dari realita pernikahan yang membosankan. Club itu masih sepi, lampu redup menyala malas, aroma alkohol dan asap cerutu memenuhi udara. Ramos, pemilik club sekal
-alih pergi ke kantor? Apa terjadi sesuatu?" tanya Ramos
. "Suasana hatiku sedang bahagia saat ini,"
atah secara percuma? Atau kau sudah mendapatkan posisi pemimpi
rlalu sombong. Dia selalu merasa aku ini hanya numpang hidup. Seolah-olah aku harus bersujud karena menikahinya. Padahal, aku cuma memastikan satu hal-dia tidak
m, mengangguk s
adanya. "Aku butuh ban
ndar santai
etelah aku berhasil duduk sebagai pemimpin perusahaan, aku butuh kamu jadi sekretarisku.
rang pegawainya datang tergesa,
rinya. Kurasa dia mau... menjual gadis itu,"
belum ia bisa bergerak, pria itu sudah datang mendekat sambil me
rganya, yang penting aku dapat uang sekarang!" ucap s
takutan, jemarinya mencengkram erat
n mucikari! Aku tidak membeli siapa pun! Ini tempat alkohol,
nekat. "Berapa uan
. Slater meneguk whiskey-nya sekali lagi, lalu menatap lur
kau butuhkan?" t
leng panik, air mata meng
rsimpuh di kaki Slater, seolah sud
enganggu
Gadis itu tampak makin panik, tubuhnya gntuk alasan yang belum diketahui-baru saja membeli
datar, tak menunjukkan emosi apapun. Ia menghisap cerutunya seka
h, patuh, tidak kenal pria, dan pintar. G
r, pikirkan lagi. Dia masih sekolah. Kau
s jumlah, lalu mengulurkannya pada pria itu. Namun saat
uncul lagi. Jika kau berani mengusiknya, aku sen
r menjatuhkan cek ke lantai dan
bajunya dengan suara bergetar. "Ayah, kenapa menju
ong putrinya hingga jatuh dan
tunya dan memberi perintah, "B
a tersungkur. Ia mengambil cek yang jatuh dan mer
angi?" tanya
tangan yang masih menggenggam cer
dis itu hanya menangis pelan di lantai. Sla
iri, menunduk
mamu?" ta
uan," jawa
r, "Saya mohon tuan, jangan lakukan apapun pada saya...ya lama, lalu m
ku sudah menikah. Siapa yang bila
enatapnya dengan p
obil dari meja, melangka
," ucapnya datar, lalu