Sekitar 20 tahun yang lalu, Nolan Benvolio menjadi menantu keluarga ibu Scarlet dan tinggal bersama keluarganya. Kakek Scarlet beranggapan bahwa Nolan adalah seorang pria yang cakap dan jujur. Dia benar-benar memercayainya hingga menikahkan putri tunggalnya dengan Nolan dan mendukung kariernya.
Di luar dugaan, begitu kakek Scarlet meninggal, Nolan menampakkan sifat aslinya. Dia menguasai properti milik kakek Scarlet dan membawa pulang wanita simpanannya, Kyra, dan putri haramnya, Colleen.
Kemudian, Nolan menuntut cerai dari ibu Scarlet. Hal ini menjadi beban emosional baginya hingga akhirnya dia jatuh sakit. Ketika ibu Scarlet dirawat di rumah sakit, Kyra mengajak adik laki-laki Scarlet keluar untuk membeli sesuatu, tetapi adiknya itu tidak pernah pulang ke rumah.
Selama bertahun-tahun, wanita jahat itu tetap bersikeras bahwa adik Scarlet menghilang begitu saja, tetapi Scarlet dan ibunya tidak pernah memercayainya.
Adik Scarlet, yang dua tahun lebih muda darinya, menghilang sejak saat itu tanpa alasan yang masuk akal.
Merasa patah hati, akhirnya ibu Scarlet setuju untuk bercerai dengan Nolan. Kemudian, dia dan Scarlet pindah rumah dan hidup sendiri.
Tahun lalu, penyakit ibu Scarlet mencapai stadium akhir. Mengetahui bahwa dia akan segera meninggal, dia memutuskan tidak ingin membuang-buang uang lagi untuk biaya pengobatan dan pergi menemui Keluarga Fabianto.
Di masa lalu, ibu Scarlet pernah menyelamatkan nyawa nenek Levon, dan wanita tua itu telah berjanji padanya bahwa dia bisa meminta bantuan padanya jika terjadi sesuatu.
Keinginan terakhir ibu Scarlet adalah agar Scarlet diasuh ketika dia meninggal. Dia ingin agar Levon menikahi Scarlet. Jika Scarlet menjadi menantu keluarga kaya-raya, tidak akan ada seorang pun yang berani menindasnya.
Sesuai kesepakatan antara ibu Scarlet dan nenek Levon, akhirnya Levon dan Scarlet menikah setelah ibu Scarlet meninggal dunia.
Keluarga Benvolio telah mengabaikan Scarlet selama bertahun-tahun. Begitu mereka mengetahui bahwa dia telah menikah dengan Keluarga Fabianto, mereka mulai mengusiknya dan meminta kembali uang yang telah mereka bayarkan untuk biaya pengobatan ibunya.
Ketika itu, Scarlet hanyalah seorang gadis yang belum berpengalaman dan lugu. Levon sedang ke luar negeri, dan dia tidak punya siapa-siapa untuk mendukungnya. Dia tidak berani mengetuk pintu kamar nenek Levon, takut wanita tua itu akan merasa kesal dan mengusirnya.
Keluarga Benvolio telah mengambil semua hadiah pernikahan yang didapatkannya dari Keluarga Fabianto. Ketika mereka mengetahui bahwa Levon tidak menganggap Scarlet dengan serius, dan bahwa mereka tidak bisa memperoleh manfaat apa pun lagi darinya, mereka mulai memperlakukannya seolah dia tidak ada.
Itulah sebabnya ketika mereka bertemu lagi, Scarlet langsung mengatakan pada Colleen untuk tidak mengganggunya. Dia tidak ingin memiliki hubungan apa pun dengan Keluarga Benvolio.
Scarlet hendak berjalan pergi, tetapi Colleen meraih bajunya dan mulai menyeretnya. Secara refleks, Scarlet melindungi perutnya.
Melihat hal ini, Colleen mencibir. Dia tahu apa yang sedang membebani pikiran Scarlet.
Dia menghempaskan Scarlet ke dalam mobil. Dengan tangan yang melindungi perutnya, Scarlet memutuskan untuk tidak melawan. Jika dia terluka, bayinya juga akan ikut terluka.
Pada akhirnya, Colleen membawa Scarlet kembali ke kediaman Keluarga Benvolio. Ketika melihat Scarlet, Nolan dan Kyra merasa gembira sekaligus kesal.
"Kudengar kamu dan Levon sudah bercerai," ucap Kyra.
"Itu tak ada hubunganya denganmu," ucap Scarlet dengan nada dingin.
Scarlet melindungi perutnya sambil menatap ayah dan ibu tirinya dengan penuh kewaspadaan.
"Scarlet, aku yakin kamu sedang terluka sekarang. Ibumu telah meninggal, dan sekarang suamimu meninggalkanmu. Namun, kamu tetaplah putri dari Keluarga Benvolio. Tinggallah kembali bersama kami, dan kami akan mengurusmu. Bagaimana menurutmu?"
Tidak mendapat tanggapan dari Scarlet, Kyra menambahkan, "Kamu terlihat lelah. Minumlah teh dulu. Aku sudah menyuruh seseorang untuk membersihkan kamarmu dan mendekorasinya sesuai dengan seleramu. Kamu bisa naik ke atas dan melihat apakah kamu menyukainya atau tidak," ucap Kyra sambil tersenyum. Dia berinisiatif membawakan teh untuknya, tetapi Scarlet tidak ingin melunakkan sikapnya terhadap wanita itu.
"Sejak kapan kamu begitu peduli tentang seleraku?"
"Bagaimana kamu bisa berbicara seperti itu pada ibuku? Berani-beraninya kamu! Dulu kamu memiliki Keluarga Fabianto sebagai pendukungmu. Bagaimana bisa kamu masih bersikap begitu sombong ketika kamu tidak lagi menjadi bagian dari mereka?!" sela Colleen dengan penuh amarah.
"Apa yang sedang kamu bicarakan, Colleen? Scarlet tetaplah adikmu, kita adalah keluarga."
"Kita bukan keluarga. Kita tidak memiliki hubungan apa pun. Aku masih harus pergi ke kampus, aku tidak punya waktu untuk omong kosong ini."
Setelah mengatakan itu, Scarlet hendak berdiri, tetapi tiba-tiba Kyra menahannya dan menampar wajahnya. Senyum lembut keibuan yang ditunjukkan Kyra beberapa saat lalu kini telah menghilang tanpa jejak.
"Dasar sialan! Kamu pikir kamu siapa? Kamu tidak ingin minum teh yang telah kutawarkan dengan sopan? Kalau begitu tidak usah diminum!" ucap Kyra sambil menyiramkan teh panas tersebut ke wajah Scarlet. Wajah Scarlet terasa terbakar hingga kepalanya mulai terasa pening, seolah-olah kepalanya sudah akan meledak.
Kemudian, Kyra mengeluarkan kontrak pengalihan properti. "Tanda tangani ini, atau aku akan mematahkan kakimu!"