tengah mengupas bawang di meja makan. Rambutnya digulung dengan rol, sementara mukanya sedang memakai mask
erkata, "Mau ketemu calon suami aku. Ibu pengen ak
mu berpiki
rumah ini, jangan halangin aku." Elmy sadar ucapannya kurang ajar, tapi
inya mengatakan apa yang dia lakukan ini salah, Elmy
pria itu mengiriminya chat dan bilang, Elmy boleh melakukan apapun di aparteme
k menulis di sana. Sampai di depan pintu apartemen, dia menekan password dan pintu terbuka.
lmy melempar dirinya ke sofa empuk di ruang tamu, dan berba
r tertidur. Beberapa jam berlalu, dia terbangun saat mendengar bunyi bip dan pin
my terpotong saat meli
apartemen Raffayel?" tanyanya maj
sih tahu password
ngan tampilan mod
*
g ke apartemennya. Baru dia memikirkan gadis itu, teleponnya berdering dan na
mm
udah di apa
g." Raffayel mengira-ngira sendiri, mengingat
Han
apa? Dia bertemu Elmy? Desahan lolos dari bibir Raffayel, dia menut
tadi dia diam doang. Terus, dia nat
atnya meremat jari sendiri. Decakan terdengar, dia menatap layar po
mulut
ya Elmy menya
r." Raffayel bergegas meninggalkan meja kerjanya, membuat Brian yang tadi memperhatikan hanya geleng-geleng kepala
luan," kata Raffayel se
*
s menghunus ke depan, pada sosok gadis mungil yang kelihatan gugup di seberang sana. Setela
miringkan kepala, mengamati dalam diam. Jauh di lubuk hati, dia be
ayel tergila-gila? Apa bibir keringnya yang tanpa lipstik itu bisa membuat Raffayel berkein
ah kenapa dia menolak percaya. Sebelum mendapat bukti y
kamu pacaran dengan Raffay
ukup membuat Hannah makin curiga. Tangannya yang k
dohkan dengan Raffayel sekarang." Hannah menekankan kata demi kata, untuk mempertegas
y Gemintang. Um
at tangan di dada. "Pekerjaanmu? Usia?
gur. Usia ... apa itu p
uncul. Hannah berbalik sebentar, sebelum memandang Elmy lekat-lekat
setelah mendengar kata-kata
kini berjalan ke sofa tempat Elmy duduk. Tangan pria itu mengusap bahu Elmy dengan lembut. Ibu jariny
aku harus bersaing dengan cewek tua, pengangguran dan
pel di telinga Elmy yang memerah. Samar Hannah mendengar kata-kata
gatnya dengan seruan, "Kamu tidak sanggup m
kamarku sana, tutup pintu
menancap di telapak tangan. Dia bangkit menatap Raffayel. "Kamu g
el lalu menarik tangan Hanna
ak mengamati muka Raffayel yang berang, dia berteriak keras, "
u?" tanya Raffayel membuat pupil
ku. Satu-satunya. Cuma aku,"
pias, sedangkan Hannah tersenyum tipis padanya. Gadis itu m
ikku kan,