tu tampak seperti lukisan hidup-sebuah karya seni yang m
engan lampu kristal berkilauan yang memantulkan semburat keemasan ke setiap
ng menyatu dengan irama musik lembut yang mengalun, seakan-akan ruangan i
rna krem, dihiasi dengan kaligrafi elegan yang ditulis deng
pun yang melangkah masuk merasakan kedamaian yang mendalam, seolah-o
ng hendak dipersatukan oleh janji suci. Pelaminan itu didekorasi dengan rangkaian bunga se
aun pengantin yang memadukan keanggunan modern dengan sentuhan tradisional; gaun putih nan murni itu disulam
enyiratkan bahwa penampilan Kirana bukan hanya soal kecantikan
engan aksen emas yang mengkilap seolah mengisyaratkan kelembutan
ur aduk antara harapan yang tinggi dan kegelisahan yang samar, seolah ia mengetahui bahwa d
diri. Mengenakan setelan formal yang rapi dengan sentuhan modern, jas hitamnya menempel sempurna pada
, memandang ke arah hadirin dengan senyum kecil yan
ara kenyataan dan sandiwara, seolah Zayn menyembunyikan sesuatu yang penting-sesuatu yang akan menguba
bahagiaan yang tak terhingga dalam wajah anak-anak mereka. Kerabat, sahabat, dan tamu undangan berkumpul, masi
yang perlahan meleleh, menambah nuansa intim dan sakral, seakan setiap aro
esekan biola yang merdu, semakin menambah keajaiban momen ini, membawa s
pengertian, mulai membacakan doa serta nasihat suci untuk kedua mempelai. Suaranya yang halus n
mendalam, mengingatkan setiap orang tentang arti cin
erenungkan makna dari setiap kalimat yang diucapkan. Namun, saat prosesi memasuki
mbacaan dengan tenang, l
iki keberatan atas pen
udut ruangan, memecah keheningan de
erubah menjadi keheningan yang mencekam, seperti bisi
h berdetak serempak, menyatu dengan keheningan yang tiba-tiba mer
ap dan cemas, seolah mencari kehangatan dalam matanya yang dul
ikan jarak yang semakin melebar di antara mereka. Di balik senyum itu, ters
oleh tangan takdir, sementara jas hitamnya yang rapi seolah semakin me
kan oleh rasa dingin yang menghantui. Sebelum penghulu dapat melanjutkan bacaa
angkah maju sedikit dari tempatnya, langkahny
eolah ia telah menghafal naskah sa
ntar,
ngan nada yang membuat telinga seol
u yang belu
ersentak. Napas Kirana tiba-tiba tersendat, jantungnya berdebar kencang, seakan setiap detak menjadi genderang p
ang hampir teatrika
alkan... wanita cinta s
an seluruh hadirin ke arah pintu besar di ujung ruangan. Gerakannya seolah mengisyaratkan sebuah adegan
adirin, dari yang paling tua hingga yang paling muda, memusatkan perhatian, mencoba menangkap
yum tipisnya dalam keheningan, kini merasaka
detak seolah menandakan bahwa ada
setiap bisikan mesra yang pernah menghangatkan hari-harinya-berubah menjadi ba
i merayap, membayangi setiap mom
ketegangan yang mencekam. Semua mata terpaku pada pintu besar yang kini perlahan t
tengah menunggu waktu yang tepat untuk memasuki panggung drama yang tengah berl
wanita berdiri dengan sabar di ambang pintu, siluet
a telah dilatih dengan sempurna untuk momen ini. Gaun berwarna pastel lembut yang ia kenak
r dan dibuat-buat, tanpa kilau kehangatan yang
, tersimpan sebuah rahasia yang perlahan mulai
umitan emosi, seakan ia sedang mem
i di sisi pelaminan, menatap wanita it
abar dan penuh perhitungan. Ia mengulangi isyaratnya ke arah wanita itu, menegask