img Hati Suamiku Milik Sepupuku  /  Bab 1 tak pernah ada | 20.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Hati Suamiku Milik Sepupuku

Hati Suamiku Milik Sepupuku

Penulis: Muhamad Ilham
img img img

Bab 1 tak pernah ada

Jumlah Kata:1709    |    Dirilis Pada: 12/07/2025

seperti malam-malam sebelumnya, sisi ranjang di sebelahnya masih kosong, dingin, dan tak tersentuh. Aroma maskulin yang samar dari bantal Revan adalah satu-sat

King size ini, berharap, berdoa, bermimpi bahwa suatu hari Revan akan benar-benar ada di sisinya, bukan hanya secara fisik, tapi juga secara ha

mi kepentingan ekonomi dan status sosial. Keluarga Wijaya dan keluarga Dananjaya, dua konglomerat raksasa yang memutuskan untuk mengikat tali persaudaraan melalui pernikahan Kirana dan

rasa seperti kewajiban, bukan keinginan. Namun, Kirana, dengan segala idealismenya, percaya bahwa cinta bisa tumbuh. Ia percaya bah

ngkat berisi ucapan penyemangat atau sekadar bertanya kabar, yang seringkali hanya dibalas dengan emoji jempol, atau bahkan tidak dibalas sama sekali. Kirana bahkan pernah mencoba merenc

senyum tipis terukir di bibirnya, senyum yang tak pernah ia lihat saat Revan berbicara dengannya. Saat Kirana bertanya siapa

i tubuhnya, dan Kirana tahu Revan baru saja dari bar atau klub malam. Tanpa bertanya banyak, Kirana membantunya melepaskan dasi dan jaket, menuntunn

mam Revan, ma

ya, putri dari bibinya. Kirana dan Sekar tumbuh bersama, berbagi rahasia, tawa, dan ta

Ia tidak ingin percaya. Ia tidak boleh percaya. Keyakinannya akan cinta yang bisa tumbuh it

rsenyum tipis, bahkan sesekali melingkarkan lengannya di pinggang Kirana. Semua itu hanyalah topeng, topeng yang dikenakan untuk menjaga reputasi keluarga.

aktu berjam-jam di sana, atau pergi tidur di kamar tamu yang sudah lama ia jadikan "ruang pribadi". K

" ucap Kirana pelan, me

gkat kepalanya dari layar

ah makan

ud

rbicara dengan dinding. Ia mundur perlahan, meninggalkan Revan sendirian de

ersiapkan sarapan di dapur, menuangkan jus jeruk ke dalam gelas ketika ponsel Revan yang

lupa nanti malam ada acara pen

ang, memukul-mukul dadanya dengan irama tak beraturan. Matanya terpaku pada layar ponsel itu. Ra

buka semua pesan sebelumnya. Rentetan pesan yang tak bisa disangkal lagi. Foto-foto mereka berdua, selfie romantis di berbagai tempat, bahkan ada foto Revan mencium kening Sekar dengan latar be

nnya berkeping-keping. Dunia di sekelilingnya mendadak sunyi, hanya suara detak jantungnya sendiri yang men

bisiknya, air mata mulai m

sering datang ke rumah mereka, bahkan menginap. Sekar, yang selalu memberikan saran-sar

urun dari kamar. Kirana buru-buru menyeka air matanya, berus

suaranya datar, tanpa emosi, namun ada sedikit ketegas

angkat ponsel itu, memperlihatkan layar yang masih menampilkan pesan-pesan Sekar. Revan melihatnya, dan wajahnya ti

ngar. "Ini alasan kenapa kau tidak pernah membuka hati untukku?

usap wajahnya dengan kasar

asa sakit dan pengkhianatan yang mendalam. "Dengarkan bagaimana kalia

kkan penyesalan sedikit pun. Kenyataan itu menghantam Kirana dengan keras, jauh lebih sakit daripada yang ia ba

, nadanya lebih lunak, tapi tetap saja, tidak ada empati

pikir aku bodoh?! Apa kalian pikir aku tidak memiliki perasaan?! Aku istrimu, Revan!

ipada kata-kata. Keheningan itu adalah pengakuan tanp

ang kehancuran," batin Kirana. Ini bukan lagi sekada

an?" tanya Revan, nadany

ang harus kulakukan? Haruskah aku tetap di sini, menjadi boneka dalam perni

bicara ba

palanya. "Tidak ada lagi yang bisa d

n pahit yang kini menghantamnya. Kirana tidak tahu harus pergi ke mana

ri masa lalu mendadak muncul dalam benaknya. Sebuah nama, sebuah wajah, sebuah janji yang pernah ter

Mah

masih bersembunyi di sudut hatinya yang hancur. Bara. Sahabat masa kecilnya, cinta monyetnya, orang

angga di halaman belakang rumahnya. Bara, dengan rambut acak-

rana, Bara yang akan lindungi!" janji Bara dengan lantang,

. Tapi sekarang, janji itu terngiang-ngiang di telinganya. Ia membutuhkan

g sama, yang selalu ada untuknya? Kirana tidak tahu. Tapi di tengah kekosongan dan kepedihan

penting. Ponselnya, dompet, dan kunci mobil. Ia tidak tahu akan pergi ke mana, tapi ia tahu ia tidak bis

van bertanya, suaranya ki

an bengkak. "Ke mana pun. Asalkan tid

khiri dua tahun sandiwara, dua tahun harapan yang sia-sia, dan memulai babak baru dalam hidupnya. Babak yang penuh

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY