ela kamar tidurnya, menatap dunia luar yang tampak jauh dan asing. Kehidupan yang sebelumnya terasa jelas kini dipenuhi oleh ketidakpastian yang tak terel
luas di depan matanya. Namun, sekarang, dunia itu tampak retak, penuh dengan celah dan bayangan gelap. Keluarganya, yan
api ancaman Keluarga Jeong semakin jelas-meskipun semakin gelap. Keputusan yang harus mereka ambil tidak lagi sederh
n, malam ini, dia merasa seolah dunia di sekelilingnya telah berubah menjadi labirin yang tak
yang penuh misteri. Mata Elira tampak tidak seperti biasanya-lebih tajam, lebih penuh dengan makna yang tersirat. "Yu
h tanya. "Apa maksudmu? Apa yang harus aku lakuka
mi, semua orang yang ada di sini... kami adalah pilihanmu. Kami memilih untu
terasa sia-sia. "Aku bukan darah Ahn. Aku hanya anak yang diambil dan dibes
mi semua, Yura, lebih dari sekadar darah. Kami adalah pilihan yang
etapi rasa tidak percaya itu tidak bisa dihilangkan begitu saja. Terkadang, Yura merasa
akukan?" tanyanya akhirnya,
l yang lebih penting dari itu. Kau harus memilih, Yura. Apakah kau ingin menjadi bagian dari keluarga in
nkan segalanya. Mereka ingin dia menjadi bagian dari takdir besar mereka, mengikuti permainan yang mereka buat. Namun di sisi lain, Yura merasa bahwa dirinya bukanlah
, apa yang dia katakan tidak akan mengubah kenyataan yang sudah ada. Keluarga Jeong akan datang, dan pi
aim hak mereka. Mereka datang untuk menghancurkan segalanya," ujar
cukup kuat untuk melakuka
. "Kita semua merasa seperti itu. Tapi kita tidak p
s-keputusan untuk menghadapi ancaman Keluarga Jeong telah dibuat. Setiap anggota keluarga memiliki peran yang ha
n Daejin di tengah jalan. Mata ayahnya menatapnya dengan penuh p
an pesan. Mereka akan datang dalam waktu dua hari. Kami perlu tahu, apakah kamu sia
idak bisa dihindari. Dunia yang dia kenal kini berhadapan dengan dunia yang lebih besar dan lebih
ya ada perasaan tak menentu yang tidak bisa
ngan penuh harapan. "Kita akan bersama-sam
perang besar yang akan datang. Sebuah keputusan besar telah dib