ara yang masih bingung hanya menurut saja ketika Alex men
m supermarket tersebut. Dara mengikutinya di belakang. Perempuan it
lanja apa, sih?" Dara ti
ikut s
is itu mengikuti langka
itu juga menyerahkan dompet pada gadis itu. Setelah berada di kasir, Alex keluar d
ke arah lelaki yang sedang duduk santai sambil memainkan ponselnya. Saat
kantong besar di tangan kanan dan kirinya. Melihat kesulitan Dara, Alex bert
atasannya itu. Dia membawa beban berat itu menuju mobil sang atas
ajah kesal. Dia hanya menatap jalanan yang ber
ang karena dapat membuat Dara naik pitam dan itu merupakan kesenangan baginya
kosnya. Dia melihat Alex dengan geram. "Bapak ini bukan jalan
ntari kamu pulang?" Alex
tu semakin panik, sedangkan Alex teta
k rasa dengan tidak keluar dari mobil, sedangkan Alex sudah keluar terlebih dahulu. M
gak mau
ter
as perempuan pakai baju putih, rambutnya panjang, mukanya ...." Sebelum A
n berbalik meninggalkannya. Saat Dara akan meng
ang berada di kursi belakang. Perempuan itu terlihat kesul
sang sekretaris yang kesulitan. Kemudian dia membawa salah satu kantong bela
anya Dara penasaran, sedan
apak tinggal s
saya ana
, Dara melihat sekitar. Ruang tamu yang ter
tempat ini. Kemudian dia masuk ke ruang dalam. Ruang santai
da beberapa rak buku, ada juga tumpukan berkas di meja tersebut, juga komputer. Seperti
nya di atas meja makan. Dara juga meletakkan kantong plastiknya di te
endang. Kamu masakkan
inggal ke warung Padang di seberang jalan situ! Bapak sengaja mau buat capek saya?" Dara mengeluarka
aya bantu." Alex berbicara dengan tenang dan itu membuat Dara lul
apa yang dilakukan Dara. Dia bertany
be. Saya nggak bisa
. Kemudian dia mempersiapkan dirinya untuk memasak. Dara mengambil ikat rambut dari tasnya
s. Dia terpaku sejenak, kemudian tersadar. "Turunkan rambut ka
jadian di mobil tujuh ta
ya dengan rambut. Ada rasa canggung antara keduanya. Kemudian Alex m
Dara. "Kenapa tadi Bapak nggak beli bumbu siap saji aja? Kalau
Sudah seharusnya
g, ayam goreng, tahu goreng, sa
nanti, kamu mau ka
ang juga melihatnya. "Bapak nggak usah ngarep!" D
ada perasaan untuk bersama dengan saya
lalu perca
tidak menentu. Dia senang dengan ucapan Alex, tetap
a waktunya memasak, Dara kesulitan dengan takaran santan. "Ini seberap
na lihatny
uang semua, dagingnya
lam hal masak memasak. "Sepertinya kamu harus belajar memasak mulai
rona dengan kata-kata Alex. Beberapa saat kemudian, Dara menenangk
ak suka makanan lokal?" Dara berbicara samb
saya." Alex berbicara sambil melihat Dara memasak. Untuk menutup rasa canggungnya, Dara be