img Ibuku Mati Dua Kali  /  Bab 3 Tiga | 60.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Tiga

Jumlah Kata:1044    |    Dirilis Pada: 16/01/2024

a

, Bu.

benar sudah lemas, tanpa kutahu sebabnya, ibu jatuh

Oksigen yang baru bisa masuk ke pernapasan membuatku ters

?" Wajahnya menunju

asa sakit. Selain itu, juga malu pada Banyu

-apa," jawab

erpaksa mend

it dari posisinya mena

arang, Banyu." Kurebut bu

ngantarnya sore ini. Tapi ke

ak diajari untuk menghormati yang lebih tua?" Ib

Ibu yan

" Cepat kupotong kalimat Banyu, aku tak i

ke arahku, lalu pergi

Yola yang dari tadi menangis, langs

gegas menarik lengan

an dia masuk ke kamar. Hanya sebentar, lalu keluar lagi s

erikan ponsel untuk dipakai sendiri, aku dan Yola masih menumpang denga

n teman-temannya

enolak. Kupijat keypad ponsel yang sebagian sud

g, kau tak boleh mas

ti yang kupinta, ia juga membawa teman-temannya. I

Dan dengarkan

ah-olah matanya sedan

ng akan dilakukan ibu deng

erempuan tak baik berada di atas panggung! Satu lagi yang harus kalian tahu, Febi ini miskin, sekolah saja jarang diberi uang saku. Tak cocok dengan kalian yang orang tuanya ban

Marisa sudah tahu hal itu. Tapi, sikap Ibu yang mengira semua orang yang

lukan Febi. Tapi, jika Ibu ta

pa-apa. Urusannya sudah selesai. I

isa. Lalu mereka saling

-teman," uj

imintai iuran bayar studio dengan alasan kalau studionya milik paman Uni. Wala

memberikan pembelaan. Namun, sep

dan semakin tak tahu diri. Orang miskin itu kalau diberi kesempatan, mauny

Sedangkan Marisa dan tenan-temannya men

tu pamit dan bers

ranku, entah apa lagi

uh dari pandangan kami, i

tu, tahu diri. Lihat, kalau sep

ahwa dia yang sudah

dan mengatakan semua hal tadi saat kami hanya berdua. Pasti sudah kuberi t

mangnya kau bisa apa? Orang miskin tak pantas menyesal.

ngisi bak untuk merendam pakaian. Lalu, beberapa menit be

aju Bang Dion biasan

Jangan lupa, selain itu, ambil semua seprai

. Sungguh, aku sudah cukup lelah dit

*

semua cucian. Sudah jam setengah delapan mala

atang dari warung langsung

ak cepat-cepat bebersih badan lalu ist

ucapku sebelum

memastikan, takut-takut dia

rumah. Tadi siang saat aku pulang sekolah, ada teman

arik na

erbaring. Gerimis di luar semakin membuatku me

luar beriring hujan lebat mengagetkanku. Entah sudah puku

erasa pusing dan napas yang keluar dari

pasti sudah tidur. Tapi, jika tak minta belikan obat

ahutan dengan suara hujan. Namun, aku takut untu

.. Apa ibu

ahutan da

aku demam. Apa

sanya memang tak Ibu kunci. Namun, kamar dalam keada

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY