uh tahun, kisah persahabatan manisnya dengan Leon telah terbangun
ahun lebih, tetapi Nayla terlalu malas menghitung. Karena saat bersama Leon waktu berlalu beg
an buntu hingga suatu ket
njem 35M buat perluasan tempat usahanya. Jadi lahan ya
detik lalu menyentuh cawan demi m
ya?" tanya Na
any
awab Nayla
sa
aat menatap waja
k cangkir kopi di hadapan Leo
dan menatap kopi hi
rin gue ya?" Le
Kalimat Nayla terhenti saat
lis tegas, tatapan el
pun, Le
Kenapa ia harus menging
ri Leon, tentu saja. Tapi bagi Nayla,
a begitu, Nayla
jauh di belakang punggungnya, yang terletak di atas meja. Sor
eberapa saat kemudian kembali dengan secangki
ong cangkir kopi ke hadapannya. Nayla tersenyum, luar biasa tersanjung
manya berlalu, tetapi masih tersimpa
pan segala hal tentang Leon di dalam buku hariannya. B
harian yang tampak kuno bagai keluar dari mesin penjelajah waktu. Berbentuk seperti buku catatan kerajaan zaman dulu,
amat cantik. Bahkan sampai detik ini, Nayla tidak bosan memandang kagum tiap halaman yang dihiasi oleh aksen bunga dan daun berwarna biru di bagian tepi. Setiap beberapa lembar,
ya ia simpan di laci meja kamarny
rasa ia hanya bermimpi. Entah sejak kapan perasaan ini muncul. Na
erasaannya terhadap Leon. Perasaan itu terbangun semakin megah, sejak awal mula tumbuh di
engan Leon, meski sikapnya sama sekali kebalikan dari hal itu. Demi menyembunyikan gugup, ia malah sering bersikap sok santai, sok asyik, dan s
mpan sendiri sekaligus pengakuan dosa karena dia
nstall di ponselnya, karena jejak digital bisa hilang. Akan tetapi tulisannya
nggal
Leon. Ia sendiri kadang merasa sedih akan hal ini. Tetapi hatinya tidak bisa berbohong
deng tangan masing-masing. Ia bebas bergelayut manja di lengan Leon, juga bersandar di bahu lelaki itu. Nayla kira
umit. Nayla sempat mengira mereka sedang saling menggoda satu sama lain. Ternyata hatinya t
ang Leon. Tidak hanya hal-hal yang indah, tetapi juga hal-hal lain tentang Leon. Semua tentang Leon te
tentu saling bertukar ciuman. Tetapi ia dan Leon sejauh ini hanya bertukar nama mantan masing-masing dan
ukan pa
eon jadi apa. Mungkin pemabuk, pelanggan rumah bordil, atau pencuri tampan yang melarikan ana
na demi apa pun Leon benar-benar menarik. Rasanya, tidak ada laki-laki semenarik L
mbaca catatan-catatan kecilnya pada buk
aret
men Felicia Lee. Dia bilang ngentot singkat. Dia bilang goyangan Fe
nuari
ud. Cantik, seksi, montok, dan bisa muter kayak baling-bal
bruar
deh, katanya putus tapi make out. Dengan entengnya Leon bilang, Felicia dem
nget Nay," ucapan Leon kala itu ma
rela bertindak sebagai malaikat pencata
rti memilih baju, tidak berkutik sama sekali. Nyatanya, ia tidak berani menunjuk Leon se
raya, Nayla hanya memperlakukan mereka semua seperti aksesoris
nyata berlangsung hingga ia sudah b
u ti
Untuk apa makhluk berpenis itu jika tanpa mereka semua ia sudah bisa mem
jadi Cinderella. Ia ingin menjadi gadis cantik yang mengenakan sepatu kaca
Perempuan seperti itu tidak akan selamat, Nayla. Selamatkan diri k
g ibunya sakit kepala karena ia memilih laki-laki hanya untuk berse
mat, maka apa guna lelaki dalam hidupny
ekat pada dirinya, merasa bisa mendapatkan lak
lah peng
n perasaannya sendiri. Mereka berdua sebenarnya memiliki kemiripan mengenai bagaimana bermain-main dengan cinta.
tari Bumi, sementara Leon adalah Bumi
, sahabat dekat sekaligus pemikat pa
uh tahun, kisah persahabatan manisnya dengan Leon telah terbangun
ahun lebih, tetapi Nayla terlalu malas menghitung. Karena saat bersama Leon waktu berlalu beg
an buntu hingga suatu ket
ang tinggi. Begitu juga Leon, yang kini