img Sekretaris Sang Presdir  /  Bab 2 Part 2 | 5.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Part 2

Jumlah Kata:1069    |    Dirilis Pada: 18/03/2025

yang sekarang berdiri di hadapannya. Perintah Elang yang aneh untuk hari ini adalah dia yang harus menje

itu kepada Aurora dengan sopan. Alih-alih diterima,

nga mawar. Kamu

perintah yang diucapkan Elang sebelum dirinya berangkat ke bandara. Lelaki itu jelas

ya agar dia mendapatkan masalah. Namun, tentu saja dia tidak bisa menyalahkan Elang di hadapan k

dah mendatangi beberapa toko bunga

arkannya ke dalam tempat sampah yang berada tak jauh darinya. "Kamu sunggu

i luar negeri yang kabarnya kini menjadi teman dekat Elang. Hanya saja, dia begitu kesal. Bag

u tidak peduli dengan tinda

ia memasuki sebuah coffee shop untuk mendapatkan dua Americano, untuk Aurora dan manaj

"Aku sudah menunggumu selama lima menit." Jari-jari panjangnya itu melambai di depan Pij

cano ke arah Aurora dan berujar, "Bos bil

Americano dari tangan Pijar, kemudian melemparkan dua cup Americano itu ke dalam sampah. "Aku memiliki penya

pi, s

a berdecih, kemudian menatap tajam Pijar dengan pandanga

snya kamu meme

engadu kepada sang kekasih. Perempuan cantik itu murka ketika menatap P

a menatap lurus pada Pijar yang tengah berdiri dengan kepala menunduk. "A

"Dan kamu tahu yang lebih fatal lagi? Dia membawakanku Americano dan mengatakan ka

dan Aurora dengan tatapan datar miliknya. Dia tahu sekarang jika l

uh dengan tumpukan amarah itu kini tampak berbinar. "A

dengan mesra. "Kamu memang yang terbaik," katanya denga

an Pijar. Wanita itu mengamati tampilan Pijar

aan dengan itu, sebuah minuman kaleng b

in. Elang tampak membisu menatap datar ke arah sekretaris pribadinya. Tidak ada pembelaan yang diberikan, atau justru dia tampak puas melihat pe

banding dengan bibirnya yang menyeringai. "Kalau sud

ta Pijar. Tapi dia memiliki cara lai

rnyata belum puas membalasnya. Terlebih lagi, ketika melihat Pijar

pada Aurora alih-alih melakukan apa pun yang diing

!" Perempuan itu berteri

rmi

a itu memberikan satu tamparan di pipi Pijar. Rasa panas yang menjalar itu terasa membuat kepala Pijar beg

urora kembali berteriak tepat di depan wajah Pijar,

sebelum akhirnya membalas perempuan itu dengan menjambak rambut

an itu seketika memenuhi ruangan besa

n segera mendekat untuk memisahkan Pijar

kang. Beruntung, Pijar bisa berpegangan pada sofa sehingga tidak terjerem

enarik Aurora ke pelukannya. "Kamu benar-benar menunjukkan k

ia menahan mati-matian air matanya untuk tumpah di hadapan pria

rora memang gadis yang berbeda kelas. Namun, meskipun begitu

rpelukan, Pijar pun berdiri tegak dan menatap Elang dengan berani. "Kalau kamu ing

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY