dari balkon dengan keadaan tangan yang masih dipegang erat oleh Qisya, sehingga Qisya terbawa dan terjatuh, kepalanya mengenai sebuah batu, dari kepalanya
gan Arutala waktu melompat dari atas balkon. Arutala pun khawatir, ia langsung melihat
u lemas karena hamparan kepalanya, Arutala pun perteriak sekencengnya un
iri mereka berdua. Seorang laki-laki keluar dari mobi
adarkan diri, Arutala pun menang
ri balkon pasti Qisya tidak sepe
ya dibaringkan dan dibawa keruangan IGD, langsung ditangani oleh piha
ndapatkan golongan darah A+. Di rumah sakit itu kehabisan golongan darah A+, dokternya pun
keluarga da
teme
erlu tanda tangan untuk biaya rumah sakit dan
yanya," kata salah seorang laki-l
darah saya, karena da
saya antar untuk m
si pun dimulai sementara, mereka bertiga menunggu, dua orang laki-laki yang entah siapa dan Arutala. Sambil
Arutala memutuskan untu
ia bertemu deng
nterin!" ajak Leon sambil me
lang," jawa
baru. Ketika sudah sampai, Leon membukakan pintu mobil unt
penting, jadi ga
b Arutala dengan seny
*
embawa seikat bunga mawar merah merona, kemudian diberi
usan, jadi maaf kalau me
kok!" jawab wanita
ya, mereka bercengkram
dengan baju gamis dan jilbab sederhana tengah mem
ku!" gumamnya. Air matanya tak bisa ia bendung hingga pipinya mulai basah. Emo
k,
tkan Leon yang sedang asyik bercanda dengan wanita simp
gg
melihat Arutala yang pipi
ari mengejar Arutala ya
alan yang disebranginya, sehingga sebuah bus pariwisata menabraknya hin
adaan. Namun yang mereka lihat hanyalah secarik kain berwarna abu dan ponsel yang tergeletak
g! T
sapa orang itu pa
barokatuh. Ini siapa ya, kenapa h
n Anda telah mengalami kecelakaan. Dia tertabrak oleh
egera datang ke sa
ama kemudian Zakia dan S
rti potongan gamis Arutala, tapi ia tak perca
ukan Arutala, 'kan?" tanya
e itu terdapat file tentang propil cerita kita, berarti iya, ituu Arutala," jawab Za
menghela napas panjang, butiran air m
innailaihi ra
Niuuuuuu.
ukan penyelidikan dan penelusuran di seluruh area su
*
n keberadaannya. Akhirnya pihak kepolisian memutuskan untuk menu
*
ngan ICU. Kedua sahabatnya selalu me
tnya. Mereka merindukan senyum dan kelakar Qisya. Meskipun Qisya oran
i jantung yang ada di ruangan Qisya berbunyi hingga membuat
yaqillah kepada para dokte
an tersebut pun bergegas keruanga
h lemah meneteskan bulir-bulir air ma
kia memeluk Syaqillah, mulai meneteskan b
l berpelukan lemah serta terus berdo
yang dingin itu. Hingga salah satu dokter pun keluar menemui
lukannya dari Syaqillah, lalu menyandarkan Syaqillah pada kursi tun
Dok?" tanya Zakia
as panjang. "Maaf Dek, dengan berat hati saya ingin menyampaikan bahwa pasien dinya
endengar kabar itu pun seketika pecah
ap Zakia yang tetap berusaha tegar, lal
, Kia," ucap Syaqillah
langan Arutala. Kenapa kita harus kehilangan Qisya lag
pemandangan itu pun
*
enatap batu nisan yang bertul
Qis? Kenapa kalian berdua ninggalin kita berdua? Katanya kita mau terus bersama dan ma
il, kita ikhlasin dan doain ya. Biar mereka tenang di sana, kalau kita nangisin mereka terus t
utuskan untuk pulang ke rumah kosannya. Setelah semuanya meninggalkan pemakaman, muncullah seorang mis
kamu masih hidup," tekad sosok misterius itu
buah pakaian. Kemudian ia membaringkan tubuh Qisya di
Dug
misterius itu pun langsung memasang alat bantu oksigen
a, sosok misterius itu memasang kam
*
ng gadis sedang berduka ata
a suka menjauh dari kita setelah kita nasehati, tapi
Arutala 'kan pemahaman agamanya agak kurang, ia lebih menguasai pemahaman tentang dunia, jadi wajarlah jika ia terpleset dalam kelalaian, dan ke