/0/6697/coverbig.jpg?v=b5a959976628ae9e80883432a1104dd2)
Fajar, pria yang memiliki perusahaan teknologi dihadapkan pada kenyataan jika dirinya memiliki kepribadian ganda. Mariska, kekasih Fajar tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya, hanya satu orang yang mengetahuinya, Indira. Seringnya Fajar dan Indira bersama membuat mereka memiliki perasaan berbeda. Bukan hanya Fajar yang menyukai Indira, tapi 2 kepribadiannya yang lain juga menyukai Indira dibandingkan Mariska. Akankah Fajar sembuh dengan bantuan Indira? Bagaimana dengan percintaannya dengan Marissa? Siapa yang akan Fajar dan hatinya pilih?
Semua mata memandang kearah pria yang berjalan dengan tegas, tatapan datar dan tanpa senyum. Mereka semua tahu siapa pria itu yang tidak lain adalah pengusaha muda yang sudah sukses dengan perusahaan rintisannya sejak remaja, siapa yang tidak tahu pria bernama Fajar Herdianto. Pria dengan sejuta pesona yang bisa membuat siapa saja ingin dekat dengannya, tidak hanya wanita tapi juga pria.
"Pagi, Pak." Fajar hanya diam mendengar sapaan dari Kunto yang tidak lain adalah asistennya, "Kegiatan pagi ini adalah...." Kunto mulai menyebutkan apa saja yang harus Fajar lakukan satu hari ini dan lagi-lagi tidak mendapatkan jawaban atau reaksi apapun.
"Mariska apakah kesini?" tanya Fajar membuat Kunto mengangguk, "di mana sekarang?"
"Ruangan." Kunto memilih menjawab singkat.
Fajar melangkah kembali ke arah ruangannya dan membuka pintu langsung, mendapati kekasihnya duduk tenang di ruangannya dengan memainkan ponsel. Kunto memilih menutup pintu ruangan Fajar, pastinya ingin menghabiskan waktu dengan Mariska, tidak menyadari keberadaan Fajar membuatnya kesal dengan duduk disamping dan menarik kepala Mariska dengan menciumnya kasar.
"Kamu sudah datang?" tanya Mariska saat ciuman mereka terlepas.
Fajar mengangkat alisnya mendengar perkataan Mariska, "kalau bukan aku siapa yang menciummu? Apa ada lelaki lain?"
Mariska tersenyum kecil mendengarnya, "mana ada lelaki lain."
Fajar tersenyum mendengar kata-kata Mariska. "Kamu bawa apa?" saat matanya menatap kotak makan di meja. "Kamu tahu kalau aku tidak pernah sarapan."
"Siapa yang bilang ini buat kamu." Fajar mengangkat alisnya mendengar jawaban Mariska, "Ibu tadi yang buat dan suruh kasih ke kamu."
Fajar sekali lagi tersenyum. "Baiklah, kalau sudah tidak ada lagi aku mau kembali kerja dan kamu bisa pulang."
Fajar berdiri dari tempat duduknya yang diikuti Mariska, pelukan ringan diberikan Fajar pada Mariska sebelum akhirnya keluar dari ruangannya. Menatap kotak makan yang ada di tempatnya, sedikit kesal Fajar langsung menghubungi Kunto.
"Bawa kotak makan ini keluar dari ruangan." Fajar berkata tanpa menatap Kunto sama sekali.
Kunto tanpa menunggu perintah dua kali langsung membawa kotak makan itu keluar, Fajar tidak peduli dengan apa yang dilakukan Kunto dengan memilih sibuk dengan layar dihadapannya. Pintu tertutup membuat Fajar bernafas lega, hal yang tidak disukai Fajar sama sekali yaitu kedatangan tunangannya Mariska.
Kegiatan yang dilakukan Fajar berjalan dengan cepat, bertemu dengan klien membicarakan kejasama sampai perjanjian yang harus disepakati kedua belah pihak. Semua memandang Fajar dengan tatapan memuja, semua itu tidak dihiraukan sama sekali. Fokus Fajar kali ini adalah mencapai kesepakatan dan segera pulang, badannya terlalu lelah dengan segala macam berkas yang harus diselesaikan.
"Apa sudah semua?" Fajar bertanya tanpa menatap Kunto.
"Sudah, Pak."
"Kerjakan sisanya," ucap Fajar tegas.
Melangkah keluar, tujuannya adalah rumah. Terlalu lelah dengan semua pertemuan yang diikutinya. Kehadiran Mariska bukan menjadi baik, tapi menjadi buruk untuknya. Langkah panjang dilakukannya, kaki yang panjang membuat langkahnya lebar.
Rumah, tempat bagi Fajar menenangkan dirinya. Tidak ada yang tahu mengenai dirinya, selain sahabatnya. Sahabatnya selalu mengerti jika sudah berada di rumah, tujuan selanjutnya adalah tempat dimana balapan liar berada.
Rifan, salah satu sahabat Fajar. Rifan selalu ada di rumah setiap Fajar datang. Jam kerjanya yang memang tidak terlalu lama seperti Fajar, meskipun berada di tempat yang sangat penting, bagian legal.
"Berangkat lagi?" tanya Rifan saat melihat Fajar telah berganti pakaian.
"Menurut lo!" Fajar menatap malas pada Rifan.
"Orang kantor kalau liat lo pastinya nggak akan percaya." Rifan menatap Fajar dari atas ke bawah.
Penampilan Fajar sangat berbeda, menggunakan jaket dan juga celana jeans. Tidak jauh berbeda dengan penampilan pria pada umumnya, tapi tidak dengan Fajar. Tidak peduli dengan perkataan Rifan, mulai menyiapkan penampilannya agar terlihat sempurna saat berada di area balapan.
"Lo, mau cari cewek disana?" tanya Rifan membuat Fajar menatapnya malas.
Fajar sendiri sebenarnya bosan dengan kehadiran Rifan di rumahnya setiap pulang kerja, kecuali jika harus lembur. Fajar mengambil helmnya, mengambil sepeda motornya dengan tujuan area balapan liar. Fajar menatap ke samping tampak Rifan sendiri sudah siap dengan motornya, pastinya adalah mengikuti kemana Fajar pergi. Mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, meninggalkan Rifan jauh di belakang. Fajar tidak peduli dengan keberadaan Rifan saat ini, pria itu tahu dimana dan tujuannya yang sebenarnya.
Kondisi sekitar sudah tampak ramai, banyak wanita dengan pakaian seksi dan pria-pria yang memiliki hobi sama dengan Fajar. Menghentikan kendaraannya di tempat biasanya, tidak lama Rifan datang dengan memberikan tatapan tajam.
"Wah....pemilik perusahaan besar sudah datang," ucap salah satu pria mendekati Fajar dan Rifan. "Bagaimana kalau kita taruhan?"
Fajar menyunggingkan bibirnya, menatap dengan penuh tantangan pada pria yang ada dihadapannya, "gue datang bukan buat onar!" Fajar menunjuk telunjuknya pada dada bidang pria itu. "Lo, tahu siapa gue jadi hati-hati kalau bicara."
"Bro, kita kesana." Rifan menarik Fajar agar tidak terpancing.
"Cemen."
Fajar membalikkan wajahnya menatap tajam, "apa lo bilang? Cemen? Siapa? Gue? Lo memang nggak tahu siapa gue?"
"Pria keparat dan bajingan kaya lo buat apa dikenal." Pria itu menatap tajam pada Fajar.
"APA MAU LO!"
Pria itu tersenyum meremehkan pada Fajar yang membuatnya semakin emosi. "Taruhan."
"Bro, nggak perlu didengarkan." Rifan menarik Fajar agar tidak terpancing.
"Apa yang lo punya sampai berani mengajak gue taruhan?" tanya Fajar dengan nada meremehkan.
"Apa yang lo, mau?" tanya pria dihadapan Fajar dengan tatapan sombong.
"Cewek itu." Fajar menunjuk cewek yang masih menggunakan pakaian kantor berada tidak jauh dari mereka.
Semua mata memandang cewek yang ditunjuk Fajar, sedangkan cewek tersebut menatap bingung dengan apa yang terjadi. Menatap pria yang ada dihadapan Fajar dengan tatapan tanda tanya, memberikan kode untuk petunjuk dan sayangnya pria di hadapan Fajar tidak peduli sama sekali. Fajar menatap itu dengan alis terangkat, hubungan apa diantara mereka berdua, tidak mungkin cewek itu hanya berdiri di belakang pria ini.
"Lo pasti dapatkan dia kalau menang taruhan ini. Tapi, apa yang gue dapat?" pria itu menatap Fajar tajam mengalihkan pandangan Fajar pada cewek itu.
"Apa yang lo mau?" tanya Fajar tidak kalah tajamnya.
"Motor lo." Pria itu menunjuk motor yang tidak jauh dari tempat Fajar berdiri.
Fajar menatap motor dan pria itu bergantian, pandangannya beralih pada cewek yang tadi menjadi bahan taruhan. Menimbang apakah yang dilakukannya memang sesuai dengan apa yang didapatnya nanti, berkali-kali menatap mereka bergantian sampai sebuah tangan menariknya membuat Fajar menatap tajam pada pelaku.
"Lo, serius taruhan sama dia?" tanya Rifan yang diangguki Fajar singkat "Lo tahu siapa cewek yang dijadikan taruhan?"
"Gue nggak peduli."
"Dia Indira salah satu anak buah gue, karyawan tercinta dari perusahaan lo."
Janda, tidak ada orang yang mau jadi janda. Setiap orang ingin pernikahannya berhasil, tapi keinginan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dona mengalami itu semua, menikah dengan pria yang suka melakukan kekerasan bahkan pada saat berhubungan intim. Fandi, pria yang sudah seharusnya menikah tapi kenyataan tidak semudah itu. Kepercayaan dengan wanita berkurang setelah wanita yang dicintainya lebih memilih menikahi kakaknya karena hamil. Fandi dan Dona yang mengalami masa lalu sulit bertemu secara tidak sengaja, kejadian demi kejadian membuat mereka dekat. Akankah mereka saling membuka hati satu sama lain?
Dihukum jadi pacar? Indira benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan hukuman aneh dari senior yang menurut informasi suka gonta ganti pasangan. Tidak tahu alasan jelas tentang hukuman, tidak berani menolak membuat Indira terjebak dengan hukuman ini bersama seniornya, Fajar. Memberikan hukuman aneh pada mahasiswi baru membuat Fajar menganggap sebagai obat traumanya. Menjalin hubungan dengan beberapa perempuan tidak membuat Fajar sembuh, tapi berbeda saat bersama dengan Indira. Tidak mengetahui masalah masing-masing membuat Fajar dan Indira menjalin hubungan sesuai dengan jalannya, selayaknya hubungan pada umumnya mampu membuat mereka dewasa. Apakah Fajar memang serius dengan perasaannya atau menganggap Indira sebagai obat traumanya? Akankah mereka berdua terbuka dengan semuanya?
Tania, merasa bahagia saat Yudi pacarnya dari sekolah menengah menikahinya. Berjuang bersama mendapatkan restu, menemani di saat tersulitnya dan ternyata menjebak dirinya. Yudi menjual Tania kepada Galih, bosnya. Tania harus menemani Galih bertemu dengan investor perusahaan dan pastinya melayani orang tersebut. Pertemuannya dengan Wijaya, tidak lain adalah investor perusahaannya membuat Tania mendapatkan cinta. Wijaya membantu Tania dalam menghadapi segala permasalahannya dengan Yudi, segala cara dilakukan agar proses mereka berjalan cepat. Mereka menikah setelah semuanya selesai, tanpa menunggu waktu lama Tania langsung hamil. Pernikahannya berjalan dengan lancar berbeda saat dulu bersama dengan Yudi. Apakah benar pernikahan mereka berjalan lancar? Tidak adakah masalah dalam kehidupan pernikahan mereka? Sejauh mana mereka menghadapi godaan dari sekitar di pernikahan mereka?
Dila, anak seorang pendiri salah satu pondok pesantren, Gus Wirto, ditaarufkan dengan salah satu santri. Namanya Fabian, mantan pecandu obat-obatan yang sengaja dikirim ke pesantren untuk menjadi pribadi lebih baik. Dila jadi ragu dengan perjodohan tersebut, terlebih lagi Dila sudah memiliki sosok lelaki idaman, yakni Prima, seorang hafiz Quran yang shaleh dan santun. Berbanding terbalik dengan Fabian. Dila ingin berkata jujur pada orang tuanya tapi tidak bisa dilakukan, keinginan kuat untuk keberhasilan proses taaruf ini membuat Dila tidak bisa berbuat banyak, segala cara sudah dilakukan agar batal dan selalu gagal. Saat Dila menyetujui semuanya rahasia Fabian terbuka satu per satu membuat dirinya terkejut. Lantas apa Dila akan tetap dengan keputusan menerima taaruf? Sejauh mana Fabian bisa berubah dari ketergantungan?
Cerita Dewasa! 21+ Emma gadis berusia tiga puluh tahun yang baru saja diterima bekerja di perusahaan H&D Group harus berhadapan dengan pria yang bernama Devan anak pertama dari pemilik H&D Group, kehidupan mereka berdua baik – baik saja hingga kejadian di Kalimantan saat mereka berada disana selama tiga bulan. Emma yang memiliki tunangan dan Devan yang memiliki istri dengan sengaja melakukan pernikahan disana agar apa yang mereka perbuat sah dihadapan banyak orang. Perjanjian mereka perbuat bahwa pernikahan mereka akan berakhir jika Emma menikah dengan tunangannya, pernikahan yang awalnya hanya untuk menghalalkan perbuatan mereka secara perlahan mengubah semuanya dimana Emma secara diam – diam mencintai Devan dan begitu pula sebaliknya. Akankah Devan terbuka pada istrinya? Atau Emma yang akan menerima Devan apa adanya dengan menjadi istri kedua?
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Wanita bertubuh ideal tidak terlalu tinggi, badan padat terisi agak menonjol ke depan istilah kata postur Shopie itu bungkuk udang. Menjadi ciri khas bahwa memiliki gelora asmara menggebu-gebu jika saat memadu kasih dengan pasangannya. Membalikkan badan hendak melangkah ke arah pintu, perlahan berjalan sampai ke bibir pintu. Lalu tiba-tiba ada tangan meraih pundak agak kasar. Tangan itu mendorong tubuh Sophia hingga bagian depan tubuh hangat menempel di dinding samping pintu kamar. "Aahh!" Mulutnya langsung di sumpal...
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?