epat-cepat mengakhiri tukar p
memberi tahu ketiga sah
n of H
i
m warahmatulla
ls
il
arahmatullahi wa
ak
ام ورحمة ال
i
cik
ke mana yee @uta
il
mana pemot
ak
h tidur deh,
i
juga dia jam
il
, 'kan cape
harusnya
il
s yang dul
a and
i
a
ati kalau nanti ada laki-laki yang nge WA ke kalian,
n ana nggak mau kalian ter
ak
oky mami
il
fonya. Nanti kalau ada pu
i
ood gi
ak
ya, langsung aku lempar aj
il
get anty maen lempar-lempar aja t
ak
ha w
kalian mau ganti nih
ut
gegampang-gampangin mulu deh,
il
uys, aku nga
ullahi wabarakatuh,, lail
ak
ne juga,
i
gi
ussa'i
m warahmatull
acara wisuda yang diselenggarakan siang tadi dengan baju kebaya yang amat mengerahkan. Tidak lupa dengan s
, tidak terasa mereka chating-an sampai larut malam hingga
*
ah dan dua temannya d
kum," ucap me
Arutala, sembari membuka pintu dengan rambut
ar Zakia, melihat keadaan
napa?" tanya
napa gak ikut nimbrung di grup kita?" sambung
nyaan sahabatnya, ia malah mondar-mandir menca
akin aneh, ia melirik ke arah dekat bantal. Di sana i
dia nggak ada kabar di grup kalau gitu, dan sekarang Arutala lupa lagi
ya Syaqillah kepada dua sahabatnya. "Lihat itu handphone Arutala, tergeletak dekat bantal kesayangannya, tapi
adenin dan termakan oleh bujuk rayu busuk dari laki-laki itu? Kan Arutala ora
eskipun ia juga heran dengan tingkah Arutala
-diam merayap mengambil benda pipih deka
-nya, sementara kamu mandi. Biar mukamu yang kusut itu
kamu udah rapi, ke sana ke mari, tapi sekarang kamu malah baru bangun. Gak ke pake tuh kay
mandi!" pamit Aruta
uatu, bener kan Qil?" tanya Zakia kepada Qisya yang
a fresh, dan ini dia,' jawab Syaqillah memperlih
kasian 'kan Arutala, dari tadi ia mondar-mandir, terus dia kayak
t dari cara menatapnya juga. Aku nggak ngasih ini ke dia karena pe
andphone, jadi mereka dapat membuka
melihat chatting-an Arutala dengan seorang pria yan
yak terkejut gi
Qisya sambil melirik benda p
p layar ponselnya Arutala, ia akhirnya p
tighfar Zakia melihat chat-a
asaan bimbang dan kecewa. Zakia dan Qisya tidak terlihat kekec
uhh
dalam diri Syaqillah. "Kalau temen kita berbuat kesalahan, ya kita harus sadarkan. Sekarang lebih baik kita pikirin gimana caranya supaya Arutala jauh dari laki
jika ada orang yang bermesraan dengan yang bukan mahramnya, tapi untungnya ada Zakia yang selalu menasihati
a Qisya yang sedari tadi memikirkan badai ya
alias handuknya, ia menatap ketiga sahabatnya dengan penuh ke
u kayak gitu?" tanya Arutala
duk karena ada rasa kekecewaan yang terpendam dalam hati mereka. L
gilnya lirih de
utala tersenyum tipis
e kamu," ucap Zakia sembari menepuk tempat dud
a pun duduk mengambil
enapa,
anya sesuatu sa
bol
ya," ucap Zakia dengan t
ket enggak sa
e
enyadari raut wajah Arutala yang tampak kaget dan cemas, berusaha m
menunduk.
ernya
takan kepada mereka. Namun di sisi lain ada Syaqillah yang sedang meredam amarahnya, menggebu-gebu dengan tangan Zakia dan Qisya yang sedar
abar," bisik
bermodalkan membaca kalimat manisnya kamu mudah terjerumus begini. Apalagi kita enggak tahu pasti identitas laki-laki itu, siapa tahu dia cuma penasaran sama kamu terus nanti ninggalin kamu, nanti siapa yang sakit hati? Tetep kamu,
tangan Syaqillah untuk menahan
apan Syaqillah. "Dari mana Qila bisa tahu? 'Kan aku c
capan, janji manis, bahkan n
ri!" ucap Syaqillah menyodor
aku, kamu gitu?" tanya Arut
ya
mu, lacakin pri
rdebatan antara Aru
n laki-laki itu beracun La, beracun! Kenapa kamu asa
asaan itu hak aku," ucap Arutala yang sudah mulai hilang
jangan sampai hancur
ki beracun itu!" ucap Syaqillah de
hanya berusaha melerai untuk menenangkan
dah cinta sama dia Qil.
apa yang baru saja Arutala ucapkan, seolah
tahu, pokok
rutala pun melenggang pergi dari hadapan ket
riak Syaqi
a yang dari tadi tak tega melihat ai
h tenang buat jernihin pikirannya, kamu tenang
dulu Arutala,"
illah ke kamar dul
pun mengangguk. "Qil ke kam
u berjalan dengan keadaan tangan Qisya yang setia menge
menatap punggung kedua sahabat itu
eh melirik pint
ap Arutala yang sedari tadi masih mengenakan handu
Tuk
ala. Arutala pun menoleh ke pintu di belakangnya yang sed
suk?" suara Zakia terd
ki
Zakia untuk masuk menemuinya. Setelah Zakia
?" tanya Ar
gini
u?" ucap Zakia menatap lekat kedu
eh,
enyanggah dagunya mencari posisi nyaman untuk mendengar
? Emang kamu udah tahu identitasnya? Kamu udah t
ahu namanya
sian hati kamu La, nanti kamu kecewa. Kamu tuh kalau jatuh h
debar-debar dan seolah-olah ada kupu-kupu terbang di perut aku," ucap A
uh hati cukup doain aja jangan berlebihan, apalagi kamu perempuan, mudah banget terbawa perasaan. Takutnya pas kamu u
tala menunduk memainkan
p Zakia mengenggam kedua tangan Aru
untuk dihalalkan saja masih takut gak ditepati. Bahkan aku aja enggak tahu kabarnya, di mana dia sekarang dan sedang apa dia." Zakia berus
mu'alaikum." Zakia menutup pin
in
un bergegas mengambil ponselnya yang ia simpan di a
Bag
tala sed
rasal dari tambatan hatiny
balas pesan itu sampai lupa dengan
tala
Y
mu udah bisa
Y
ng Arutala saat hendak m
ut
Bag
na
ut
kah ini benar-benar cint
Bag
Kamu selalu ada dalam pikiranku. Aku selal
Ia benar-benar hanyut dalam kata-kata, tenggelam ke
Arutala, tertawa terbahak-bahak. "Akhirnya gue bisa dapetin nihcewek juga," gumamnya
pesan dan harapannya kepada Leon Bagas
ut
p, kamu
engkhianati kep
Bag
ak akan menyia-nyiakan kepercayaan cintamu. Ka
lakukannya tadi. "Astaghfirullah, aku masih pakai handuk in
*
ibayangkan olehnya tadi kini benar-benar kejadian. Ia khawatir jika konflik antara s
isya tanpa menunggu jawaban dari Syaqillah. Ia
arnya seraya memegangi lutut. Seketika ia kembali gelisah dengan kenyataan yang ia ketahui tentang sahabatnya. Aru
dikan perselisihan antara dirinya dan Arutala, begitu pun hubungan persahabatannya. Ia sesekali memikirkan tindakannya tadi kepada Arut
arena pemahaman Arutala yang minim, dirinya harus membantu dan membimbingnya agar lebih banyak
u gampang untuk dihasut. Lebih tepatnya lagi, Arutala justru tidak meng
yang lebih tua. Namun kedewasaan dinilai dari pemikiran, tinda
mnya seraya membuka pejaman matanya yang
nenangkan dirinya. "Ya Rabb, kuatkanlah ha
aktu kemarin di kampus. Ia merongoh saku di baju gamisnya untuk mengambil benda pi
to momennya. Seketika matanya tertuju kepada salah s
n aku hanya melakukan hal yang menurutku benar," Syaqillah menjeda ucapannya. Kemudian menatap lekat ketiga foto sahabatnya. "Ya, mungkin menurut kalian i
mu kekanak-kanakan gini," sambungnya dengan sedikit rasa kecew
ah sahabatnya itu, dan kembali memper
aikan kamu dan tanda kasih sayang aku ke kamu La," tuturnya, dan tanpa
ahnya seraya memegangi lutut dan menangis sejadi-jadinya. Hingga dirinya tidak menginga
mar Z
tentang Arutala. Karena memang tadi Zakialah yang members
amu?" tanya Qisya antusias kepada Zakia, karena
bertanya dan berbicara dengan Arutala. Entah apa yang membuat dirinya s
i lawan bicaranya, kini kekhawatira
anya dengan nada sedikit tinggi seraya memegangi kedua p
capannya karena memang entah apa yang sedang melan
um
khawatir Kia," tanya Qisya d
dia udah tanya-tanya dan udah nasihatin juga. Tapi-" Zakia kem
jangan setengah-setengah gitu kalau bicara,
t sangat khawatir. "Aku masih aja khawat
at itu, sontak menurunkan kedua tangannya yang sedari tadi memegangi pundak Zakia. Ia melemas seraya
ak ia langsung memeluk Qisya dari samping untuk menenangkannya. Tanpa s
seperti ini Ki
menerimanya dengan lapang dada. Dan tugas kita, agar mendapat jalan terbaik dan ridho Allah. Kita hanya perlu berdoa dan ikhtiar dalam menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik dan benar," tutur
*
man menjalani hubungan pacarannya dengan Leon. Sementara p
Ia melihat Arutala tengah sibuk membereskan bara
kejauhan, akhirnya ia menghampiri dan berdi
na?" tanya Qisya mena
Arutala datar, ia menerobos sahaba
umah ini sampai keluarga kita datang menjemput kita!" ,jelas Qi
melewati Qisya yang
jangan halangi aku!"
ataannya, hingga Arutala nekat untu
u jendelanya. Arutala menatap tajam mata Qisya, kemud
akan pernah membiarkanmu pergi!" ka
mengurungkan niatnya. Arut
la sambil memeluk sa