?
Riani sangat menyayangi pacarnya. Meskipun pacarnya telah tidak bekerja selama beberapa tahun, dia tidak ragu-ragu untuk mendukungnya secara finansial. Dia bahkan memanjakannya, agar dia tidak merasa tertekan. Namun, apa yang pacarnya lakukan untuk membalas cintanya? Dia berselingkuh dengan sahabatnya! Karena patah hati, Riani memutuskan untuk putus dan menikah dengan seorang pria yang belum pernah dia temui. Rizky, suaminya, adalah seorang pria tradisional. Dia berjanji bahwa dia akan bertanggung jawab atas semua tagihan rumah tangga dan Riani tidak perlu khawatir tentang apa pun. Pada awalnya, Riani mengira suaminya hanya membual dan hidupnya akan seperti di neraka. Namun, dia menemukan bahwa Rizky adalah suami yang baik, pengertian, dan bahkan sedikit lengket. Dia membantunya tidak hanya dalam pekerjaan rumah tangga, tetapi juga dalam kariernya. Tidak lama kemudian, mereka mulai saling mendukung satu sama lain sebagai pasangan yang sedang jatuh cinta. Rizky mengatakan dia hanyalah seorang pria biasa, tetapi setiap kali Riani berada dalam masalah, dia selalu tahu bagaimana menyelesaikan masalahnya dengan sempurna. Oleh karena itu, Riani telah beberapa kali bertanya pada Rizky bagaimana dia bisa memiliki begitu banyak pengetahuan tentang berbagai bidang, tetapi Rizky selalu menghindar untuk menjawabnya. Dalam waktu singkat, Riani mencapai puncak kariernya dengan bantuannya. Hidup mereka berjalan dengan lancar hingga suatu hari Riani membaca sebuah majalah bisnis global. Pria di sampulnya sangat mirip dengan suaminya! Apa-apaan ini! Apakah mereka kembar? Atau apakah suaminya menyembunyikan sebuah rahasia besar darinya selama ini?
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Bayangkan menikah dengan seorang pria miskin hanya untuk menemukan bahwa dia sebenarnya tidak miskin. Katherine tidak tahu apa lagi yang harus diharapkan setelah dia dicampakkan oleh pacarnya dan akhirnya menikah dengan pria lain keesokan harinya. Suami barunya, Esteban, tampan, tetapi dia pikir kehidupan pernikahannya tidak akan istimewa sama sekali. Dia terkejut ketika menemukan bahwa Esteban sebenarnya sangat lengket. Anehnya, semua masalah yang dia temui setelah pernikahan diselesaikan dengan mudah. Ada sesuatu yang ganjil. Dengan curiga, dia bertanya padanya, "Esteban, apa yang terjadi di sini?" Sambil mengangkat bahu, Esteban menjawab, "Mungkin keberuntungan ada di pihakmu." Katherine memercayainya. Bagaimanapun, dia telah menikah dengan Esteban ketika pria itu akan bangkrut. Dialah pencari nafkah keluarga mereka. Mereka terus menjalani hidup sebagai pasangan sederhana. Jadi, tidak ada yang mempersiapkan Katherine untuk kejutan yang dia terima suatu hari. Suaminya yang sederhana tidak sesederhana itu! Dia tidak percaya bahwa dia benar-benar menikah dengan seorang miliarder. Sementara dia masih memproses keterkejutannya, Esteban memeluknya dan tersenyum. "Bukankah itu bagus?" Kathrine punya sejuta pertanyaan untuknya.
Kirani dipaksa menikah dengan Devon, seorang preman terkenal. Adik perempuannya mengejeknya, "Kamu hanya anak angkat. Nasibmu benar-benar sial karena menikah dengannya!" Dunia mengantisipasi kesengsaraan Kirani, tetapi kehidupan pernikahannya ternyata disambut dengan ketenangan yang tak terduga. Dia bahkan menyambar rumah mewah dalam undian! Kirani melompat ke pelukan Devon, memujinya sebagai jimat keberuntungannya. "Tidak, Kirani, kamulah yang memberiku semua keberuntungan ini," jawab Devon. Kemudian, suatu hari yang menentukan, teman masa kecil Devon mendatanginya. "Kamu tidak layak untuknya. Ambil seratus miliar ini dan tinggalkan dia!" Kirani akhirnya memahami perawakan sejati Devon, orang terkaya di planet ini. Malam harinya, gemetar karena gentar, dia membicarakan masalah perceraian dengan Devon. Namun, dengan pelukan yang mendominasi, pria itu mengatakan kepadanya, "Aku akan memberikan semua yang kumiliki. Perceraian tidak bisa dilakukan!"
Tiga tahun yang lalu, Erina melahirkan bayi kembar tiga. Namun hanya satu yang selamat - itulah yang diberitahukan kepadanya. Untuk mewarisi harta warisan ibunya, Erina terpaksa menikah dengan seorang programmer komputer yang miskin namun tampan. Setelah menikah dengan pria misterius ini, ia mulai curiga .... Selama tiga tahun tersebut, dia tidak pernah berhubungan seks dengan pria lain, tetapi dia hamil.... Dia juga menemukan bahwa dia memiliki anak lain yang masih hidup .... Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa suaminya yang "miskin" terlihat seperti konglomerat yang dia lihat di TV?
“Dek, ini uang.” Mas Edi memberikan sejumlah uang padaku ketika selesai makan malam. “Banyak sekali, Mas?” tanyaku dengan kedua bola mata yang membulat. “Itulah rezeki yang Allah beri untuk kita hari ini,” jawab Mas Edi. Mas Edi selalu saja pulang membawa banyak uang. padahal pekerjaannya hanya sebagai ojek online. Aku tidak percaya pada Mas Edi jika uang dengan nilai satu juta rupiah per hari itu didapatkan Mas Edi dari hasil mengojek online. Mas Edi juga selalu meminta padaku untuk membuatkan tiga puluh bungkus nasi dengan lauk yang sama dengan menu makan kami sehari-hari. Apa sebenarnya yang terjadi pada Mas Edi?
© 2018-now Bakisah
TOP