img Kenangan Obsidian  /  Bab 3 Anak-anak Api yang Rusak | 60.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Anak-anak Api yang Rusak

Jumlah Kata:1023    |    Dirilis Pada: 25/06/2025

yang setengah terhapus oleh erosi dan waktu-masih bersinar samar dalam cahaya pucat. Asha, Kael, dan Lirien maju dalam diam, ditemani oleh dua pemandu yang diasingkan: Yure

ak seperti api di bawah tanah. Mereka tidak pernah mengulangi pemukiman mereka. Mereka tidak pernah meninggalka

enyambut kita sekarang?" tanya Ash

a tanpa menoleh. "Karena kau membangunkan sa

, seolah dunia masih bernapas di bawah kaki mereka. Kael berjalan lebih lambat, lengan kanannya kini hampir seluruhnya tertutup obsidian. Ash

yang berhenti di tengah tarian. Di tengahnya, sebuah struktur batuan cair berfungsi sebagai altar: spiral hitam mengilap, tertanam

re," Maeka mengumumkan. "Jangan mendekati altar t

alis seputih cat putih di langit-langit. Jubahnya disulam dengan benang tembaga teroksidasi yang m

ang ingat?" t

Pembawa pecahan Hati. D

seolah ingin membacanya di balik

usak. Di sini kita tidak meminta izi

laki tua itu tidak mirip dengan para penindas kuil, atau para hakim abu yang menghukum dengan api. A

dilindungi Asha dengan perban kulit, "bukan hanya hati. Itu kunci." Dan dengan memelukmu, dengan melindungimu, dia menjadi wadah. Bukan berarti dia kehilangan kemanusiaannya. Itu berarti dia mengambil bentuk lain. "Dan bisakah itu dihentikan?" tanya Kael, suaranya kering. "Bukan tanpa konsekuensi," jawab Ezkhar. "Tapi itu bisa disalurkan." Children of Broken Fire mulai berkumpul dalam lingkaran di sekitar altar. Salah satu dari mereka, seorang wanita muda dengan tato abu dari leher hingga buku jarinya, melangkah maju. "Ritual penahanan bisa membantumu," katanya. "Tapi jika kita salah menghentikannya, apa yang kau bawa bisa hancur.

sampingny

da itu bisa meng

a, lebih kepada dirinya send

r. Udara dipenuhi dengan aroma logam, seolah-olah waktu itu sendiri berkarat. Kael bernapas dengan berat. Lengannya y

enyut pecahannya

sinkron," kata Ezk

rbentuk di batu di bawah kaki Kael. Bukan retakan di bumi

ju altar, tetapi

kannya sekarang, di

eriak Asha. "Dia buka

nyaris tak bergerak, teta

erah itu saling bertautan, menyatu, seperti aka

ngan m

atuh b

na, dia memegangnya dengan kedua tangan. Tubuh Kael gemetar, tetapi matanya terbuka. Ti

?" bi

gangguk

asih d

benjolan di t

h lambat, seolah-olah setiap l

ak. Untuk saat ini.

u?" tan

u tidak lagi hanya melindungi pecahan itu."

dak ada bayangan ke

pakah harus meras

yang harus kulakukan aga

an untuk pertama kal

semua Hati bersatu kembali, keseimbangan dapat dip

ahan yang tersem

ini baru

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY