g, bahkan sunyi. Pagi-pagi sekali, Nadine sudah pergi tanpa seulas senyum atau sepatah kata. Dia selalu begitu belak
istrinya. Promosi yang diterima Nadine seharusnya menjadi kebanggaan mereka berdua. Tapi
nya sendiri. Setiap malam, Nadine pulang larut, dan ketika Damien mencoba berbicara, jawabannya s
ng berdua, jarang berbicara, bahkan jarang bertemu mata. Nadine seolah tidak
menjadi lebih kuat menghadapi perasaan ini. Gajinya yang lebih rendah dibandingkan dengan Nadine membuatnya me
sulit. Tapi ketika peran itu seolah mengubah segalanya, bahkan menjadi jembatan
i. Dia tidak berharap banyak. Hanya berharap untuk bisa sedikit berbicara dengannya. Tetapi saat pintu rumah terbuk
g baru," ujar Nadine dengan nada s
tu dengan bingung. Lia
saha terlihat ramah meskipun kebingungan
i mulai hari ini. Aku pikir ini akan membantu me
i bersama dengan penuh kebahagiaan, kini terasa seperti ruang yang semakin sempit. Nadine lebih
ku harus kembali ke kantor untuk beberapa pekerja
Lia tampaknya tidak tahu harus bagaimana, tetapi Damien bisa merasakan ketegangan di udara
amien, meskipun dia tahu ini bu
dekat meja makan. "Terima kasih," jawabnya, masih denga
dari Nadine. Ini bukan hanya masalah pengganti pembantu. Ini tentang kenyataan yan
embali ke rumah hanya untuk membawa orang asing sebagai "pembantu," Dam