/0/8099/coverbig.jpg?v=0709970bfecd1f5fe412002907769292)
Serene kabur dari perjodohan konyol, lalu terjatuh ke dalam galian tanah dan terbangun di dunia asing yang modern. Dominic tidak menyukai wanita, mendadak harus mengurus seorang gadis aneh di rumahnya.
Serene kabur dari perjodohan konyol, lalu terjatuh ke dalam galian tanah dan terbangun di dunia asing yang modern. Dominic tidak menyukai wanita, mendadak harus mengurus seorang gadis aneh di rumahnya.
Pagi yang damai di rumah bangsawan, para pelayan wanita tampak sibuk di suatu ruangan. Mereka menyarankan gaun-gaun mewah yang terpajang cantik di hadapan seorang gadis. Rambut pirang panjangnya sedang disisir pelayan lain di belakang punggungnya. Dia harus memilih satu di antara banyak gaun mewah itu untuk dikenakan pagi ini. Sebuah rutinitas setiap selesai mandi.
"Aku ingin yang berwarna soft pink saja," sebut gadis itu memutuskan pilihannya.
Beberapa menit kemudian dia sudah melangkah turun menghampiri meja makan di mana sudah duduk pria baya di sana. "Selamat pagi, ayah." Nama gadis itu adalah Serene. Memiliki sorot mata yang penuh percaya diri dan senyuman ceria.
"Duduklah," kata ayahnya. Hanya mereka berdua yang duduk di meja makan untuk sarapan bersama. Acara sarapan berlangsung dengan tenang hingga suara ayahnya mengalihkan perhatian Serene untuk mendengar.
"Serene, ada yang ingin ayah bicarakan denganmu." Ayahnya tampak ragu. Tetapi Serene mempersilakan sang ayah melanjutkan ucapannya. "Usiamu sekarang sudah memasuki usia menikah. Ayah berencana menikahkan dirimu dengan kenalan ayah."
"Siapa dia? Apa dia pemuda yang gagah?" Serene penuh harap sembari membayangkan pria tampan. Begitu melihat wajah ayahnya yang murung, Serene merasakan firasat buruk akan terjadi kepadanya.
"Bukan, dia dua puluh tahun lebih tua dari ayah."
"Apa!" kaget Serene. Dia tercengang lebar. Reaksi yang sudah diprediksi sang ayah. Sehingga lelaki baya itu hanya dapat memejamkan mata dengan tenang.
Serene meletakan pisau dan garpunya. Selera makannya jadi menurun drastis. Serene memang tidak masalah jika dijodohkan. Tetapi tidak dengan pria tua yang akan tutup usia dalam waktu dekat. Bahkan dirinya lebih cocok menjadi cucu daripada calon istri. "Kenapa?" Serene bukan gadis bodoh. Keputusan ayahnya tidak mungkin sembarangan.
"Karena ayah memiliki hutang padanya. Jika rumah dan seisinya digadaikan untuk membayar hutang, kita akan tinggal di mana? Ayah tidak sanggup membayangkan hal buruk menimpa kita. Akhirnya saudagar itu meminta dirimu untuk menikahinya maka semua hutang ayah dianggap lunas." Penjelasan ayah sungguh mencengangkan dunia Serene. Sebanyak apa sebenarnya hutang ayahnya ini? Dia tidak pernah tahu beliau memiliki hutang pada seseorang. Well, karena yang dia lakukan hanya bersenang-senang.
"Ayah minta bantuanmu. Bertahanlah dengannya sampai dia meninggal lalu kau akan mewarisi seluruh hartanya. Bukankah kita yang lebih diuntungkan di masa depan?" Bujuk rayu ayahnya terdengar menggiurkan. Tapi Serene yang syok berat jelas menolak permintaan ayah. Impiannya untuk menikah dengan seorang pria gagah dan tampan harus musnah karena pernikahan itu. Tidak, Serene tidak ingin menikahi pria tua meskipun seluruh hartanya akan diwariskan kepada dirinya. Serene memimpikan hidup bersama seseorang yang dicintai lalu memiliki anak dan keluarga bahagia sampai akhir hayat. Persis seperti di buku dongeng. Bagus sekali! Hidup nyatanya tidak seindah dunia fiksi!
"Aku tidak mau menikah dengan pria tua ayah. Titik!" Kemudian Serene meninggalkan meja makan. Dia pergi dengan hentakan kesal.
Ketika malam yang direncanakan tiba, untuk besok pagi upacara pernikahan, Serene sudah mengganti pakaiannya dengan gaun yang lebih sederhana. Pelayan pribadinya menatap dengan khawatir. "Bagaimana jika anda tertangkap, nona?" katanya melihat persiapan Serene tengah malam di kamar.
"Aku tidak akan tertangkap. Seminggu sebelumnya sudah aku perhitungkan semua jalur untuk kabur. Selama tidak menimbulkan kegaduhan, aku akan berhasil menggagalkan pernikahan itu." Serene mengambil kantong koin untuk bekal perjalanan. Dia menyimpannya di saku rok gaun. Satu minggu yang lalu, tepat setelah ayah memberitahu kabar perjodohan itu, Serene tidak bisa tinggal diam. Di otaknya merencanakan kabur dari rumah, lalu keputusan diambil malam ini, beberapa jam sebelum hari pernikahan dia sudah siap pergi ke tempat jauh sampai beberapa hari saja niatnya. Melihat situasi di rumah apakah sudah terkendali atau justru ayahnya mendapat masalah baru. Dia juga sudah melihat calon suaminya saat pertemuan makan malam di rumah. Benar-benar seorang kakek! Serene mana sudi menjadi istrinya.
"Aku akan ikut pergi dengan anda!" tegas pelayan itu tiba-tiba. Membuat Serene hampir tak percaya mendengarnya.
"Eh?? Apa kau serius?" tanya Serene.
Pelayan bernama Emma itu lantas mengangguk mantap.
"Baiklah. Kita pergi sekarang."
Emma membawa buntalan kain berisi pakaian. Mereka menyelinap ke luar kamar dengan hati-hati. Seluruh pelayan sudah dipastikan tidur oleh Emma. Jadi mereka dapat bergerak dengan lebih cepat menuju pintu belakang. Karena hanya di pintu belakang yang rahasia dan gelap luput dari penjagaan.
Ada tembok tinggi yang harus mereka lewati di sini. Untungnya Serene sudah mempersiapkan dengan matang. Dia mengambil tangga kayu yang disembunyikan di balik semak belukar lalu satu persatu menaiki tembok. Hingga aksi mereka dipergoki salah satu penjaga rumah. "Siapa di sana!" Teriakannya dapat menarik perhatian penjaga lain yang berkeliaran.
Serene bergegas melompati tembok, disusul Emma yang terburu-buru di belakangnya. Untuk sejenak mereka berhasil keluar dari wilayah rumah. Tetapi dari tikungan lain di luar, Serene melihat penjaga rumahnya yang lain mengejar bersama beberapa temannya. Serena dan Emma berlari sekuat tenaga memasuki hutan yang gelap.
"Aku tidak mengenal para penjaga itu. Siapa mereka?" tanya Serene pada Emma di tengah napasnya yang tersengal.
"Tadi siang aku melihat mereka mulai bekerja di sini. Kudengar mereka adalah penjaga dari calon suami anda."
Serene mencebikan bibir. Pria tua itu sudah mengantisipasi dirinya kabur rupanya. Sungguh merepotkan dalam situasi ini. Sesekali Serene menoleh ke belakang. Para penjaga itu keras kepala. Mereka mengejarnya sampai ke dalam hutan tak peduli gelap atau berbahaya. "Cih! Lari mereka cepat sekali!" keluh Serene.
Tiba-tiba pijakan mereka kosong. Serena tersentak saat mereka ditarik gravitasi di dalam lubang jurang. Jurang? Serene melihat sekilas ini bukan jurang, melainkan jebakan yang biasa dibuat untuk binatang. Sial. Serene menutup matanya takut merasakan sakit saat terjatuh dengan keras di dasar lubang jebakan hewan ini.
***
Seseorang menutup buku tebal di pangkuannya. Dominic mendengus tanpa ekspresi setelah membaca buku itu. Tetapi Harry yang terlihat berdiri di dekatnya justru yang berkomentar mengenai isi buku tersebut. "Sebuah cerita dengan ending mengejutkan bukan? Pada akhirnya gadis itu menikah dengan pria lanjut usia. Benar-benar gadis yang malang."
Harry menggeleng kasihan. Sebelumnya dia sudah membaca penuh isi buku tebal itu. Menceritakan kisah seorang gadis bangsawan di kerajaan Elvalia yang lari dari perjodohan konyol, tapi usahanya sia-sia ketika tertangkap para pengawal yang mengejar. Bukan cerita yang disarankan berakhir bahagia.
Lalu perhatian Dominic teralihkan ke samping jendela. Tampak langit malam menyelimuti seluruh kota. Perlahan dia berdiri dan mendekat ke jendela ketika menyaksikan bintang jatuh di kejauhan sana.
"Menurut orang tua, kalau kita melihat bintang jatuh, sesuatu di luar dugaan akan menimpa kita," kata Harry. Mereka masih di ruang kerja kantor ketika semua karyawan sudah pulang. Sifat workaholic Dominic membuatnya terlambat pulang hari ini. Sedangkan Harry, sebagai asisten pribadinya tetap menemani Dominic sampai diperintahkan untuk pulang.
"Aku tidak percaya. Bintang jatuh adalah meteor luar angkasa dan tidak ada hubungannya dengan kehidupan pribadi manusia." Dominic bukan tipe orang yang percaya tahayul. Dia hanya percaya apa yang dia lihat dan alami. Harry hanya tersenyum menanggapi.
"Kau boleh istirahat," kata Dominic kemudian. Membuat Harry undur diri dari ruang kerjanya dengan sopan.
***
Emily adalah gadis lugu yang lucu, sedangkan Evan adalah pria dewasa dengan aura maskulin yang memikat lawan jenis. Mereka bersama dalam ikatan saudara sebagai kakak dan adik. Suatu hari Emily dikejutkan dirinya tertidur di samping Evan tanpa busana!
[SISTER COMPLEX] "Dicintai begitu gila oleh kakak sulung adalah nasib naas bagi Cecillia." __ Aku pernah berharap untuk dicintai keluargaku. Tetapi aku tidak pernah berharap dicintai begitu gila oleh kakak sulungku yang setengah waras. "Kau milikku, Cecil." "Aku milik diriku sendiri!" Carlo menggeleng. "Kau milikku sejak dalam kandungan. Kau terlahir untuk ditakdirkan menjadi pasanganku. Aku mencintaimu dengan segenap jiwaku." Jiwamu sudah sakit, Carlo. "Jangan bodoh. Kau adalah kembaranku. Bukan milikmu," tegasku sudah berulang kali mengatakannya sampai terasa bosan.
Erina pikir dia bisa mengusir tutor baru itu. Namun yang dia alami malah membuat dirinya terikat dengan tutor baru itu.
Irena tidak pernah menyangka adik laki-lakinya memendam perasaan terlarang kepadanya.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...
Zara adalah wanita dengan pesona luar biasa yang menyimpan hasrat membara di balik kecantikannya. Sebagai istri yang terperangkap dalam gelora gairah yang tak tertahankan, Zara terseret ke dalam pusaran hubungan terlarang yang menggoda dan penuh rahasia. Dimulai dengan Pak Haris, bos suaminya yang memikat, kemudian berlanjut ke Dr. Zein yang berkarisma. Setiap perselingkuhan menambah bara dalam kehidupan Zara yang sudah menyala dengan keinginan. Pertemuan-pertemuan memabukkan ini membawa Zara ke dalam dunia di mana batas moral menjadi kabur dan kesetiaan hanya sekadar kata tanpa makna. Ketegangan antara kehidupannya yang tersembunyi dan perasaan bersalah yang menghantuinya membuat Zara merenung tentang harga yang harus dibayar untuk memenuhi hasratnya yang tak terbendung. Akankah Zara mampu menguasai dorongan naluriahnya, atau akankah dia terus terjerat dalam jaring keinginan yang bisa menghancurkan segalanya?
Bagi Sella Wisara, pernikahan terasa seperti sangkar yang penuh duri. Setelah menikah, dia dengan bodoh menjalani kebidupan yang menyedihkan selama enam tahun. Suatu hari, Wildan Bramantio, suaminya yang keras hati, berkata kepadanya, "Aisha akan kembali, kamu harus pindah besok." "Ayo, bercerailah," jawab Sella. Dia pergi tanpa meneteskan air mata atau mencoba melunakkan hati Wildan. Beberapa hari setelah perceraian itu, mereka bertemu lagi dan Sella sudah berada di pelukan pria lain. Darah Wildan mendidih saat melihat mantan isrtinya tersenyum begitu ceria. "Kenapa kamu begitu tidak sabar untuk melemparkan dirimu ke dalam pelukan pria lain?" tanyanya dengan jijik. "Kamu pikir kamu siapa untuk mempertanyakan keputusanku? Aku yang memutuskan hidupku, menjauhlah dariku!" Sella menoleh untuk melihat pria di sebelahnya, dan matanya dipenuhi dengan kelembutan. Wildan langsung kehilangan masuk akal.
PENUH KEJUTAN ENDING TAK TERDUGA. Khusus bagi mereka yang sudah pernah atau masih memiliki mertua atau menantu
Akibat memiliki masalah ekonomi, Gusti memutuskan bekerja sebagai pemuas. Mengingat kelebihan yang dimilikinya adalah berparas rupawan. Gusti yang tadinya pemuda kampung yang kolot, berubah menjadi cowok kota super keren. Selama menjadi Pemuas, Gusti mengenal banyak wanita silih berganti. bahkan, Dia membuat beberapa wanita jatuh cinta padanya. Hingga semakin lama, Gusti jatuh ke dalam sisi gelap kehidupan ibukota. Ketakutan mulai muncul, ketika teman masa kecil dari kampungnya datang. "Hiruk pikuknya ibu kota, memang lebih kejam dibanding ibu tiri! Aku tak punya pilihan selain mengambil jalan ini."
© 2018-now Bakisah
TOP