mpanannya. Wajah Axel benar-benar sempurna di matanya, hidungnya mancung, bibirnya tipis namun menarik, alisnya tebal dan terbingkai rapi, serta sepasang mata b
a memandu gerakannya. Ciuman itu dalam, penuh makna, dan membawa gelombang emosi yang hangat. Lidah mereka saling menyapa, bergera
antara terkejut, kagum, dan terpikat. Ia merasa seperti tenggelam dalam pengalaman yang
Tante luar biasa," ucap Axel dengan su
ng terbentuk sempurna. Meski baru berusia 23 tahun, tubuh Axel sudah menunjukkan kedewasaan fisik yang
aranya setengah berbisik, matanya
mbut namun menggoda. "Kamu suka olahraga, ya? Tubuhmu nyaris sempurna... tidak seperti mantan tante yang cuma bisa pa
suka, aku bakal makin rajin deh. Tapi... aku yakin Tante bakal lebih suka yang bagian bawah," ucapnya
sik, "Di usia kamu yang muda begini, biasanya semuanya ingin cepat-cepat selesai. Tapi Tante akan ajari kamu bagaimana cara menikma
Mira tidak membuatnya tersinggung, justru sebaliknya. Ia tahu ini pertama kalinya, dan dia menginginkan bimbingan
ngkai dada yang masih kencang dan padat. Di usia yang telah melewati kepala tiga, pesonanya masih begitu kuat. Kul
tubuh Mira. Tangannya perlahan terangkat, hendak menyentuh.
n, sayang," ucapnya pe
terpesona. "Dada Tante indah banget... bahkan leb
isnya naik. "Kam
ke rumah... kadang main ke te
nanti dengan anaknya, tapi bukan sekarang, bukan saat perh
a pelan, "kalau sosisku... ngg
yang halus. "Lex... kamu masih muda. Bukan soal seberapa besar atau hebat se
sebuah kotak kecil da
Tante lebih nyaman tanpa alat bantu. Rasanya lebih deka
akaiannya, menyisakan hanya celana dalam. Tubuhnya masih muda, tapi terlihat t
k mau lihat dulu," tanya Alex sam
nya, begitu besar dan terlihat begitu keras, ia sa
apa minggu s
i konsekuensinya, keduanya dinyatakan absen dan harus mengumpulkan skor tambahan dalam beberapa hari ke de
sebentar, mencoba menenangkan pikirannya. "Kalau orang tuaku di us tahu soal ini, bisa-bisa mereka
dengan ponselnya, membuka sebuah aplikasi bernuansa hijau dan
nyari cewek lagi? Gimana
nemukan satu foto yang langsung menarik perhatiannya.
rencana lain malam ini," katanya santai. "Pinj
, Ibram sudah melangkah kelu
k bosan, ya?" gumam Ale
a panjangnya, lalu merebahkan diri di atas tempat tidur hanya dengan celana pendek. Hembusa
mpakkan kelelahan, namun tetap terawat dan anggun. Ia baru saja kembali dari Tiongkok,
seorang pria muda berwajah oriental, mirip anaknya... tapi jelas bukan Ibram. W
-ingat. Ia melangkah pelan mendekati tempat tidur, penasar