gangan di rumah Ahn semakin memuncak. Setiap detik yang berlalu terasa seperti sebuah keputusan besar yang bergantung pada langkah-langkah yang
akan menentukan hasil akhir. Tidak ada ruang un
yang semakin pekat. "Mereka sudah dekat. Ini akan menjadi ujian terbesar kita
ipun ia berusaha untuk tetap tenang. "Aku tahu, Ayah. Tapi
ati banyak hal bersama, Yura. Ini bukan hanya tentang menang atau kalah. Ini tentang menjaga nama
lakukan selama ini-setiap keputusan, setiap langkah yang mereka ambil-telah memba
ah selesai. Wajahnya serius, tak ada senyum, hanya ketegasan yang terpancar jelas. Seolah-olah dia sudah siap menghadapi seg
"Kita hanya perlu menunggu sinyal dari orang kita di lapangan. S
Elira. Sesuatu yang membuat jantungnya berdebar lebih
mungkinan, tapi kalau kita lengah, mereka bisa melawan balik dengan lebih keras. Kita tidak b
ah-olah dunia di sekitar mereka semakin kecil, menyempit menuju pertempuran bes
ra mengambil telepon yang tergeletak di atas meja. "Dari lapangan," katanya singkat, menatap l
ad. "Mereka sudah masuk ke dalam kota. Segera sia
uh dengan dokumen dan peta strategis. Dia mulai mengatur ulang pos
itu sekuat tenaga. Di hadapannya, Daejin dan Elira berdiri tegak, siap unt
rintah. "Ini waktunya. Bersiaplah. Kit
ncanakan dengan sempurna. Tidak ada yang bisa dibiarkan terlewat. Setiap orang memainkan peranannya, dan mereka sem
ya akan mempengaruhi mereka, tetapi juga keluarga mereka yang lebih besar. Setiap langkah yang diambil malam ini ak
ereka bergerak ke medan perang dengan t
tas dengan cepat, seolah membawa pesan dari dunia yang lebih besar. Dunia yang tidak tahu apa yang sedang terjadi di balik pintu-pintu ruma
ng mereka tunggu akhirnya datang. Dari layar ponsel Elira, se
ar dengan tekad.
kata yang keluar dari mulut mereka. Hanya satu p
a ditunggu kini telah dimulai. Ini adalah titik tak kembali, dan tidak ada yang tah