mu, harusnya kau
dan berfikir
zal
." panggil Rara yang sedari tadi tak
jawab Lea pelan, karena saat ini Lea sedang menahan rasa mal
au ada masalah tuh cerita. Sini cerita ke gue, gua siap kok dengerin semua cerita Lo." Rara bingung, akhir akhir ini sahabat
" jawab Le
ita, aku siap kok dengerinnya, dan kalau aku
sahabat nya itu seperti lagi m
membuat Lea tertarik dan jatuh hati. Lea memilih memendam sendiri perasaannya dan rasa penasaran nya kepada lelaki yang ia kenal sewaktu masih di pesantren. Bukan giman
*
enuntut ilmu agama di
a lalu menundukkan kepalanya sambil berjalan melewati lelaki itu dengan perasaan yang aneh, jantung nya berdebar abnormal bahkan Lea ngerasa sangat gugup sekali padahal ia hanya melewati nya bukan mengobrol dengannya. Ketika dia sudah sampai di depan pin
kup lama L
salah satu anak umi atau ia suami dari ustadzahnya, karena rasa penasaran nya cukup bes
nggil Lea
ahasa Sunda, karena Dewi asli Sunda,
gga aku ga sengaja papasan sama cowo, apa
nya gimana
yang sontak membuat Dewi ketawa mendengar aku
Ipin cuma emang cukuran ram
ustadzah mah agak gondrong rambutnya terus agak gemuk."
rhan, kalau suami ustadzah
inya dia agak gemuk dan ram
aku pamit ke Dewi buat ke depan, aku tidak mau bertanya leb
*
yang ternyata dia adalah Arhan Abdul Salim gus
bertemu dengan Gus Arhan, ia yang sibuk deng
karta, tak sedikit pun dia teringat dengan Gus Arhan. Sampai tiba lea telponan dengan
aneh seperti waktu pertama kali bertemu dengannya. Lea bahkan sampai bingung dengan dirinya, tapi Lea tak memusingkan nya, bagi Lea amar tetap nomor satu dihatinya
nya dipesantren sekaligus menantu umi ayu istri dari pend
" tanyaku
mi hilang " uc
? " tanyaku
Ucap ustadzah Wati. Om itu panggilan buat Gus
an nya agar terbi
" tanyaku kemba
ti weh kalau kamu udah balik
h?" ucap
eteh, jadi kami para santri terbiasa manggil
dipanggil
onnya, neng sehat sehat ya disana dan kalau
anget sama neng "
h juga ya sehat seha
ambil te
salamuala
m warahmatullahi
*
ung dan memilih berobat ke jakarta, agar bisa bertemu amar. Lea rindu sekali dengan amar karena s
ika Lea tau tentang perjodohan amar dari teman lea, ia ngerasa kecewa karena ia tau bukan langsung dari mulut amar melainkan orang lain. Bahkan ketika be
aja lea takut akan kehilangan amar. Lea sangat me
a Lea memberi pesan kepada amar untuk
amar yang menunggunya. Amar pun tersenyum hangat dan menyambut sang pujaan hati. Lalu mereka pun masuk dan duduk di tempat yang sudah tersedi
a hal ini. Tapi Lea tak perduli, dia harus bertanya dan memastikan agar Lea pun kedepannya tau apa yang harus dia perbuat, apakah dia harus mempertahankan atau memilih pergi
ba tiba pakek aku lagi. Kenapa mau t
wa ke jenjang yang lebih serius, aku siap mas " ucap Lea pelan tapi tegas namun dengan tatapan sendu. Hati Lea sebenarnya hancur banget, l
mar sembunyikan dari Lea. Lea hanya diam dan mendengarkan penuturan amar, meski dalam hati Lea sangat kecewa akan jawaban amar. Lea paham betul bagaimana perasaan amar saat ini. Tapi Lea juga ingin tau keputusan amar dalam menyikapi semuanya. Tapi ternyata jawaban ama
a itu kerjasama le, a.... " ucap a
sing aja seperti dulu." ucap Lea tegas meski dalam hatinya sakit
fokus sama mimpi masing masing dulu, kamu juga sekarang fokus aja sama mesantren kamu, hafalan kamu juga pokoknya ga
kiti ataupun tersakiti " ucap Lea diakhiri dengan senyum tipis lalu memilih men
k terus menghubungi Lea dan berusaha untuk men
bahwa dialah alasan amar tidak juga menerima perjodohan itu.
nya tenang kalau sudah ada yang bisa jaga amar. Umi amar takut kalau amar sampai melakukan hal h
erjodohan itu tidak terjadi. Padahal amar dulu te
g dulu sangat patuh sama uminya bahkan sangat menjunjung tingi syariat aga
a wanita adalah kelemahan laki laki, harusnya dari awal aku tak menerima tawaran nya, cu
antren. Amar dan Lea sempat bertengkar hebat, ya itu ulah Lea. Lea sengaja membuat masalah agar amar mau bener bener melepaskan Lea dan menerima p