a dan gantikan Lyra sampai dia sembuh!" ucap m
Mama tau sendiri, sekolah impian Lyora itu di Swiss,
aran kamu di vonis tumor otak dan Lyra nggak boleh kelelahan," ujar wanita pa
tal." Lyora tidak mau berhenti dari sekolah impiannya. Ia sudah be
h bersama dengan Lyora, karena sekolah tersebut hanya menerima murid murid yang c
Davira terus memaksa sang anak untuk men
ari sekolah, maka Lyora harus menunggu tahun depan biar bisa mas
l
pipi Lyora, hingga membuat
at. Jika Lyra di berhenti sekolah, maka Lyra akan lama untuk menyelesaikannya, Lyora!" nada tinggi dari Davi
Ia tidak menyangka, jika sang
h dari Lyora begitu menyayat hati. Kedua bola mata Lyora menat
arus menggantikan Lyra." nada yang tida
rgi menuju kamar dan meningga
atap papa
baikan bersama." Setelah mengucapkan itu, pria parubaya yang serin
sama, tapi kebaikan
rjalan menuju kamarnya. Ia meng
masuk kedalam kamar. Kaki Lyora terus
ur. Malam ini, Lyora lelah. Bukan
*
icauan burung begitu indah di dengar. Sinar matah
ari bibir mungil gadis itu, kala
ara wanita parubaya masuk ke indra pend
pun mengerjab-ngerjabkan matanya
kamu mandi dan turun unt
ra terdengar. Lyora bangun dan memposisikan dirinya unt
ujar Davira yang langsung melengg
yawanya sudah terkumpul, ia pun beranjak turun dar
ora sudah keluar dari kamar mandi. Dengan bath
ng memakainya. Lyora tidak tau siapa yang menyiapka
Ia mengambil bedak tipis, lalu ia aplikasikan ke wajahnya. Melihat ti
, Lyora mengambil sisir dan
fasnya. Merasa sudah lengkap dan tidak ada yang kurang,
a
a
asang mata menatap ke arah sumber suara. Dengan raut datarnya da
yora," puji Lyra den
ra tidak membenci Lyra, tapi ia membenci p
" suara berat Adrian terdengar. Mereka semua p
makan yang banyak ya Lyra, agar kamu cepat sembuh," lembut Davira pada Lyra.
ggak suka Mah," cemberut Lyra y
yang sehat sehat," lembut Davira yang membuat Lyora
era menepis rasa irinya. Ia tidak boleh iri dengan kembarannya yang
pamit berangkat," ucap L
u sarapan mu belum ha
Lyra," Lyora langsung melenggang pergi
yang tau kenapa sikap anak b
*
s mengendarai motornya dengan kecepatan normal.
hingga kecepatan motornya bertambah
i akhirnya ia sampai di SMA Antariksa. Suara deru mo
Lyora membuka helmnya, lalu ia mengibaskan rambutnya. Lyora turun dari motorny
ri ini," ucap salah satu dari kelima
adi bawa motornya. Buset, ini mah idaman para cowok
kelasnya, yaitu XII MIPA satu. Seperti biasanya, Lyora memasang wajah cu
ucap salah satu cowok dalam hati. Cow
ngan raut datarnya, Arthur melangkahkan kakinya
an kakinya mencari kelas XII MIPA satu. Kakiny
ala membaca tulisan yang ber
h menit Lyora mencari kelas XII MIPA satu. Lyora tidak menyerah, i
melangkahkan kakinya masuk kedalam XII MIPA satu. Para murid yan
ka kagum melihat penampilan Lyor
ah siswi di kelas
er suara, "untung aja ada yang manggil. Jadi gue
manggilnya. Sesampainya, Lyora langsung
tau," ucap cewek itu yang bernama Aurelia Candram
a urusan penti
e keluar dari bibir Lyora, "gue? Sejak k
nggak pernah pakai kata gu
ata enak pakai kata kata itu," ucap Ly
ng ngomong, hari ini lo beda banget tau
ia mengalihkan pandangannya ke dep
anak anak," sa
Pak,
ada yang tidak. Lyora yang merasa di perhatikan, ia menolehkan kepala
lihkan pandangannya. Ia merasa
soal di depan, maka nilainya akan bapak tambah
ntuk mengerjakan soal di depan. Namun saat Arthur hendak bangkit be
an soal soal yang ada di papan tulis. Tangan Lyora
but. Guru itu pun mulai mengecek jawaban yang di kerjakan Lyora. Seketi
semua," sang sang guru yang bertepuk tangan. Gur
r
r
ya dengan pagi ini. Lyra yang di kenal tidak pintar pintar amat,
k, kamu bisa istirahat dan nilai kam
sih Pak," setelah mengucapkan itu Lyora
sih kaget kala Lyora mengerjakan