img Turn Back Time  /  Bab 9 Tumbuh | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 9 Tumbuh

Jumlah Kata:1105    |    Dirilis Pada: 22/12/2021

elesaian. Si kembar telah tumbuh menjadi siswa sekolah dasar. Si bayi kecil dengan mata kecil itu juga tumbuh me

ekali dia akan menyambangi kedua toko miliknya itu bersama si bungsu sekalian menjemput dua putranya. Tama dan Fajar begi

dia tidak ada teman bermain. Di ruang tengah si kembar tampak asik menggambar dan mewarnai sebagai t

membuat Dinda tersenyum. Dia berjongk

ingin main apa," ujar Dinda membujuk Elang agar ke

ukannya ikut sedih Dinda justru merasa gemas dengan putra bungsunya ini. Dia men

sih kertasnya biar bisa gambar juga!" pinta Dinda. Tama memberikan selembar kert

ran. Padahal tadi ketiganya asik bers

nya membuat hidung itu makin memerah. Tama mengangguk

ang sudah tengkurap di karpet dan mencoret-coret kertas. Elang mengangguk da

tian pada Elang. Sesekali kembarannya itu akan memuji gambar jelek adiknya membuat dia mer

" tanya Fajar menunjukkan gamba

an tidak bisa membuat robot," ujar Tama memuji. Tapi tampa

Tama meringis canggung mendengar penjelasan gambar yang ia kira rob

Lihat gambar

akaknya. Tama meringis melihatnya dan mengacungkan kedua jempolnya. Dia melirik ad

bisikan menjauh menutup telinganya, seolah mengatakan dia enggan mendengar apapun

u segera mengangguk dengan semangat. Dia juga ingin memberi warna di kertas gambarnya seperti milik

mperhatikan kembarannya yang hanya mewarnai ulang gambarannya. Itu sudah selesai, harusnya

dan memasukkan semua pensil warnanya di dalam kotak. Meletakkan kotak tulisnya di atas kertas gambarnya.

tas menggerakannya kencang sampai ibu yang melihat berteriak memperingatinya untuk berhenti. Kakaknya yang akan me

n sebelah ayunan Fajar. Fajar menoleh dan mengangguk. Dia tidak mar

dan memiringkan kepalanya tidak mengerti. Dia selalu peduli pada adik-adiknya, bapaknya bilang dia harus m

mengungkapkan isi hatinya. Dia menunduk, mengingat saat bapaknya yang pulang kerja langsung menghampiri El. Ata

diinginkan adiknya. Padahal selama ini jelas semua menyayangi Fajar termasuk dirinya. Tapi, melihat wajah sedih F

nang akhirnya bisa membuat adiknya tak lagi sedih. Mereka mulai mengayunkan ayun

mewarnai. Yang penting Elang merasa senang dia tidak mengatur kedua putranya untuk terus bermain dengan si bungsu. Dia tahu kedua putranya sudah beranjak menjadi anak-a

lu kencang!" dari ambang pintu belakang,

utan berseru dengan riang. Perasaan hatinya

n dunianya sendiri. Menggumam dengan bahasa bayi dan bersorak sendirian dengan hasil karyanya. Dia lantas berdiri m

ya Dinda menerima kertas gambar tersebut. I

alu-malu sembari menggoyangkan

. Elang tertawa riang menerima usakan kepala ibunya di perutnya

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY