img Kau Sakiti Orang Yang Salah  /  Bab 4 Beberapa minggu yang terasa | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Beberapa minggu yang terasa

Jumlah Kata:1458    |    Dirilis Pada: Hari ini00:15

ng harinya diisi dengan kehampaan dan kebingungan. Ia terus mencoba menghubungi Reza, mengirimkan pesan yang tak terhitung jumlahnya, namun semua u

dan kesedihan yang ia alami. Ia sering merasa mual di pagi hari, terkadang hingga muntah. Tubuhnya terasa cepat lelah, bahkan hanya sete

asa sedikit buncit, dan ia merasa ada sesuatu yang aneh sedang terjadi di dalam dirinya. Ketakutan perlah

encari tahu. Dengan hati berdebar dan tangan berkeringat dingin, Luna pergi ke apotek terdekat dan m

lalu, perlahan, garis kedua muncul, samar namun jelas. Seketika, dunia seolah runtuh.

Bukan hanya karena ia hamil, tetapi karena Reza-pria yang telah melakukan ini padanya-telah menghilang. Ia merasakan dirinya diper

wanita yang anggun dan tradisional, yang selalu menjaga citra keluarga Daniela. Hamil di luar nikah? Ini adalah skandal yang tak termaafkan bagi mereka. Ia tahu tidak akan ada yang percay

menggelengkan kepala kuat-kuat. Bagaimanapun juga, bayi ini adalah darah dagingnya. Benih

mencari alasan untuk menolak makan di meja makan bersama keluarga, agar tidak terlihat mual atau muntah. Setiap kali ibunya bertanya mengapa ia terlihat pucat atau les

yang terjadi. Kamu tidak akan pernah sendirian." Ia mungkin telah dihancurkan oleh Reza, namun ia tidak akan membiarkan ba

t baginya untuk menyembunyikan kondisinya. Ketakutan itu terus mengh

sambil mengusap perutnya yang mulai terlihat jelas. Tanpa ia sadari, ibunya, Nyonya Da

iela bergetar, raut wajahnya beruba

gin menyangkal, tapi tidak ada lagi yang bis

a-apaan ini, Luna?! Kamu hamil?! Siap

, yang segera datang menghampiri. Ketika ia melihat Luna dengan perut

ajahnya merah padam, urat-urat di lehernya menegang. Ia merasa nama baik keluarga tercoreng habi

coba menjelaskan, "Ayah... Ibu.

ekarang kau hamil anaknya?! Demi Tuhan, Luna! Kau sudah menghancurkan nama

ia berjanji akan menikahiku.

ak Daniel berteriak. Ia tak peduli dengan penjelasan Luna, yang ia lihat hanyalah kehancuran reputas

ap menatap ayahnya dengan tak percaya. "Tidak! Ayah tidak

alnya! Lebih baik dia tidak pernah ada!" bentak Pak Daniel, kemarahannya tak terkend

k akan membunuhnya! Aku tidak akan pernah membunuh an

. Luna dikurung di rumah, dilarang keluar sama sekali. Ponselnya disita, akses internetnya diputus. Ia tidak diizinkan bertemu

a bahkan mengancam akan mengirimnya ke luar negeri, ke sebuah tempat terpencil di mana ia tidak akan pernah bisa kembali dan

n hancurkan hidupmu hanya karena satu kesalahan ini

!" Luna membela diri, air mata teru

bisa bernapas. Setiap hari adalah penyiksaan. Ia tahu ia tidak akan bisa bertahan di lingkunga

penghuni rumah sudah terlelap, Luna membuat keputusan besar. Ia tidak

an sisa uang tunai yang ia sembunyikan. Ia bergerak pelan, menuruni tangga belakang rumah, m

turun rintik-rintik, membasahi wajahnya. Luna tidak peduli. Ia berlari sekuat tenaga, menjauh

na terus berlari hingga napasnya terengah-engah dan kakinya terasa lelah. Ia tidak tahu ke mana ia akan pergi, bagaimana ia akan bertahan hid

nyawa tak berdosa di dalam rahimnya, sebuah nyawa yang ia janjikan untuk lindungi dengan seluruh kekuatannya. Ia tidak tahu apa yang menantinya di masa depan, namun ia tahu bah

ulai menusuk tulang. Namun, ketika ia mengusap perutnya, ia merasakan tendangan kecil. Tendangan pertama. Sebuah senyum

enghadapi dunia yang kejam tanpa dukungan siapa pun. Namun, demi malaikat kecil yang kini tumbuh di dalam dirinya, ia akan melakukan apa saj

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY