ingin, sebuah tekad baja yang terbentuk dari setiap tetesan air mata dan luka yang menganga. Ia telah melewati fase berduka, kini saatnya bertindak. Perjanjian yang mengikatny
alu terpuruk untuk memperhatikan mereka. Kini, ia mulai mengubah pendekatannya. Ia tidak lagi sekadar memberi perintah, melainkan mulai berinteraksi dengan ramah, menanyakan kabar keluarga mereka, bahkan s
sik Bi Narsih, pengasuh Dika, suatu sore. "Dia juga sering meminta kami melakukan hal-hal yan
hu Clara adalah wanita yang boros dan temperamental di balik citra anggun
erjanya. Rio, dengan keangkuhannya, seringkali meninggalkan dokumen penting tergeletak begitu saja. Sintia tidak mengambil atau mengubah apa pun, ia hanya memotretnya dengan ponsel lamanya. K
nis. Sintia mengunduh aplikasi kamus bisnis di ponselnya, dan perlahan-lahan mulai memahami bahasa rumit yang digunakan Rio dan Clara. Otaknya yang cer
ur. Ia tidak ingin Rio hanya menderita secara perasaan, ia ingin Rio kehilangan sesuatu yang paling
diri, dan itu adalah celah yang Sintia cari. Rio sering kali membuat keputusan impulsif, terutama jika itu adalah saran dari
nta Rio untuk membeli barang-barang mewah yang tidak perlu, atau berinvestasi pada proyek-proyek yang berisiko tinggi, hanya karena terlihat menjanjik
lau terpencil. Proyek ini digadang-gadang akan menjadi "masterpiece" Rio dan akan meningkatkan n
yang tampak janggal, dan beberapa aliran dana yang tidak transparan. Awalnya, Sintia hanya merasa curiga, namun semakin dalam ia mempelajari, semakin jelas ia meliha
i depan komputer di perpustakaan, menggunakan koneksi internet Rio yang super cepat, untuk menggali setiap detail. Ia bahkan membuat akun email anonim untuk berkomunikasi dengan beberapa LSM l
ik, tidak hanya proyek itu akan dihentikan, tetapi Rio juga bisa menghadapi tuntutan hukum yang serius, bahkan berujung pada pemenjaraa
yang sedang mengintai. Mereka hidup dalam gelembung kebahagiaan palsu, percaya bahwa mereka telah menyingkirkan semua masalah m
alita papan atas. Sintia kembali diminta untuk hadir, sebagai "istri pertama yang malang namun tegar" di
Dari percakapan yang tidak sengaja ia dengar, pria itu adalah seorang pejabat tinggi dari Kementerian Lingkungan Hidu
engambil minuman. Ia mendengar
sort kami bisa mendapatkan dukungan penuh d
mi, ada beberapa prosedur yang harus dipenuhi. Terutama terkait AMDAL dan dampaknya
Rio sudah menyiapkan semuanya dengan sangat teliti. Kami bahkan berencana untuk memb
vasi, hanya sebuah janji manis untuk mendapatkan izin. Sintia diam-diam memotret interaksi mere
an lebih banyak bukti, membuat jebakan yang lebih rumit, agar ketika saatnya tiba, Rio akan ja
ak yang bisa ia tuntut, dan apakah perjanjian yang ia tanda tangani bisa dibatalkan atau setidaknya direvisi. Ia tah
yang meskipun besar, tidak pernah ia hamburkan, kini ia sisihkan. Ia ingin mem
. Mereka masih menganggapnya sebagai wanita bayangan yang tidak berbahaya. Mereka terlalu sibu
. Dengan uang yang ia tabung, ia membeli beberapa pakaian sederhana namun modern, mulai merias wajahnya sedikit, da
natapnya sekilas, dan untuk pertama kalinya, ada sedikit kerutan di dahinya. "Kau te
lalu berlalu begitu saja. Rio terdiam, memandang punggung Sintia yang menjauh. Ia merasa ada sesuatu yang aneh, namun i
tetapi juga mental. Ia tidak lagi peduli dengan cinta Rio, tidak lagi berha
idak berlabel. Rio pasti lupa membawanya. Insting Sintia mengatakan bahwa ini adalah kesempa
gan, draf kontrak, email internal, dan bahkan beberapa rekaman rapat. Sintia terpaku. Ini adalah tambang emas. Semua bukti yang ia butuhkan ada di sana. Ad
o, atas saran Clara, menginvestasikan sebagian besar dana perusahaan ke proyek ini, bahkan sampai mengambil pinjaman besar dari bank
USB Rio ke tempat semula, seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Jantungnya berdegup kenc
melapor ke polisi atau media. Ia tahu itu terlalu riskan, dan Rio bisa den
formasi samar tentang dugaan pelanggaran hukum dalam proyek resort tertentu, tanpa menyebut nama Rio atau perusahaan Dirgantara secara langsung. Ia menggu
ngatakan bahwa ia memiliki beberapa informasi yang mungkin menarik bagi mereka, informasi tentang dugaan pe
ng mulai menunjukkan minat pada proyek resortnya. Beberapa media kecil juga mulai mengangkat isu tentang potensi dampak lingkungan dari pembangunan resort di pulau te
rumor-rumor aneh yang beredar. Clara segera menanyakan hal ini pada Rio, yang dengan santai menjawab ba
Ia terus menjalankan perannya sebagai istri yang terabaikan, ibu yang men
n. Rio membaca koran, dan tiba-tiba raut wajahnya ber
kan tubuhnya. "A
ang proyek kita. Mereka bilang kita tidak transparan, dan proye
nya sedikit cemas. "Ini kan hanya
ika ini sampai ke telinga Pak Wijaya, bisa-bis
pan itu. Sebuah senyum tipis, nyaris tak terlihat, tersungging di b
mulai desas-desus ini. Ia curiga ada pesaing bisnis yang ingin menjatuhkannya. Ia tidak pernah berpikir bahwa o
mulai meliputnya, terutama setelah LSM lingkungan yang dihubungi Sintia mulai mengeluarkan pernyataan resmi. Rio dan Clara mulai panik. I
i kantor, mencoba memadamkan api yang semakin membesar. Clara mencoba menghiburnya, namun ia sendiri mulai
endekati Rio, berpura-pura khawatir. "Rio, aku dengar ada masalah denga
pot. Ini urusan pria." Ia masih meremehkan
ia tersenyum pahit. Rio tidak tahu, bahwa orang yang "tidak be
an Sintia, diterbitkan di surat kabar nasional. Artikel itu mengungkap semua kecurangan dalam proyek resort Rio, mulai dari manipulasi perizin
tah. Investigasi resmi dimulai, dan Rio dipanggil untuk dimintai keterangan. Skandal besar ini mengguncang dunia bi
baik yang telah ia bangun seumur hidup kini tercoreng karena ulah putranya. Tuan Dirgantara
eman-temannya menjauh, dan kartu kreditnya mulai ditolak karena krisis finansial yang melanda Rio. Clara panik. Ia mul
uanya aman!" teriak Clara suatu malam. "Kita aka
a semua ini bisa bocor. Ia mencoba menyalahkan para pesaingnya, atau bahkan orang-
hanyalah permulaan. Ia telah membuat Rio merasakan sedikit dari rasa sakit yang selama ini ia
terpojok. Ia harus menemukan kambing hitam, seseorang yang bisa ia salahkan untu
ada Sintia. Ia terlihat terlalu tenang di tengah badai ini. Terlalu dingin. Rio tidak tahu mengapa
menekan Rio agar menceraikannya, dan memberinya hak asuh penuh atas Dika, serta jaminan finansial yang lebih besar. Ia tidak lagi peduli dengan
kita akan bebas. Mama janji, kita akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik," bisikny
selama ini, adalah badai yang akan menghancurkan semua yang ia miliki. Dan babak baru dalam perte