Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Kejahatan Termanis
Kejahatan Termanis

Kejahatan Termanis

5.0
29 Bab
31 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Nevilla seharusnya tidak pernah mendambakan Adero untuk menjadi kekasihnya. Berpaling dari Aron hanya untuk mendapatkan posisi paling menguntungkan di perusahaan, nyatanya membawa ia pada kejadian enam tahun yang lalu. Ketika hubungannya dengan Adero semakin dekat, ia tidak punya cukup waktu untuk menyesali apalagi berlari. Sebab, ia kini harus menghadapi pria berbahaya yang mungkin saja bisa menghancurkan hidupnya.

Bab 1 Episode 1

Jalanan pada siang hari ini, terlihat begitu sepi. Tidak banyak mobil yang lewat sehingga kemungkinan tidak akan terjadi macet. Cuaca yang mendung dan gerimis, tak menyurutkan mobil sedan warna hitam untuk berhenti. Mobil itu melaju dengan kecepatan normal, meski kadang-kadang terlihat cepat karena mungkin saja seseorang yang mengendarai mobil itu terburu-buru.

Sebelum akhirnya mobil belok ke arah kanan, dapat terlihat lampu sen menyala. Memang kelihatannya tidak ada yang salah, tetapi mendadak keluar asap dari ban belakang mobil. Sepertinya sang pengemudi tidak menyadarinya, jadi mobil masih melaju seperti biasa.

Kaca mobil tiba-tiba terbuka, terlihat wanita berambut perak yang sedang menyetir panik. Sepertinya, ia baru menyadari bahwa mobil yang ia kendarai bermasalah. Kakinya pun langsung menginjak rem, tetapi mobil tidak mau berhenti. Wanita itu semakin panik, kala rem mobilnya ternyata rusak. Ia berusaha untuk menyetir pelan, sayangnya mobil yang dikendarainya mendadak melaju dengan kecepatan yang sangat cepat.

Napas wanita itu tercekat, ia melirik pada kaca spion berkali-kali, mungkin ia berharap ada mobil yang lewat dan akan ada yang membantunya. Namun, ternyata tidak ada satu pun.

Di tengah mobil yang sudah tidak terkendali, ia mencoba mengambil gadget yang ada di dalam tas. Sial! gadget yang hendak ia ambil, malah terjatuh ke bawah kursi mobil. Ia kemudian mengamati jalanan sekilas, harap-harap cemas dengan terus berharap agar tak terjadi apa-apa. Lalu, dengan hati-hati, ia berupaya mengambil gadget yang jatuh. Belum sempat tangannya menyentuh gadget, ia bisa merasakan mobil oleng dan perlahan menjorok, dapat dipastikan mobilnya telah jatuh ke jurang. Tidak lama setelah itu, mobil menghantam pohon besar yang ada di depannya. Wanita itu merasakan kepalanya mendadak pening, tetapi masih bisa membuka mata dan melihat jelas darah bersimbah. Ia juga merasa badannya terlalu lemas untuk keluar dari mobil, hanya karena ia tidak ingin meninggal, ia lalu membuka pintu mobil. Sayangnya, sebelum ia keluar, mobil sudah meledak terlebih dahulu.

***

Enam tahun kemudian.

Adero Carlson Alyward terus menenggak alkohol, meski dapat dilihat, ada sekitar lima sampai enam botol tanpa isi yang tergeletak di meja. Masih dalam kondisi sadar, pria itu merogoh saku celana saat merasakan getaran gadgetnya. Lagi, seperti biasa, ibunya akan menanyakan ia ada di mana. Biasanya, Adero akan segera pulang. Namun, kali ini biarkan ia menghabiskan malam di klub. Ia juga sudah merogoh kocek yang tak sedikit untuk memesan ruangan VVIP. Tidak ada yang bisa menganggungnya malam ini, hanya malam ini ia bisa kembali mengingat kenangan yang sudah pergi.

Adero menyandarkan tubuhnya ke sofa. Ruangan yang ia pesan lumayan gelap meski sudah diterangi dengan lilin dan lampu disko kecil yang terus berkedip-kedip. Ia mengambil kue keju yang diam-diam ia bawa dari toko kue yang tak jauh dari klub tempat ia berada. Menggigit pelan dan menikmati rasanya, mendadak hati Adero terasa sakit. Ia menyingkirkan kue itu dengan sekali senggol, sehingga kue yang tadinya ada di atas meja, jatuh ke lantai dan berserakan.

Adero memegangi kepalanya, ia menyadari betul bahwa tak seharusnya ia terus terjebak pada peristiwa enam tahun yang lalu. Tidak hanya dirinya saja yang terluka, orang-orang di sekitarnya dan teman-temannya. Namun, selama ia belum menemukan siapa dalang di balik kecelakaan itu, Adero akan terus mengingat kejadian itu. Kejadian yang telah merenggut wanita yang paling ia cintai.

Tanpa berpikir bahwa wanita itu sudah dimiliki pria lain, Adero masih terus mengharapkan wanita itu. Mencoba mencari sedikit celah agar wanita itu kembali padanya. Andai wanita itu bisa ia culik, ia sudah pasti menyekapnya untuk dirinya sendiri, agar wanita itu tetap aman, tetap hidup dan berada di sampingnya.

Lagi, Adero melihat gadgetnya menyala, sang ibu sekarang tidak mengirimi ia pesan, tetapi meneleponnya sehingga suara dering itu membuat ia mau tak mau mengangkatnya. Ia tidak ingin mengambil risiko dimarahi oleh ibunya, jadi sekarang ia bisa mendengar ocehan ibunya dari seberang sana, menyuruhnya untuk segera pulang.

Adero tiba-tiba meletakkan gadgetnya di meja, tatapannya menerawang ke seluruh sudut ruangan. Ia masih terus mendengar ucapan sang ibu, bahkan ketika ibunya bertanya apakah ia masih ada di sana. Ia mengangguk mantap, mencoba tersenyum sebaik mungkin, meski hasilnya menunjukkan seringai yang cukup mengerikan.

“Aku akan kembali ke Spanyol, jika memang ayah menyuruhku untuk datang. Apa Ibu baik-baik saja?” katanya setengah berteriak.

Setelah mendengar jawaban dari sang ibu, Adero menutup sambungan telepon. Ia berpikir untuk tidak jadi bermalam di klub. Ia mengambil jaket lalu memakainya, serta mengambil gadget dan dompet yang tergeletak di meja. Kemudian, pergi meninggalkan ruangan klub dengan berjalan sempoyongan.

Wanita mungil mendadak menggenggam tangannya saat Adero melewati meja bar, ia melirik sekilas pada wanita bergaun merah seksi sambil menggelengkan kepala. Wanita tak tahu malu yang kini bergelayut manja padanya, itu sesekali merayunya dengan kata-kata yang menjijikkan. Ayolah, Adero bukan tipikal pria brengsek yang suka meniduri wanita. Ia hanya datang ke klub untuk minum-minum, tak terpikirkan untuk berbagi kehangatan di atas ranjang.

“Maaf, Nona. Saya harus pergi.”

Melihat wanita itu melepaskan tangan dari lengannya dan mengernyit heran, Adero ingin rasanya tertawa terbahak-bahak sekarang, tetapi ia tahan. Dengan wajah memerah sambil cemberut, wanita itu meninggalkan Adero dengan umpatan.

Adero tidak peduli dan ia langsung menuju tempat parkir untuk mengambil mobil. Lamborghini warna biru hitam, menjadi teman setianya untuk pergi ke mana saja. Dengan gagah, pria itu memasuki mobil, menyalakan mesinnya sambil meminum air mineral yang ia ambil dari samping jok. Lalu, ia segera mengendarai mobil, membawanya keluar dari tempat parkir dan melajukan dengan kecepatan sedang.

Seperti malam-malam biasanya, jalanan yang lenggang membuat Adero dapat cepat sampai ke rumah. Ia memasukkan mobil ke garasi, setelah pegawai ibunya membukakan pintu gerbang. Ia lantas turun dari mobil, membawa langkahnya memasuki rumah dan menaiki anak tangga menuju lantai dua.

Wanita yang melihat kedatangan Adero langsung memeluknya. Namun, segera dilepaskan, membuat Adero meyakini ibunya akan tahu apa yang sudah ia perbuat, dan tatapan ibunya membuat Adero mau tidak mau mencoba tersenyum sebaik mungkin.

“Masuk ke kamarmu, mandi dan langsung istirahat,” kata sang ibu sambil memberikan sebuah amplop warna kuning pucat.

Adero melirik ibunya lalu membuka amplop cokelat itu. Ia menatap ibunya dengan tatapan tak percaya, mengetahui apa yang ada di dalam amplop itu.

“Kamu akan langsung pergi besok pagi, jadi sebaiknya kamu istirahat dengan baik. Ibu akan tetap di sini, jika terjadi sesuatu, kamu bisa hubungi Ibu.”

Adero dapat melihat ibunya tersenyum tulus. Sedari dulu, harusnya ia tinggal bersama sang ibu, ketika orang tuanya tak lagi bersama. Namun, karena waktu itu ibunya tidak punya kehidupan layak seperti sekarang, hak asuh beralih ke tangan ayahnya.

“Dia benar-benar tak bisa bersabar,” ucap Adero jengkel lalu memasukkan kembali isi amplop itu.

“Ayahmu begitu merindukanmu. Dia tidak salah jika menginginkan kamu cepat datang."

Mendengar ucapan sang ibu, Adero selalu bertanya-tanya, kenapa ayahnya tega selingkuh padahal ibunya sangat baik hati. Apa yang salah dari ibunya. Ia mendadak merasa emosional, tetapi ia tahan saja. Lagi pula, ia kembali ke Spanyol bukan tanpa maksud. Ia menyadari betul bahwa ada yang tidak beres di rumah ayahnya.

“Ya, aku tahu. Meski aku tidak pernah merindukannya,” ucap Adero kelewat jujur.

Adero melenggang pergi sebelum ibunya ceramah panjang lebar. Betapa ia harus menghormati pria yang bahkan tidak pernah menyayanginya. Pria itu terlihat begitu mencintai selingkuhan dan anak tirinya. Itu jelas terlihat ketika ia berada di Spanyol. Spanyol bak neraka, tetapi ia bahkan mungkin sebenarnya akan terjebak di sana selamanya.

Adero mengambil gadget, entah siapa gerangan yang mengiriminya pesan di malam yang sudah larut. Ia menatap layar gadget dengan tatapan kelam, berani sekali anak selingkuhan ayahnya mengirimkan pesan padanya, dan kalimat dalam pesan itu benar-benar membuatnya murka sekarang hingga melempar gadget.

Seharusnya hari itu, ia yang menikahi Hana Eurwyn, bukan anak dari ibu tirinya!

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 29 Episode 29   02-01 20:59
img
1 Bab 1 Episode 1
01/04/2022
2 Bab 2 Episode 2
01/04/2022
3 Bab 3 Episode 3
01/04/2022
4 Bab 4 Episode 4
01/04/2022
5 Bab 5 Episode 5
01/04/2022
6 Bab 6 Episode 6
01/04/2022
7 Bab 7 Episode 7
01/04/2022
8 Bab 8 Episode 8
01/04/2022
9 Bab 9 Episode 9
01/04/2022
10 Bab 10 Episode 10
01/04/2022
11 Bab 11 Episode 11
02/04/2022
12 Bab 12 Episode 12
03/04/2022
13 Bab 13 Episode 13
03/04/2022
14 Bab 14 Episode 14
04/04/2022
15 Bab 15 Episode 15
04/04/2022
16 Bab 16 Episode 16
04/04/2022
17 Bab 17 Episode 17
04/04/2022
18 Bab 18 Episode 18
05/04/2022
19 Bab 19 Episode 19
06/04/2022
20 Bab 20 Episode 20
07/04/2022
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY