img Pembalasan Dendam Sang Duda Kaya  /  Bab 2 Pertengkaran | 25.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Pertengkaran

Jumlah Kata:1188    |    Dirilis Pada: 16/02/2024

kata polisi!" Elina menyela pembicaraan Ben dengan Thalia. "Lagipula, ki

bu

k ingin menjadi penyebab Thalia bertengkar dengan ibunya. "Hari itu … aku

ndengar semua itu. Meski begitu, dengan tegar ia tetap m

ung hingga ke siku membuat jejak dari tatonya yang telah lama dihapus terlihat begitu jelas. Sekilas, sosok Ben saat ini mirip dengan para p

ni. Mata dengan ujung runcing seperti mata rubah yang seringkali mem

at tidur, tidak lebih

u ya

ahu bahwa aku tidak akan berbohong tentang hal seperti ini. Aku mema

amarah, wanita itu mencengkeram kerah Ben kuat-kuat. "Kamu tidak pernah berubah! Bagaimana bisa kamu mengabaikan tanggung jawabmu se

un yang mendengarnya. Namun, rasa sakit yang mereka rasakan tidak a

a hanya pasrah saat Thalia mulai memukulinya dengan keras. Sebisa mungkin Ben

a. Mungkin cinta Thalia memang sudah tidak ada lagi untuknya, tetapi Ben sempat berharap Thalia masih mengingat saat-saat

anya saja kali ini malaikat maut lebih cepat meng

dengar! Atau jangan-jangan, kamu sungguh punya bisnis terlarang yang membahayakan kita semua?" Thalia terus bertanya sambil menepis Gar

li. Bagaimana jika seandainya ia lebih berusaha lagi untuk meraih tubuh Alisya saat itu? Bagaimana jika ia memutuskan untuk

edua tangannya lalu merangkulnya. Tanpa perlawanan, ia dituntun menjauhi daerah pemakaman. Meningg

i merupakan kali terakhir

Ben menghela napas dan berbalik untuk kembali men

rogan, ia memandang Ben dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Thalia sudah bahagia bersama Garry. Kamu juga harus menemukan bahagiamu sendiri tanpa melib

ya yang tidak ia lipat di depan dada. Seolah-olah ia teng

ta hati yang tumpul. Namun, baru kali ini ia merasakan sumbu kesabarannya mul

g, aku masih tidak punya niat untuk menikah lagi," jawab Ben jujur

aguslah kalau begitu. Rup

u di

ecara mental dan finansial. Fisikmu adalah satu-satunya hal yang bisa k

dengan memegang erat topinya. "Hah … benar-benar hari yang sial! Sebenarnya kenapa aku repot-repot datang kemari?" gerutunya sambil berjala

dua mantan mertuanya. Ia baru kembali berdiri tegak set

ang sempat ia selipkan di saku celana. Kemudian ia berlu

emakamanmu," ucapnya lirih. Beberapa kali ia menggigit bibir bawahnya sendiri karena merasa aneh mengatakan hal-hal yang sangat jarang

sana. Cukup jalani kebahagiaanmu sendiri, tidak perlu memikirkan siapa pun. Sesekali saja kamu tengok k

kr

eragukan telinganya sendiri. Namun, setelah muncul beberapa kali, ia yakin bahwa suara itu mengarah kepadanya dan terd

en melihat keadaan di belakangnya tanpa berbalik. Bersikap s

pretan kamera ke telinga Ben. Tidak melihat apa pun di cermin,

berani bermain-main den

area pemakaman telah dijelajahinya. Langkahnya semakin cepat ketika ia menemukan seorang pria tengah berjongko

g tersebut dan mencengkeram pundaknya.

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY