iusir secara tidak langsung dari kamarnya sendiri. Tanpa izinnya Bagas menyulap kamar mereka menjadi kamar

m suaminya selingkuh. Tangan Eriska sempat menyapu ranjang pengantin yang kini milik Andin. "Dulu kamu seneng tidu

esar hingga tidak satu pun tersisa. Dia menarik baju dari dalam koper besar menuju ke kamar barunya yang terletak di samping kamar lamanya.

ikan Bagas dan Andin berduaan di dalam kamarnya, tapi untuk sekarang dan kedepannya Eriska ingin menj

ih sah suami dan istri, tapi dia tidak mengharapkan nafkah batin dari Bagas. Suaminya sudah menem

ng suami dengan madunya. Isak tangis kembali hadir hingga pipinya kembali basah. "Kamu jahat

il memejamkan matanya yang sudah sembab. Sekitar puk

kok gini, kalo gini aku nggak akan bisa kerja, keluar rumah jug

atu sebagai kompres. "Kalo sampai siang nanti keadaan

pa buah-buahan kesukaan Bagas, dia meliriknya. "Mas Bagas

n angka yang akan tertuju pada Bagas, tapi dia mengurungkan niatnya kala mengingat Andi

ong Ti

iska berjalan perlahan menghampiri seseorang yang entah siapa,

h dateng?" heran Eriska

cek keadaan mbak, mba

ngkat. "Aku nggak a

ak apa-apa. Eh, by the way kenapa pa

elanja," dusta Eriska, ala

bak? Kalo suami aku kaya suami mbak, udahlah habis dia

ris, tapi dia memilih bungkam karena cintanya pada Bagas mengalahkan rasa sakit. Setidaknya untuk saat ini. Namun,

tatapan matanya kosong d

aikan tangannya di

engerjap. "I

u." Nina begitu prihatin pada keadaan Eriska, dia juga wa

mbung