nting. Apa yang telah terjadi dengan Suci, video yang sudah terkirim, dan potensi kedatangan petugas dari yayasan perlindungan p
. Itu bukan orang dari yayasan perlindungan perempuan dan anak, melainkan ibunya sendiri, Farida. Bagas mematung, tidak
dia akan lama disana. Aduh, gawat ini jika Ibu tahu," uj
wajahnya cemberut gitu sih lihat ibu pulang. Nggak seneng ya lihat ibu pulang," ucap F
. Katanya lama, kok udah balik aja," jawab B
ada yang terjadi di sini?" tanya Farida dengan nada tegas
u," jawab Bagas, mencoba
lah. Tidak hanya harus menghindari konfrontasi dengan ibunya, tetapi juga menghadapi tekanan dari yayasan perlindungan perem
emasuki rumah dengan penasaran. Sedangkan Bagas mengik
ebingungan dan kekhawatiran, ia memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut. Ada ketegangan yang te
t ruang makan yang biasanya rapi, kini porak poranda.
ada Farida. Ia ingin mengatakan segalanya. Tapi hal itu tentu akan percuma
bunya emosi. Dia tidak pernah berencana untuk memberitahu ibunya tentang insiden ini, tg menatap tajam kearah Suci. "Apa yang terjadi di sini?" ia mengulangi pertanyaannya, kal
m pada Suci. Wajahnya tampak marah, dan matanya berkila
Kami sedang memiliki pertengkaran biasa, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Suci kan memang
. Kamu sengaja ya ingin membuat an
"Ibu, itu tidak benar. Ini masalah serius bukan sekedar pertengkaran biasa. B
mu! Jangan coba-coba membuat masalah
isembunyikan oleh anak dan menantunya ini. "Kalian berdua tidak akan bi
g melakukan ini semua hanya karena masalah sepele. Bahkan ia juga memukul S
ggah Farida dengan sedikit berteriak. Tangannya terang
n lakukan itu!" Ka
uga aneh. Tumben kamu
anti masalahnya j
a? Sebenarn
akan berbicara terus terang kepada ibunya tentang situasi yang sebenarnya
ahkan, mulai berbicara dengan tegas, "Baiklah, cukup! Saya in
rnya-" Suci akan mengawali cerita tapi Bagas segera menghentikann
al aku menikahimu. Kunci saja mulutmu. Jelas-jelas tidak
elah ini." Kata Suci dengan tersenyum sengit. Ia tidak menyangka ji
ada harganya bagiku." Teriak Bagas. Kali ini ia tidak bisa lagi menyembunyikan ket
ai mengancam anak kesayangan. "Suci, cepat jelaskan apa maksudmu bicara seperti
ras di pintu depan rumah mereka, membuat semua orang terdiam. Mata mer
ut melanda batin Bagas, "apakah ini petugas dari yayasan perlindungan peremp
di tengah ruang makan, menunggu dengan keteganga
ang mencekam, Bagas, Suci, dan Farida saling pandang, mencari
nggam gagang pintu dengan gemetar dan dengan hati-hati membukanya. Saat pintu t
mbang pintu, berdiri seorang wanita muda dengan ekspresi murung. Dia adalah Anita, adik Bagas, yang tiba-tiba datangi ke rumah mereka tanpa