img Cintamu Dibayar Dengan Surat  /  Bab 4 tak pernah membayangkan hidupnya | 17.39%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 tak pernah membayangkan hidupnya

Jumlah Kata:2782    |    Dirilis Pada: 09/07/2025

utasinya. Investigasi terus berjalan, media terus memberitakan, dan tekanan dari ayahnya, Tuan Dirgantara, tak henti-hentinya. Rumah tangga pun tak luput dari badai. Clara, yang tadinya selalu

erisi panggilan dari bank yang menuntut penjelasan, investor yang menarik diri, dan mitra bisnis yang mulai menjaga jarak. Ia

mpak krisis. Kartu kreditnya sering ditolak, barang-barang branded yang biasa

kita?" Clara bertanya suatu malam, suaranya dipenuhi ketakutan.

gat kuat. Seolah-olah ada seseorang yang dengan sengaja membocorkan semua rahasia internal perusahaan!" Rio memijat pelipisnya, pusin

sti ada yang menjebakmu, Sayang.

gasi untuk mencari tahu siapa yang menyebarkan semua berita ini. Pa

tiap kata mereka. Wajah Sintia datar, tanpa emosi, namun di dalam hatinya, kepuasan membuncah. Rio m

yerang. Ia telah mengumpulkan cukup bukti, dan ia telah mempersiapkan langkah sela

makan (Clara masih tertidur karena begadang), Sint

u ingin mengeluh lag

samping piring Rio. Rio mengerutkan kening, lalu membuka amplop itu

dup di acara amal, foto Clara sedang memengaruhi Rio di depan peta proyek resort, dan beberapa foto dokumen

endapatkan semua ini?" ta

. Lebih banyak bukti tentang kecuranganmu, tentang manipulasi perizinan, dan

mata terbelalak, tak percaya dengan apa yang

ernah lihat, senyum yang dingin dan mengerikan. "Ya, Rio. Aku yang melakukannya. Aku yang memboc

Kau gila! Kenapa kau melakukan ini, Sintia? Apa maumu?!" N

kan padaku? Setelah kau merenggut kesucianku, setelah kau memaksaku menikahimu, setelah kau menelantarkanku

ri Sintia. Ia belum pernah melihat Sintia seperti ini. Sintia

bagaimana kau mengabaikan Dika, bagaimana kau menganggap ibuku sebagai beban! Kau bahkan tidak peduli saat nyawa ibuku terancam

dak benar! Aku sudah menyuruh s

l satu-satunya warisan dari nenekku untuk membeli obat ib

ntia akan sejauh ini. Ia tidak menyangka wanita yang

i," lanjut Sintia, suaranya kini kembali tenang, namun lebih dingin dari sebelumnya. "Dan sekarang

dari wanita yang selama ini ia anggap tak berdaya. Amarahnya meluap-luap, namun ketakutan juga menyelimutinya.

endengar keributan itu. Ia melihat amplop

agi begini?" tanya Clara, matanya curiga meli

a. "Clara, dia... dia yang membocorkan semua

percaya. "Sintia? Tidak mungkin. Dia kan.

lian kira. Aku tahu semua tentang kebohongan Rio, tentang manipulasi data, dan

rah. "Kau! Dasar wanita licik! Kau ingin m

alian hidup dalam kebahagiaan palsu, di atas penderitaanku dan

Namun, Sintia tetap tenang. Ia tidak lagi takut pada mereka. Ia telah mencapai titik di man

gan mata penuh kebencian. "Baiklah, Sintia. Apa maumu?

tapan dingin yang membuat Rio berg

enceraikanmu? Jangan gila, Sintia! Ka

asia gelapmu terbongkar sepenuhnya di depan publik. Aku punya bukti yang lebih kuat dari yan

ketakutan. Ia tahu Sintia tidak main-main. Ia tah

rnah mengakuinya sebagai putramu. Kau tidak pernah memberinya kasih say

cintai Dika, itu benar. Tapi mendengar Sintia mengatakan ia tidak

ntuk membiayai pengobatan ibuku seumur hidup, dan untuk masa depan Dika yang lebih baik. Aku tidak ingin satu

r hartanya, kehilangan Dika, dan menceraikan Sintia di tengah krisis i

apatkan semua itu, Sintia,"

embocorkan semua rahasiamu, satu per satu, sampai kau benar-benar tidak punya ap

icara. "Rio, jangan dengarkan dia! Dia hanya m

tahu Sintia serius. Ia tahu Sintia memi

akah ia bisa membalikkan keadaan, atau setidaknya meminimalisi

sumbernya, tapi ini sangat sulit. Jika Nyonya Sintia benar-benar dalang di balik sem

ksudmu posisi saya lemah? Say

dipaksa, atau jika dia bisa menunjukkan bukti-bukti penyalahgunaan kekuasaan dari pihak Anda. Dan dengan semua

putus asa. Ia tahu ia terpoj

uing. Ia berpikir tentang Dika. Anak yang selama ini ia abaikan, yang kini mungkin akan direnggut darinya selamanya. Entah mengapa, ada ras

ui Sintia di perpustakaan.

r lelah dan kalah. "Aku akan menceraikanmu. Ak

tanpa ekspresi. "

n memberikan jumlah yang kau minta.

ua ini diselesaikan secepatnya. Dan aku

tidak memiliki energi untuk me

mengang

emua ini, Sintia. Aku sudah kehilangan banyak. Jangan buat

memberinya kepuasan yang luar biasa. "Aku akan berhenti, Rio. Setelah semua

mengangg

namun sebagian besar bersimpati pada Sintia, yang dianggap sebagai korban. Nara sumber yang sebelumnya dihubungi Sintia pun mengungkap

inya. Ia sering berteriak pada Rio, menyalahkan semua ini padanya. Ia juga mulai mengeluh tentang

Clara bertengkar he

pa kau mau diceraikan oleh wanita itu?!" teriak Clara.

semua bukti! Dia akan menghancurkanku jika aku

menjagaku! Sekarang kita akan bangkrut kare

ntai. Untuk pertama kalinya, Rio melihat Clara dengan jelas, tanpa tabir asmara yang membutakan. Ia menya

"Kau hanya memikirkan dirimu se

s kupikirkan?! Kita akan kehila

rnya, Rio membuat keputusan. "Baiklah, Clara.

iam. "Apa

idak bisa lagi menanggung semua ini. Aku sudah kehilangan segalanya karen

juk, mencoba meminta maaf, namun Rio sudah mengambil keputusan. Ia telah melihat

ih ke Rio, yang dianggap sebagai korban dari dua wanita: Sintia yang "licik" dan

inta: cerai, hak asuh penuh atas Dika, dan kompensasi finansial yang besar. Rio, yang kini sudah kehilanga

apa barang Dika. Ia tidak mengambil apa pun lagi dari rumah besar itu. Ia menatap k

mua ini, terlihat bingung namun juga senang kare

k sendirian di ruang tamu, memandangi kekosongan. Waja

Rio," kata Sintia

ata wanita itu, ia tidak lagi melihat amarah a

kata Rio, suaranya serak. "

"Aku tidak menghancurkanmu, Rio. Kau menghancurkan dirimu s

awa Dika keluar dari rumah itu. Rumah yang selama ini menjadi

gnya seperti dulu. Saham perusahaannya terus anjlok. Ia kehilangan segalanya: kekayaan, kekuasaan, re

sa lalu, kebenciannya pada Sintia, pengabaiannya terhadap Dika, dan kebutaannya terhadap Clara.

a Sintia dan Dika. Ia memikirkan bagaimana ia mengabaikan putranya sendiri. Untuk pertama kalinya, Rio merasakan sesuatu yang asing d

ra Rio, yang dulu menganggap mereka sebagai benalu

hiruk pikuk Jakarta dan bayang-bayang keluarga Dirgantara. Ia tidak lagi hidup dalam kemewahan, namun ia mera

ka usaha desain grafis kecil-kecilan dari rumah, memanfaatkan keahliannya yang dulu terpendam. Dengan p

h. Sintia memastikan Dika mendapatkan semua cinta dan perhatian yang pantas ia dapatkan. Setiap

lah terbayar, dan ia telah menemukan kedamaian yang ia impikan. Ia telah membuktikan bahwa wanita yang

Bekas luka itu akan selalu ada, sebagai pengingat akan masa lalu yang menyakitkan. Tapi kini, ia telah menja

sa menjadi kekuatan paling dahsyat. Rio mungkin telah kehila

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY