ya dalam hati, tak bisa menahan
eolah merasa ada yang memperhatikannya, ia membuka mata perlahan. Begitu pandangan
engah sadar, sambil bangkit
a? Ini kamar anak saya," sahut Mira de
Alex," ucapnya cepat, seperti baru saja sadar dengan sia
baru ingat sekarang. Kamu sudah besar ya. Lama sekali Tante nggak lihat kamu, ternyata sudah berub
ira masih sama seperti dulu, bahkan mungkin lebih cantik. Kulitnya mulus tanpa kerutan, tubuhnya tetap terlihat kencang d
k dulu... masih kelihatan muda banget," ucap Alex, me
ama, memang. Tapi kamu ini... sudah besar, sekarang mala
senyum kaku. Entah
ke mana? Kok nggak ada d
," jawab Alex, mencoba tetap sopan meski pikiranny
at. Tante juga mau ke kamar, capek habis perjala
saat wanita itu berjalan pergi. Langkahnya tenang, anggun...
berdetak cepat. Ia merasa...
an yang sulit disembunyikan. Ia menjatuhkan tubuh ke atas ranjang, berbaring di sampin
Ibram, melirik sahabatnya
ringkan tubuhnya menghadap Ibram
s Ibram tera
diri? Dia Masih cantik sekali, jadi pengen kenalan
ih banyak perempuan cantik di dunia ini. Tapi kau
u hanya ingin mengenalnya lebih jauh... bukan sebagai anak panti, buka
tegas, bangkit dari tempa
au terlalu protektif. Tapi ibumu..
pintu. Namun sebelum pergi, Alex ber
Tentu. Dia masih muda, baru sembilan belas tahun. Lembut, menye
kembali terdiam di ranjang, memikirkan sesuatu ya
-
ukup lama ia berada di rumah sahabatnya, dan kini dengan ibu
dikit terangkat, memperlihatkan kulit halusnya yang terekpos. Daster tipis yang dikenakannya membelai tubuhnya, semakin menambah pesona yang sulit
" tanya Alex, sambi
kan suasana. "Tante suruh bersihin kolam renang. K
lam-malam belum pulang," jawab Alex de
kkin aja, sini duduk, Tante bawa makanan dari
nya sedikit gamang, ia pun
gkit dan bergerak menuju dapur. Ketika melintas di depan Alex, tu
buhnya mendadak tegang, dan dalam sekejap ia merasa tak tahan. Dengan buru-buru, Alex berdiri dan
a yang sedikit misterius, seaka
mesum," gumam M