/0/23543/coverbig.jpg?v=bd3651679c6bf47d8f5c9f00ab97ac63)
"Izinkan Saya memperkenalkan, wanita cinta sejati dalam hidup saya" Di pernikahan yang seharusnya menjadi momen sakral antara Kirana dan Zayn, Pria itu malah menyebutkan wanita lain sebagai cinta sejatinya. Di balik gemerlap kenangan masa sekolah, "Canda Cinta Kirana" mengisahkan dua jiwa yang tersesat di antara tawa, air mata, dan rahasia yang terpendam. Kirana, gadis cerdas yang selama ini menjalani hidup dengan perencanaan yang rapi, tiba-tiba merasakan kekosongan dalam hatinya saat perpisahan mendekat. Di sisi lain, Zayn, anak beasiswa yang selalu memancarkan pesona usil dan spontan, menyembunyikan luka masa lalu di balik senyum lebar dan keusilannya. Apa yang terjadi ketika dua dunia yang berbeda bertabrakan di momen perpisahan yang penuh makna? Bisakah cinta tumbuh dari keheningan dan tawa yang dipenuhi rahasia? Apakah kepercayaan yang pernah terjalin masih bisa dipulihkan, atau akankah perbedaan mereka menjadi jurang yang tak terjembatani?
Di sebuah aula megah yang dipenuhi cahaya lembut, hari itu tampak seperti lukisan hidup-sebuah karya seni yang memadukan tradisi dan kemewahan dalam satu irama harmonis.
Langit-langit yang tinggi, dihiasi dengan ornamen-ornamen klasik, disulam dengan lampu kristal berkilauan yang memantulkan semburat keemasan ke setiap sudut ruangan, menciptakan efek seolah-olah bintang-bintang jatuh ke bumi.
Tiap lampu berkilau itu menari dengan riang, membentuk pola-pola indah yang menyatu dengan irama musik lembut yang mengalun, seakan-akan ruangan ini telah dirancang dengan teliti untuk menyambut perayaan cinta yang abadi.
Dinding-dinding aula, yang dilapisi dengan kain sutra berwarna krem, dihiasi dengan kaligrafi elegan yang ditulis dengan tinta emas, menambahkan sentuhan keagungan dan kehalusan.
Setiap inci ruangan memancarkan aura sakral dan syahdu, membuat siapa pun yang melangkah masuk merasakan kedamaian yang mendalam, seolah-olah seluruh alam semesta mengumpulkan berkah untuk momen istimewa ini.
Di tengah ruangan, Pelaminan pernikahan berdiri megah, menjadi saksi bisu dari dua jiwa yang hendak dipersatukan oleh janji suci. Pelaminan itu didekorasi dengan rangkaian bunga segar dan pita sutra yang melambangkan kesucian serta keindahan hubungan yang akan terjalin.
Di sisi kiri pelaminan, Kirana tampil anggun bak bidadari yang baru melangkah ke alam mimpi. Ia mengenakan gaun pengantin yang memadukan keanggunan modern dengan sentuhan tradisional; gaun putih nan murni itu disulam dengan renda halus dan manik-manik berkilauan yang memantulkan kilau cahaya lembut setiap kali ia bergerak.
Setiap detail gaun itu tampak dipertimbangkan dengan cermat, menyiratkan bahwa penampilan Kirana bukan hanya soal kecantikan luar, tetapi juga cerminan jiwa yang lembut dan penuh harapan.
Tak hanya itu, Kirana juga mengenakan hijab cantik yang serasi, dengan aksen emas yang mengkilap seolah mengisyaratkan kelembutan hati serta kekuatan keyakinannya dalam menghadapi segala tantangan.
Wajahnya yang biasanya berseri kini tersamar di balik senyum tipis, menyimpan perasaan campur aduk antara harapan yang tinggi dan kegelisahan yang samar, seolah ia mengetahui bahwa di balik kemegahan hari ini, tersembunyi sebuah rahasia yang akan menguji kekuatan cintanya.
Di sisi kanan pelaminan, Zayn berdiri dengan postur tegap yang memancarkan keteguhan dan kepercayaan diri. Mengenakan setelan formal yang rapi dengan sentuhan modern, jas hitamnya menempel sempurna pada tubuh atletisnya, memberikan kesan bahwa ia adalah sosok yang selalu mengontrol situasi di sekitarnya.
Matanya yang tajam, seolah menyimpan sejuta rahasia, memandang ke arah hadirin dengan senyum kecil yang tampak biasa namun sarat dengan makna terselubung.
Ada sesuatu di balik senyum itu, sebuah keheningan misterius yang perlahan mulai mengaburkan batas antara kenyataan dan sandiwara, seolah Zayn menyembunyikan sesuatu yang penting-sesuatu yang akan mengubah makna dari momen sakral hari itu. Para hadirin yang hadir pun turut tersihir oleh keindahan suasana.
Orang tua kedua mempelai duduk dengan bangga, menatap dengan mata berkaca-kaca, seakan mereka telah melihat kebahagiaan yang tak terhingga dalam wajah anak-anak mereka. Kerabat, sahabat, dan tamu undangan berkumpul, masing-masing menyimpan harapan dan doa dalam hati mereka, menyaksikan prosesi dengan wajah penuh haru dan bahagia.
Aroma bunga mawar segar yang tercium di udara, berpadu dengan wangi lilin yang perlahan meleleh, menambah nuansa intim dan sakral, seakan setiap aroma dan warna yang ada di ruangan itu menjadi lambang cinta dan pengorbanan.
Musik instrumental yang mengalun, dengan irama lembut melodi piano dan gesekan biola yang merdu, semakin menambah keajaiban momen ini, membawa setiap hadirin larut dalam alunan perasaan yang mendalam dan penuh emosi.
Penghulu yang memimpin upacara, seorang pria bijaksana dengan wajah tenang dan mata yang penuh pengertian, mulai membacakan doa serta nasihat suci untuk kedua mempelai. Suaranya yang halus namun tegas mengalun menyatu dengan irama musik, menciptakan suasana yang penuh harapan dan haru.
Setiap kata yang diucapkannya seakan mengandung pesan mendalam, mengingatkan setiap orang tentang arti cinta sejati dan janji suci yang akan diikrarkan hari ini.
Suasana mendadak terasa seolah waktu berhenti sejenak, membiarkan setiap hadirin merenungkan makna dari setiap kalimat yang diucapkan. Namun, saat prosesi memasuki puncaknya, suasana yang tadinya dipenuhi kehangatan dan keakraban tiba-tiba berubah.
Penghulu menghentikan pembacaan dengan tenang, lalu mengangkat suaranya,
"Apakah ada yang memiliki keberatan atas penyatuan kedua hati ini?"
Suara itu menggema kuat di setiap sudut ruangan, memecah keheningan dengan getaran yang terasa menggugah.
Dalam sekejap, kehangatan yang memenuhi ruangan pun berubah menjadi keheningan yang mencekam, seperti bisikan angin yang membawa pertanda akan datangnya badai.
Semua mata tertuju kepada kedua mempelai, dan detak jantung seolah berdetak serempak, menyatu dengan keheningan yang tiba-tiba merasuk, mengubah setiap nafas menjadi beban yang penuh tanda tanya.
Kirana, yang berada di sisi pelaminan, menatap Zayn dengan harap dan cemas, seolah mencari kehangatan dalam matanya yang dulu pernah membuatnya jatuh cinta pada pertemuan pertama mereka.
Namun, yang ia temukan hanyalah senyum datar yang tak mampu lagi menyembunyikan jarak yang semakin melebar di antara mereka. Di balik senyum itu, tersimpan keheningan yang menusuk, seperti topeng yang menutupi perasaan sejati.
Zayn berdiri terlalu tegak, sikapnya yang kaku bak boneka yang diatur oleh tangan takdir, sementara jas hitamnya yang rapi seolah semakin menegaskan jarak antara apa yang pernah ada dan apa yang kini terpancar.
Semua kehangatan yang pernah mengisi ruang hati Kirana mendadak sirna, digantikan oleh rasa dingin yang menghantui. Sebelum penghulu dapat melanjutkan bacaan doa, Zayn tiba-tiba mengambil mikrofon dengan gerakan yang begitu terencana.
Dalam keheningan yang kian mencekam, Zayn melangkah maju sedikit dari tempatnya, langkahnya mantap namun menyimpan segala ketidakpastian.
Dengan suara yang sangat tenang, seolah ia telah menghafal naskah sandiwara ini sejak lama, ia berkata,
"Sebentar, Pak,"
Suara Zayn mengalir licin, penuh dengan nada yang membuat telinga seolah diselimuti oleh bisikan rahasia.
"Ada sesuatu yang belum lengkap."
Ucapannya itu menggema di seluruh ruangan, mengirimkan gelombang kejut yang membuat udara di sekeliling seakan tersentak. Napas Kirana tiba-tiba tersendat, jantungnya berdebar kencang, seakan setiap detak menjadi genderang perang yang menggema di dalam dirinya, menghantarkan rasa takut dan haru yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Dengan ketenangan yang hampir teatrikal, Zayn melanjutkan,
"Izinkan saya memperkenalkan... wanita cinta sejati dalam hidup saya."
Ucapan itu diiringi dengan gerakan yang penuh perhitungan-tangan Zayn terulur mantap mengarahkan pandangan seluruh hadirin ke arah pintu besar di ujung ruangan. Gerakannya seolah mengisyaratkan sebuah adegan dramatis yang telah disiapkan dengan matang, sebuah puncak dari sandiwara yang selama ini ia pertunjukkan.
Kata-kata itu menggema, menebar getaran yang membuat seluruh ruangan seketika membeku. Semua hadirin, dari yang paling tua hingga yang paling muda, memusatkan perhatian, mencoba menangkap setiap makna yang tersembunyi dalam nada dan gerak isyarat yang terpancar dengan begitu jelas.
Kirana, yang selama ini berusaha menahan senyum tipisnya dalam keheningan, kini merasakan getaran dingin menyusup ke seluruh tubuhnya.
Hatinya berdebar kencang, setiap detak seolah menandakan bahwa ada sesuatu yang sangat tidak beres.
Dalam sekejap, kenangan manis yang pernah ia bagikan dengan Zayn-setiap tawa, setiap bisikan mesra yang pernah menghangatkan hari-harinya-berubah menjadi bayangan yang menyakitkan, menodai hari yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan.
Rasa sakit dan keterkejutan mulai merayap, membayangi setiap momen yang telah ia impikan bersama.
Sejenak, ruangan yang semula penuh kehangatan dan keindahan berubah menjadi medan ketegangan yang mencekam. Semua mata terpaku pada pintu besar yang kini perlahan terbuka, seolah membuka gerbang menuju babak baru yang belum pernah mereka saksikan.
Bayangan samar mulai terlihat bergerak di balik tirai cahaya, seolah seseorang tengah menunggu waktu yang tepat untuk memasuki panggung drama yang tengah berlangsung, menambah lapisan misteri yang membuat setiap detik terasa begitu berat.
Ketika pintu itu terbuka sepenuhnya, tampak seorang wanita berdiri dengan sabar di ambang pintu, siluet tubuhnya terpampang indah di balik cahaya yang lembut.
Ia melangkah ke dalam ruangan dengan gerakan yang begitu anggun, seolah setiap lenggokannya telah dilatih dengan sempurna untuk momen ini. Gaun berwarna pastel lembut yang ia kenakan memancarkan aura misterius, memadukan potongan modern dengan sentuhan klasik yang elegan.
Wajahnya dihiasi senyum manis yang terasa datar dan dibuat-buat, tanpa kilau kehangatan yang biasanya terpancar dari sebuah senyuman tulus.
Di balik tatapan matanya yang dingin dan tajam, tersimpan sebuah rahasia yang perlahan mulai mencuri perhatian setiap mata di ruangan itu.
Tatapan itu, menyiratkan suatu kerumitan emosi, seakan ia sedang memainkan peran dalam sebuah sandiwara.
Sementara itu, Zayn, yang masih berdiri di sisi pelaminan, menatap wanita itu dengan ekspresi yang sulit diartikan.
Senyum di bibirnya semakin mengembang, seolah ia telah menanti momen ini dengan sabar dan penuh perhitungan. Ia mengulangi isyaratnya ke arah wanita itu, menegaskan bahwa kehadirannya yang menusuk Kirana dari kejauhan bukanlah suatu kebetulan .
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
BERISI ADEGAN HOT++ Leo pria tampan dihadapan dengan situasi sulit, calon mertuanya yang merupakan janda meminta syarat agar Leo memberikan kenikmatan untuknya. Begitu juga dengan Dinda, tanpa sepengetahuan Leo, ternyata ayahnya memberikan persyaratan yang membuat Dinda kaget. Pak Bram yang juga seorang duda merasa tergoda dengan Dinda calon menantunya. Lantas, bagaimana dengan mereka berdua? Apakah mereka akan menerima semua itu, hidup saling mengkhianati di belakang? Atau bagaimana? CERITA INI SERU BANGET... WAJIB KAMU KOLEKSI DAN MEMBACANYA SAMPAI SELESAI !!
Kisah asmara para guru di sekolah tempat ia mengajar, keceriaan dan kekocakan para murid sekolah yang membuat para guru selalu ceria. Dibalik itu semua ternyata para gurunya masih muda dan asmara diantara guru pun makin seru dan hot.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?