img Persahabatan dipenghujung lara  /  Bab 8 Kemarahan Syaqila | 88.89%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 8 Kemarahan Syaqila

Jumlah Kata:3476    |    Dirilis Pada: 14/04/2025

epat-cepat mengakhiri tukar p

memberi tahu ketiga sah

n of H

i

m warahmatulla

ls

il

arahmatullahi wa

ak

ام ورحمة ال

i

cik

ke mana yee @uta

il

mana pemot

ak

h tidur deh,

i

juga dia jam

il

, 'kan cape

harusnya

il

s yang dul

a and

i

a

ati kalau nanti ada laki-laki yang nge WA ke kalian,

n ana nggak mau kalian ter

ak

oky mami

il

fonya. Nanti kalau ada pu

i

ood gi

ak

ya, langsung aku lempar aj

il

get anty maen lempar-lempar aja t

ak

ha w

kalian mau ganti nih

ut

gegampang-gampangin mulu deh,

il

uys, aku nga

ullahi wabarakatuh,, lail

ak

ne juga,

i

gi

ussa'i

m warahmatull

acara wisuda yang diselenggarakan siang tadi dengan baju kebaya yang amat mengerahkan. Tidak lupa dengan s

, tidak terasa mereka chating-an sampai larut malam hingga

*

ah dan dua temannya d

kum," ucap me

Arutala, sembari membuka pintu dengan rambut

ar Zakia, melihat keadaan

napa?" tanya

napa gak ikut nimbrung di grup kita?" sambung

nyaan sahabatnya, ia malah mondar-mandir menca

akin aneh, ia melirik ke arah dekat bantal. Di sana i

dia nggak ada kabar di grup kalau gitu, dan sekarang Arutala lupa lagi

ya Syaqillah kepada dua sahabatnya. "Lihat itu handphone Arutala, tergeletak dekat bantal kesayangannya, tapi

adenin dan termakan oleh bujuk rayu busuk dari laki-laki itu? Kan Arutala ora

eskipun ia juga heran dengan tingkah Arutala

-diam merayap mengambil benda pipih deka

-nya, sementara kamu mandi. Biar mukamu yang kusut itu

kamu udah rapi, ke sana ke mari, tapi sekarang kamu malah baru bangun. Gak ke pake tuh kay

mandi!" pamit Aruta

uatu, bener kan Qil?" tanya Zakia kepada Qisya yang

a fresh, dan ini dia,' jawab Syaqillah memperlih

kasian 'kan Arutala, dari tadi ia mondar-mandir, terus dia kayak

t dari cara menatapnya juga. Aku nggak ngasih ini ke dia karena pe

andphone, jadi mereka dapat membuka

melihat chatting-an Arutala dengan seorang pria yan

yak terkejut gi

Qisya sambil melirik benda p

p layar ponselnya Arutala, ia akhirnya p

tighfar Zakia melihat chat-a

asaan bimbang dan kecewa. Zakia dan Qisya tidak terlihat kekec

uhh

dalam diri Syaqillah. "Kalau temen kita berbuat kesalahan, ya kita harus sadarkan. Sekarang lebih baik kita pikirin gimana caranya supaya Arutala jauh dari laki

jika ada orang yang bermesraan dengan yang bukan mahramnya, tapi untungnya ada Zakia yang selalu menasihati

a Qisya yang sedari tadi memikirkan badai ya

alias handuknya, ia menatap ketiga sahabatnya dengan penuh ke

u kayak gitu?" tanya Arutala

duk karena ada rasa kekecewaan yang terpendam dalam hati mereka. L

gilnya lirih de

utala tersenyum tipis

e kamu," ucap Zakia sembari menepuk tempat dud

a pun duduk mengambil

enapa,

anya sesuatu sa

bol

ya," ucap Zakia dengan t

ket enggak sa

e

enyadari raut wajah Arutala yang tampak kaget dan cemas, berusaha m

menunduk.

ernya

takan kepada mereka. Namun di sisi lain ada Syaqillah yang sedang meredam amarahnya, menggebu-gebu dengan tangan Zakia dan Qisya yang sedar

abar," bisik

bermodalkan membaca kalimat manisnya kamu mudah terjerumus begini. Apalagi kita enggak tahu pasti identitas laki-laki itu, siapa tahu dia cuma penasaran sama kamu terus nanti ninggalin kamu, nanti siapa yang sakit hati? Tetep kamu,

tangan Syaqillah untuk menahan

apan Syaqillah. "Dari mana Qila bisa tahu? 'Kan aku c

capan, janji manis, bahkan n

ri!" ucap Syaqillah menyodor

aku, kamu gitu?" tanya Arut

ya

mu, lacakin pri

rdebatan antara Aru

n laki-laki itu beracun La, beracun! Kenapa kamu asa

asaan itu hak aku," ucap Arutala yang sudah mulai hilang

jangan sampai hancur

ki beracun itu!" ucap Syaqillah de

hanya berusaha melerai untuk menenangkan

dah cinta sama dia Qil.

apa yang baru saja Arutala ucapkan, seolah

tahu, pokok

rutala pun melenggang pergi dari hadapan ket

riak Syaqi

a yang dari tadi tak tega melihat ai

h tenang buat jernihin pikirannya, kamu tenang

dulu Arutala,"

illah ke kamar dul

pun mengangguk. "Qil ke kam

u berjalan dengan keadaan tangan Qisya yang setia menge

menatap punggung kedua sahabat itu

eh melirik pint

ap Arutala yang sedari tadi masih mengenakan handu

Tuk

ala. Arutala pun menoleh ke pintu di belakangnya yang sed

suk?" suara Zakia terd

ki

Zakia untuk masuk menemuinya. Setelah Zakia

?" tanya Ar

gini

u?" ucap Zakia menatap lekat kedu

eh,

enyanggah dagunya mencari posisi nyaman untuk mendengar

? Emang kamu udah tahu identitasnya? Kamu udah t

ahu namanya

sian hati kamu La, nanti kamu kecewa. Kamu tuh kalau jatuh h

debar-debar dan seolah-olah ada kupu-kupu terbang di perut aku," ucap A

uh hati cukup doain aja jangan berlebihan, apalagi kamu perempuan, mudah banget terbawa perasaan. Takutnya pas kamu u

tala menunduk memainkan

p Zakia mengenggam kedua tangan Aru

untuk dihalalkan saja masih takut gak ditepati. Bahkan aku aja enggak tahu kabarnya, di mana dia sekarang dan sedang apa dia." Zakia berus

mu'alaikum." Zakia menutup pin

in

un bergegas mengambil ponselnya yang ia simpan di a

Bag

tala sed

rasal dari tambatan hatiny

balas pesan itu sampai lupa dengan

tala

Y

mu udah bisa

Y

ng Arutala saat hendak m

ut

arena aku juga sangat m

Bag

na

ut

kah ini benar-benar cint

Bag

Kamu selalu ada dalam pikiranku. Aku selal

Ia benar-benar hanyut dalam kata-kata, tenggelam ke

Arutala, tertawa terbahak-bahak. "Akhirnya gue bisa dapetin nihcewek juga," gumamnya

pesan dan harapannya kepada Leon Bagas

ut

p, kamu

engkhianati kep

Bag

ak akan menyia-nyiakan kepercayaan cintamu. Ka

lakukannya tadi. "Astaghfirullah, aku masih pakai handuk in

*

ibayangkan olehnya tadi kini benar-benar kejadian. Ia khawatir jika konflik antara s

isya tanpa menunggu jawaban dari Syaqillah. Ia

arnya seraya memegangi lutut. Seketika ia kembali gelisah dengan kenyataan yang ia ketahui tentang sahabatnya. Aru

dikan perselisihan antara dirinya dan Arutala, begitu pun hubungan persahabatannya. Ia sesekali memikirkan tindakannya tadi kepada Arut

arena pemahaman Arutala yang minim, dirinya harus membantu dan membimbingnya agar lebih banyak

u gampang untuk dihasut. Lebih tepatnya lagi, Arutala justru tidak meng

yang lebih tua. Namun kedewasaan dinilai dari pemikiran, tinda

mnya seraya membuka pejaman matanya yang

nenangkan dirinya. "Ya Rabb, kuatkanlah ha

aktu kemarin di kampus. Ia merongoh saku di baju gamisnya untuk mengambil benda pi

to momennya. Seketika matanya tertuju kepada salah s

n aku hanya melakukan hal yang menurutku benar," Syaqillah menjeda ucapannya. Kemudian menatap lekat ketiga foto sahabatnya. "Ya, mungkin menurut kalian i

mu kekanak-kanakan gini," sambungnya dengan sedikit rasa kecew

ah sahabatnya itu, dan kembali memper

aikan kamu dan tanda kasih sayang aku ke kamu La," tuturnya, dan tanpa

ahnya seraya memegangi lutut dan menangis sejadi-jadinya. Hingga dirinya tidak menginga

mar Z

tentang Arutala. Karena memang tadi Zakialah yang members

amu?" tanya Qisya antusias kepada Zakia, karena

bertanya dan berbicara dengan Arutala. Entah apa yang membuat dirinya s

i lawan bicaranya, kini kekhawatira

anya dengan nada sedikit tinggi seraya memegangi kedua p

capannya karena memang entah apa yang sedang melan

um

khawatir Kia," tanya Qisya d

dia udah tanya-tanya dan udah nasihatin juga. Tapi-" Zakia kem

jangan setengah-setengah gitu kalau bicara,

t sangat khawatir. "Aku masih aja khawat

at itu, sontak menurunkan kedua tangannya yang sedari tadi memegangi pundak Zakia. Ia melemas seraya

ak ia langsung memeluk Qisya dari samping untuk menenangkannya. Tanpa s

seperti ini Ki

menerimanya dengan lapang dada. Dan tugas kita, agar mendapat jalan terbaik dan ridho Allah. Kita hanya perlu berdoa dan ikhtiar dalam menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik dan benar," tutur

*

man menjalani hubungan pacarannya dengan Leon. Sementara p

Ia melihat Arutala tengah sibuk membereskan bara

kejauhan, akhirnya ia menghampiri dan berdi

na?" tanya Qisya mena

Arutala datar, ia menerobos sahaba

umah ini sampai keluarga kita datang menjemput kita!" ,jelas Qi

melewati Qisya yang

jangan halangi aku!"

ataannya, hingga Arutala nekat untu

u jendelanya. Arutala menatap tajam mata Qisya, kemud

akan pernah membiarkanmu pergi!" ka

mengurungkan niatnya. Arut

la sambil memeluk sa

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY