i rumah penduduk yang sederhana. Udara segar menguar dari pepohonan, mengusir sisa-sisa dingin y
jendela yang berbingkai jerami. Pandangannya kosong, seo
gkir di depan Damian dan duduk di seberangnya. Wajahnya lembut, t
a hari ini," k
cangkir teh di tangannya. "Aku sudah la
dalam senyum itu. "Mungkin karena kamu se
Tapi bayang-bayang masa lalu selalu me
. Damian terbaring di atas tikar anyaman di pojok po
an, jeritan, darah yang memercik. Semua terulang
gap saudara. Bagaimana peluru itu membakar kulitnya dan menyeretnya ke dalam
pertama kalinya dalam hid
hangat dengan sayur dan ikan panggang. Damian bangun dengan r
Desa ini sunyi. Penduduknya jarang terlihat kecuali d
t anak-anak bermain di sawah. Tertawa riang, bebas
saat gadis itu muncul dar
kemana?" t
k tentang tempat ini. Tenta
ak, lalu tersenyum. "K
r tua. Penduduk desa berkumpul dengan hangat, menyapa satu sama lain. Tapi t
reka belum tahu siapa kamu, jadi janga
ada satu pria tua yang menatapnya dengan tajam dari kejauhan. Waj
a?" Damia
rawatmu. Orang paling bijak
nya yang besar dan bekas luka membuatnya berbeda dari penduduk desa. Tapi Alir
itu, ada sesuatu yang me
dirian, ia melihat cahaya api di kejauhan. Suara langkah kaki dan
bahaya,"
ersenjata yang masuk ke desa. Wajah mereka tidak asing bagi Damian
s kembali ke pondok, menatap Alira y
tapi tegas. "Orang-orang dari
rat. "Tidak. Kamu tidak bisa perg
an dan keheranan. "Kenapa kamu peduli? Ka
yakinan. "Karena aku tahu, siapa pun kamu, k
n tahu, jika ia bertahan, hidup Alira dan seluruh desa akan dalam bahaya. Tapi j
nt
luka dan membangun kekuatan. Alira belajar menggunakan senjata sederha
yang terjadi, mereka a
am masih mengintai. Dan saat malam turun, s
amian menatap tajam. "Perta