uk kehidupannya dulu. Kabut tipis menyelimuti jalan setapak menuju sekolah, dan aroma tanah basah menyen
kopi dan kue panggang, Lia berdiri di depan cermin tua. Matanya yang cerah tapi penuh be
. Miranda mengenakan pakaian sederhana, rambutnya yang dulu selalu rapi kin
pkan nampan kue di tasnya. "I
fajar untuk membantu ibunya menyiapkan kue dan sarapan, kemudian berangkat sekolah, dan s
jah yang selalu tampil sempurna, dan teman-teman yang selalu membuatnya merasa diterima. Kini, dengan pakaian yang sede
e, ya? Dulu kan anak orang kaya," bisik
mengabaikan komentar itu. Ia tahu, duni
seorang pemuda yang baru saja pindah dari kota lain karena orang tuanya bekerja di perusahaan ayah Lia. Darr
asa sedikit hangat di ha
eterpurukan. Meski sedih dan terkadang tak berdaya, ia selalu berusaha kuat demi L
" Mbok Rini mengingatkan dengan suara lembut saat melihat Mir
Takut kehilangan Lia," jawab
s kuat. Dan kau juga harus kuat, Bu.
jadi lentera kecil dalam kegel
jung usai. Suatu sore, saat berjualan kue di dekat pasar, Lia be
g, Lia menawarkan
ta itu tersenyum dengan h
hagiaan sederhana bisa ditemukan dari memberi dan
ndengar kabar bahwa ayahnya, Jonathan, mengadakan pesta besar bersama wan
: marah, sedih, atau justru ingin membuktikan bah
anji pada diri sendiri bahwa suatu hari, ia akan membangun kehidupannya sendiri, lebi
flik baru di bab selanjutnya-pertemuan kembali dengan ayah dan