erawanannya pun bertahan,
lam ini adalah mal
sawit, duda keren sarang duit hehe." Sambil menggenggam beberapa l
ihadang oleh pria jangkung, bertato. Sek
in
mbunyikan uang pemberian Melissa , ia tidak mau uang modal ker
alang di
angan se
tetap saja dikua
a berjudi dan berfoya-foya m
ang ayah, bahkan hutang modal ayahnya hanya seperempat da
i anak satu-satunya yang berpikir waras, Melissa ingin
ak
s didapat oleh Melissa , ia
kuli di tempat lain. Bukan be
yang terjadi, dia akan tetap berpikir begitu. Bagaimana tidak, pakaian
ngan sangat lenggangnya pria itu ber
hanya mampu menggerutu saat kakaknya sudah pergi jauh. Kini, tinggal peny
*
a pelayan Adrian semalam. Kini, sebelum berangkat bekerja ia menyempatkan untuk meminum a
ak?" Tiba-tiba
mau sarapan hutang dulu ya di warung
apa?" tany
di rumah orang kaya, en
annya pun sehat, tetapi belum mampu menyenangkan sang anak, justru membebani, bahkan
Nak. Seharusnya i
kita lunas, kita hidup tenang lagi!" Melissa pun menyali
i-ha
a A
ang, Melissa berharap h
*
uan itu tetap tersenyu
dah samp
disambut oleh kepa
a M
i kecil dan ayahnya. Ternyata di sana ada Adrian yang s
kep banget. Duda h
by gak nangis? Katany
diam. Kita juga bingung mau bagaimana, semenjak itu bapa
o Mbak, jangan panggil Non
klah Mel
a saya Yani selaku ke
Mbak
Adrian sedang berjalan ke arah mere
Mata perempuan itu terus tertuju pada tonjolan di da
tkan namanya secara singkat. Ya, Melissa termasuk orang yang paling berani
ternyata anak itu masih menangis kenc
terdiam anteng seperti semalam. Entah ada keunikan apa dengan bayi itu, t
nang deh Nona Chia ada penaklukny
ya?" Pertanyaan Meliss
" ucap Melissa . Kemudian, pria itu menatap pengasuh ba
k!" balas
atanya, lagi-lagi seakan mengenali w
dan muntah-muntah. Cuma sekarang sudah lebih baik, tapi kasihan aja jadi kurus karena susun
, aku cuma bisa n
ah
*
iatan kembali, ia sempat melihat sang putri tadi, dan
ikan ibu palsu untuk anaknya. Namun, itu karena keberuntungan
u itu menghela napasnya karena
9 yang dikirim mama
enghampiri Adrian dengan gaya sensualnya. Namun, Adrian justru menutup h
ad kau tid
an? Aku mandi tig
bau badannya, ia masih merasa wangi dan te
ma dia harus wangi, kedua aku tidak menyukai wanita sepantaran aku lebih suka wanita
mama itu mengoreksi diri. Ia memiliki rambut pend
ing saja lebih ba
!" Alhasil dia pergi dengan perasaan don
Hanya cara konyol itu upayanya untuk meng
60, aku akan si
ambu