/0/6789/coverbig.jpg?v=32554d235bc53ad479165e27ecb1b2f2)
Tidak pernah terbesit dalam benak Irene, bahwa baju Bridesmaids yang ia gunakan akan berubah menjadi baju pengantin. Irene harus menggantikan posisi kakaknya Tasya untuk menikah dengan calon kakak iparnya bernama Dev. Dev dan Tasya saling mencintai, namun demi mengejar cita-cita menjadi seorang model, Tasya terpaksa lari dari pernikahannya, tidak ingin menanggung malu, Dev pun meminta Irene untuk menggantikan Tasya menikah dengannya. Lalu apa yang akan terjadi dengan Dev dan Irene? Apa mereka bisa menerima dan saling mencintai satu sama lain? Ayo baca novelnya.
Menjadi bridesmaid adalah salah satu keinginan Irene, dalam hitungan menit, ia akan mengenakan seragam bridesmaidnya di hari pernikahan kakaknya. Gedung putih itu kini sudah seperti istana, dekorasi yang indah, serta pelaminan yang mewah semakin memperindah suasana.
Sama seperti Tasya, Irene juga sibuk merias diri, ia ingin terlihat cantik seperti Tasya. Tasya adalah kakak kesayangannya, di mana hari ini akan menjadi hari bahagia untuk Tasya, sebab ia akan melangsungkan pernikahannya bersama Dev kekasihnya.
Satu persatu tamu undangan pun datang, hingga memenuhi semua kursi yang sudah disediakan, pak penghulu beserta para saksi juga sudah berada di tempat, menantikan calon pengantin untuk duduk di meja akad.
Suara tamu undangan mulai terdengar ricuh, hampir 15 menit, Tasya dan Dev belum juga memenuhi panggilan penghulu. Semua orang bertanya-tanya, apa yang terjadi? Kenapa sang pengantin belum jua datang.
"Mohon maaf, acaranya akan segera kita mulai, apa calon pengantinnya belum selesai?" tanya penghulu.
Mama Ratna pun langsung beranjak dari duduknya, "Sebentar pak penghulu, saya akan memeriksanya," ucapnya.
Dengan jalan sedikit buru-buru, mama Ratna pun langsung menuju kamar Tasya dan Dev, setibanya di sana, ia sangat merasa terkejut, saat melihat Dev dan kedua orangtuanya yang terlihat tegang, dengan perasaan bingung, mama Ratna pun menghampiri seraya bertanya, apa yang sudah terjadi.
"Dev, apa yang sudah terjadi? Di mana Tasya?" tanya mama Ratna. Tanpa menjawab, Dev pun langsung menyerahkan sebuah surat yang Tasya tulis untuknya.
'Dev, aku minta maaf, aku tidak pernah berfikir untuk melakukan ini semua. Aku harus pergi Dev, aku ingin mengejar cita-citaku menjadi seorang model. Aku mencintaimu Dev, aku benar-benar mencintaimu, tapi keinginanku untuk menjadi seorang model tidak dapat dikalahkan dengan rasa cintaku untukmu. Sekali lagi aku minta maaf, aku tidak bisa menikah denganmu'
Seketika mama Ratna langsung terjatuh, ia tidak menyangka Tasya akan melakukan itu semua. Padahal ia tahu, Dev dan Tasya sama-sama saling mencintai, namun kenapa Tasya tega pergi hanya karena cita-citanya yang ingin menjadi seorang model.
Sejak dahulu, Tasya memang memiliki ambisi yang besar untuk menjadi seorang model, berkali-kali ia mengikuti sebuah agensi model, namun belum pernah memuaskan hatinya. Tepat 2 hari sebelum pernikahan, ia pun mendapatkan sebuah email, dari agensi terkenal yang berada di Singapura, ia diterima menjadi peserta, dan akan melakukan show ke berbagai negara. Tentu hal itu membuat Tasya merasa senang, dengan begitu ia akan menjadi model terkenal, ia ingin memberitahu Dev dan keluarganya, namun ia takut, mereka akan melarangnya. Ditambah agensinya melarang sebuah pernikahan, sehingga membuat Tasya nekat lari dari pernikahannya.
Dua puluh menit menunggu, papa Bram pun datang menyusul mama Ratna, mereka adalah orang tua Tasya dan Irene. Saat melihat mama Ratna menangis, membuat papa Bram penasaran, apa yang sudah terjadi? Apa yang membuat istri kesayangannya itu menangis.
"Ma, mama kenapa?" tanya papa Bram. Mama Ratna pun langsung memberikan surat yang Tasya tulis, sehingga membuat papa Bram syok dan nyaris jantungan.
"Bagaimana ini, Ma? Apa yang harus kita lakukan?" tanya papa Bram lagi, ia sama sekali tidak bisa berkata apa-apa, ia benar-benar merasa malu, wajahnya terasa tercoreng di depan Dev dan juga kedua orangtua Dev.
"Mama juga tidak tahu, Pa," jawab mama Ratna. Kemudian papa Bram pun menatap Dev, yang tengah berdiri sambil memperhatikan pemandangan luar dari jendela kamar mereka. Dev terlihat sangat kecewa, padahal ia sangat mencintai Tasya, ia bahkan bisa memberikan apapun yang Tasya inginkan, namun kenapa Tasya tega memilih pergi dan meninggalkan dirinya.
"Pak Sanjaya, Bu Ani, bagaimana ini? Pak penghulu sudah menunggu, begitu juga dengan para tamu undangan. Apa kita harus mengumumkan berita ini?" tanya pak Bram. Pak Sanjaya dan Bu Ani juga tidak bisa berkata-kata, mereka juga sangat kecewa, namun mereka tahu, ini bukan kesalahan papa Bram dan mama Ratna.
"Tidak ada pilihan pak Bram, kita harus membatalkan pernikahan ini, kita harus mengumumkannya, agar pak penghulu dan para tamu undangan tidak menunggu," sahut pak Sanjaya.
Namun mendengar itu Dev tidak setuju, ia tidak ingin membuat kedua keluarga merasa malu, ia juga tidak ingin acara pernikahannya dibatalkan, ia ingin membalas perbuatan Tasya, dimana pembalasannya akan lebih kejam dari apa yang sudah Tasya lakukan.
"Tidak Pa, pernikahan ini tidak boleh dibatalkan," ucap Dev. Papa dan Mama Ratna pun saling menatap, begitu juga dengan pak Sanjaya dan Bu Ani.
"Apa maksud kamu Dev? Tasya sudah pergi, dengan siapa kamu akan menikah?" tanya mama Ani.
"Irene," jawab Dev, seketika membuat papa Bram dan mama Ratna melongo terkejut.
"A-apa? Irene? Kamu tidak salah Dev?" tanya mama Ratna memastikan.
"Iya Tante, aku mohon, restui aku menikahi Irene, aku tidak ingin membuat keluarga kita malu, aku janji, aku akan membahagiakan Irene," pinta Dev. Papa Bram hanya melongo sambil menelan salivanya. Bagaimanapun ia tidak bisa menolak keinginan Dev, sebab keluarga Dev sudah banyak membantu perusahaannya.
"Tapi Dev, Irene masih sekolah, bagaimana bisa kamu menikahi anak sekolah. Dan belum tentu Irene akan setuju," tegas mama Ratna.
"Aku akan bicara dengan Irene," sahut Dev. Dengan wajah penuh kebencian, Dev pun berjalan menuju kamar Irene, ia juga membawa kebaya yang seharusnya Tasya gunakan. Melihat kepergian Dev, dengan cepat papa Bram, mama Ratna, pak Sanjaya dan juga Bu Ani pun langsung mengikuti.
Setibanya di kamar Irene, Dev pun langsung menerobos masuk, beruntung Irene sudah selesai, ia terlihat sangat cantik dengan dress-nya.
Melihat kedatangan Dev membuat Irene terkejut, tidak seharusnya Dev datang ke kamarnya, apalagi langsung menerobos masuk seperti itu.
"Kak Dev, apa yang kakak lakukan di sini?" tanya Irene, ia sama sekali belum mengetahui apa yang sudah terjadi, ia terlalu sibuk menyiapkan diri, sehingga ia tidak tahu akan ada bencana yang menyerangnya.
Kedatangan papa dan mamanya, dan juga kedua orangtua Dev semakin membuat Irene merasa bingung, apa yang sudah terjadi, kenapa wajah keluarganya terlihat tegang seperti itu.
"Papa, Mama, Om dan Tante, kenapa semua ke sini? Apa yang sudah terjadi?" tanya Iren lagi. Tiba-tiba mama Ratna pun langsung menangis, sehingga membuat Irene merasa panik.
"Mama, mama kenapa? Kenapa Mama menangis?" tanya Irene. Mama Ratna pun langsung memberikan surat Tasya, sehingga membuat Irene juga sangat merasa terkejut.
"Tidak! Kak Tasya tidak mungkin melakukan itu, dia sangat mencintai kak Dev, dia tidak mungkin pergi," ucap Irene. Irene pun hendak keluar mencari Tasya, namun langsung dicegah oleh Dev.
"Kamu harus menggantikan Tasya, Irene. Kamu harus setuju menikah denganku. Aku tidak ingin membuat keluarga kita malu!" ketus Dev, membuat Irene sangat merasa terkejut.
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.