/0/8116/coverbig.jpg?v=6732da09d1d136c09ab8999806885021)
"Pokoknya Oma nggak mau tahu! Bagaimanapun juga kamu bersalah dalam masalah ini dan Oma harap kamu bisa tanggung jawab dengan cara menikahinya!" "Adrian nggak mungkin menikahi gadis itu! Bahkan Adrian aja nggak tahu namanya! Mana mungkin Adrian menikah seseorang tanpa nama?! Adrian hanya mencintai Jane, Oma." Adrian mengutuk dirinya sendiri yang seolah nasib sial selalu saja mengikutinya. Berawal dari ditinggal kekasihnya menikah dengan laki-laki lain sampai akhirnya ia terlibat kecelakaan yang membuat seorang gadis lupa ingatan karenanya di satu hari yang sama. Karena tak punya pilihan lain, akhirnya ia terpaksa menikahi gadis yang ia tabrak tersebut. Apakah pernikahan mereka akan berlangsung bahagia? Bagaimana mereka akan menjalani kehidupan pernikahan mereka setelah ini.
"BIARKAN SAYA MASUK! SAYA HARUS BERBICARA DENGAN KEKASIH
SAYA YANG BERADA DI DALAM SANA!" Adrian berteriak seperti orang kesetanan.
Sementara itu, beberapa laki-laki yang memakai baju serba hitam dengan cepat langsung
menahannya agar tidak menerobos masuk ke dalam venue acara pernikahan.
"JANE, KELUAR KAMU! HARUSNYA KAMU MENIKAH DENGANKU! BUKAN
DENGAN LAKI-LAKI ITU, JANE!" Laki-laki tampan itu terus berteriak. Namun, suaranya
masih kalah dengan musik yang mengalun di area tersebut. Selain itu, nampaknya pihak keluarga
pengantin juga sudah memprediksi bahwa kejadian seperti ini pasti akan terjadi. Sehingga yang
mereka lakukan saat ini hanya menjauhkan wilayah di mana para tamu baru masuk dengan lokasi
utama pernikahan.
Tentu saja sekeras apa pun Adrian berteriak, Jane-kekasihnya atau lebih tepatnya
mantan kekasihnya juga tidak akan mendengarkan suaranya. Itu karena ia berada jauh di luar
lingkaran. Adrian juga tidak bisa melakukan apa pun lagi karena bagaimanapun juga tenaganya
masih kalah jauh dengan para pahlawan berbadan kekar yang mengelilinginya dan menariknya
menjauh dari area sana.
"PERGI SANA! KAMU TIDAK DIHARAPKAN DI SINI!" ucap seseorang yang
tubuhnya sangat kekar. Jika Adrian bisa menebak, maka ia bisa mengatakan jika orang tersebut
adalah pemimpin pasukan pengawal yang bertuga menjaga dan mengamankan di acara
pernikahan kekasihnya sendiri.
Adrian menangis. Ini seperti mimpi buruk baginya. Bagaimana tidak, Jane-kekasihnya
yang sebelumnya sudah menjalin hubungan dengannya selama hampir lima tahun lamanya, tiba-
tiba saja menghilang begitu saja selama tiga minggu terakhir. Adrian tidak bisa menemui gadis
itu. Ia sudah mencoba menghubungi, mengirim pesan, bahkan mengirim email kepada gadisnya
tersebut. Bahkan, sampai ia mencoba mendatangi rumahnya beberapa kali, tetap saja Jane
nampak seperti hilang ditelan bumi.
Adrian juga sudah mencoba melakukan berbagai cara untuk menghubungi teman-teman
Jane. Akan tetapi, semuanya juga tetap bungkam. Jika ada yang berani berbicara, mereka hanya
mengatakan jika mereka tidak tahu menahu mengenai keberadaan Jane. Sampai akhirnya hari ini,
ia justru mendapatkan kabar menyedihkan seperti itu melalui salah satu saluran televisi swasta.
Hari ini, di hari yang cerah di mana sangat kontras dengan perasaan hatinya, Adrian
mendapati bahwa kekasihnya-Jane justru menikah dengan orang lain. Hal itu tentu saja sangat
menyakiti perasaan Adrian. Terlebih ini semua terjadi setelah banyak masalah yang
menghampiri.
"Tapi, setidaknya izinkan saya untuk bertemu dengan Jane di dalam!" Adrian masih
bersikeras untuk bisa menemui Jane di dalam. Namun, mereka semua menolak. Mereka semua
sudah diberitahu oleh atasan mereka bahwa laki-laki bernama Adrian Estu Kawiswara. Karena
seolah mereka paham apa yang akan dilakukan oleh Adrian jika hadir di acara pernikahan putra
dan putri mereka.
"Tidak bisa, ini semua sudah sesuai dengan perintah yang diberikan oleh atasan kami
semua. Maka kami harap agar kamu segera pergi dari sini! Bagaimanapun juga kamu bukanlah
tamu yang diundang pada hari ini. Apa kamu sadar bahwa kamu hampir saja mengacaukan pesta
pernikahan Nona Jane di dalam sana? Dasar tidak berguna!" maki salah satu di antara mereka.
Adrian kini bangkit. Ia langsung berusaha menerobos masuk ke dalam, sampai akhirnya
ia para pengawal itu melakukan apa yang sudah mereka ingin lakukan sejak tadi.
Bugh! Bugh! Bugh!
Adrian tidak bisa melawan sebab sudah dipukuli oleh banyak orang seperti ini. Jika
seandainya ia ingin melawan pun, rasanya juga percuma. Sebab ia juga sudah tidak memiliki
kekuatan lebih jauh lagi. Adrian mencoba untuk menangkis setiap serangan. Sampai akhirnya,
kumpulan pengawal itu berhenti.
"Sudah sudah. Rasanya itu sudah cukup. Laki-laki tidak berguna ini pasti akan segera
mati setelah ini! Lebih baik kita segera kembali menjaga. Jika kita terus di sini, kita justru bisa
dituntut atas pasal penganiayaan."
"Lebih baik kamu segera pergi dari sini. Apalagi kamu ini sebentar lagi akan jatuh
miskin, tentu saja kamu tidak akan pantas bersanding dengan Nona Jane yang sempurna. Nona
Jane memang hanya cocok dengan suaminya yang sekarang. Mereka sama-sama berasal dari
keluarga yang kaya raya!" ucap salah satu dari mereka lagi. Adrian diam saja. Selain memang ia
tidak bisa menjawab hinaan orang tersebut, ia juga sudah begitu lemah saat ini. Itulah yang
sedang ia rasakan untuk saat ini.
Mereka semua mengangguk seolah setuju dan setelah itu, mereka semua meninggalkan
Adrian seorang diri di luar gedung mewah itu. Darah segar menetes dari hidungnya dan juga
ujung bibirnya. Jika mereka melanjutkan lebih lama perbuatan mereka tersebut, maka bisa
dipastikan jika semua tulangnya akan remuk redam dan tidak akan terasa lagi di tubuhnya.
Adrian mencoba menyeret tubuhnya dan berusaha untuk masuk kembali ke dalam mobil.
Ia sama sekali tidak tahu harus menghubungi siapa saat ini. Keluarganya yang tersisa hanyalah
oma dan opanya. Mereka telah cukup tua untuk mengurusi dirinya yang benar-benar berantakan
seperti ini.
Adrian menyeka darah segar yang terus menerus mengucur deras menggunakan lengan
bajunya. Ia bahkan tidak memiliki tissue atau sapu tangan yang bisa ia gunakan. Hari ini benar-
benar hari sialnya. Bukan hanya hari ini. Namun, ia rasa sudah sejak beberapa bulan yang lalu,
kesialan selalu menimpa dirinya ini. Adrian berjalan menuju mobilnya yang terparkir cukup jauh
dari tempatnya saat ini.
Pria tampan itu berjalan dengan bersusah payah sampai akhirnya ia berhasil mencapai
mobilnya. Ia masuk dan menarik napas. Ia melihat pantulan dirinya dari kaca spion di dalam
mobil dan mendengus keras. Namun, tak lama kemudian ia justru membenturkan kepalanya ke
arah setir mobilnya sendiri. Ia nampak begitu frustasi hari ini.
"Jane, kenapa kamu harus ninggalin aku kaya gini?! Kenapa kamu harus pergi sama
orang lain di saat aku butuh kamu?" lirih Adrian. Tangisannya sangat terasa sekali sebagai
seseorang yang terluka dan sakit hati. Ia bahkan tidak tahu bagaimana caranya untuk bisa bangkit
dari hatinya yang patah atau sekadar membuka hati.
Setelah itu, Adrian menangis kencang. Seorang diri di dalam mobilnya. Ia bahkan sampai
tidak datang ke kantor. Tidak peduli keadaan kantor yang juga sedang kacau balau sekali pun.
Dunianya hancur saat ini. Adrian menyetir tanpa arah. Ia bahkan tidak tahu ia hendak ke mana
saat ini. Ia mengabaikan semua rasa sakit dan nyeri di sekujur tubuh dan wajahnya.
Ia terus menyetir sampai malam hari. Ia menutup matanya. Tiba-tiba saja bayangan untuk
melakukan bunuh diri dengan cara menjatuhkan mobilnya ke jurang terlintas saat ini. Namun,
ketika ia hendak membuka mata dan melaksanakan keinginannya, ia benar-benar terkejut karena
tepat di hadapannya ada seorang gadis yang sepertinya lari dan melintas di jalanan sepi itu. Ia
tidak bisa mengendalikan mobilnya sendiri.
Brak!
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Ika adalah seorang ibu rumah tangga yang harus berjuang mencari nafkah sendiri karena suaminya yang sakit. Tiba-tiba bagai petir di siang bolong, Bapak Mertuanya memberikan penawaran untuk menggantikan posisi anaknya, menafkahi lahir dan batin.
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?