img Pengkhianatan Istriku  /  Bab 4 Duka | 6.45%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Duka

Jumlah Kata:1090    |    Dirilis Pada: 07/06/2023

hat jasad ibu terbujur kaku menjadi mayat. Malam takbiran berubah menjadi lautan tangisan duk

at orang yang paling aku sayangi. Menyaksikan ibu yang kucintai harus menghembuskan napas terakhir di malam takbi

i sempat memberikan air hangat untuk Ibu berbuka puasa," ucap Wiji. Menundukkan wajah seolah me

ah dengan kontrakkan tidak terlalu jauh. Hanya bersebelahan. Jadi, k

bu begini mungkin tidak …." Aku menggantung kalimat.

, Mas. Mereka bilang kamu sudah pulang bersama Rafa

untuk menghubungi, tetapi pada saat itu kita sudah pulang semua. Bahkan, pr

ku, Bu. Aku tidak punya siapa-siapa

ap wajah keriput ibu yang sudah menua. Sen

ai tanda permintaan maaf. Namun, ta

bari menunjukkan baju gamis mewah yang dibelikan oleh N

am. Aku tidak menyangka kepergian ibu akan secepat ini. Masih kuingat kemarin dulu dia menggend

? Kok menangis?"

pergi? Apa dia t

dan menciumku seolah tidak ingin berpisah. Waktu itu, aku ingat saat ayah akan pergi meni

Danu

anu! Ayah akan pergi.

ayang sama Ayah. Danu janji

embesarkanku seorang diri. Dia membawaku kemanapun pergi. Tak pernah s

menangis begini, maka perjalanannya akan menjadi terhambat," ucap Pakde J

ih, P

aga nanti?" Rafa langsung memeluk tubuh

asih tetap bergeming. Wiji berusaha untuk menghib

stirahat dan tidur. Besok kita aka

akan sendirian

ya

n dimakan cacing tanah. Apa benar begitu?" tan

satu tahun, namun Rafa—anak yang pintar. Dia

bisa mengaji dan berhitung satu sampai seratus. Setiap hari Rafa ak

pernah duduk di bangku sekolah. Setelah selesai jam makan siang, p

telah mengantarkan dia menjadi pria yang tangguh. Dia dihukum sepuluh tahun penjara karena kasus pembunuhan. Dia hanya dijebak oleh

ian. Dan jasadnya akan membusuk kembali ke bumi. Kita berasal

ntar untuk mengetahui. Mana yang baik dan mana yang buruk. O

elimut dengan kain jarik yang sudah lusuh. Kemiskinan telah membuat hidup Rafa menjadi anak yan

n yang keras. Tahan hujan ataupun cuaca yang panas. Kulitnya yang p

ntikan bajunya. Aku pamit, Mas. Besok aku akan da

Kamu sudah banyak

eng kok bisa bantu Ibu. Dia

Ji. Semoga Allah membalas

mii

mentara, ayahnya masih terlihat berjaga-

dan juga dermawan. Meski dia hanya petani b

an kembali lagi ke sini untuk mengantar Em

ah mau mengantarkanku s

bantuan bilang saja. Nanti sa

sih,

lama kemudian, mobil sedan itu pergi meninggalkan

n aku masih duduk di samping jenazah ibu. Rasa kantuk tak jua

ar. Meski sejak tadi belum diisi. Hanya air putih untuk membasahi kerongkongan. Walau tiap har

*

sam

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY