rnah kembali." Rasa sakit, amarah, dan kebingungan bercampur aduk di benaknya. Ia berjalan gontai kembali ke kubikelnya, mengabaikan tatapan heran dari beberapa
rus langsung pergi? Atau menunggu surat pemecatan resmi? Dadanya terasa sesak. Air mata sudah terlalu
balik dinding kaca tidak menarik perhatiannya. Pikirannya dipenuhi oleh satu nama: Lia. Pertemuannya dengan Lia tadi pagi, di perusahaannya send
"Hubungi Bu Diana dari HRD, minta d
ang ramah menjawab
partemen Sumber Daya Manusia, masuk. Bu Diana adalah wanita paruh baya y
nya Bu Diana, duduk di k
Saya ingin Anda memproses
ramitha? Yang baru saja kita rekrut
jawab Riz
u adalah posisi yang strategis dan Lia sudah melewati seleksi ketat. Kualif
gintimidasi. "Saya tidak meminta pendapat Anda, Bu Di
Dan posisi apa?" Bu Diana bertanya
si, seringai tipis muncul di bibirnya
n. Posisinya sekarang asisten manajer proyek. Akan aneh sekali jika dia langsung dipindahkan me
ana. Ibu Ratna bisa dipindahkan ke departemen lain, atau dipromosik
u membutuhkan pengalaman yang berbeda. Lia tidak memiliki latar belakang adminis
menemaniku kemanapun aku pergi, mengurus semua jadwalku, semua keperluanku. Dia akan selalu ada di dekatku." K
ersonal. Sebagai kepala HRD, ia tahu ia harus menjaga profesionalisme dan melindungi kepentingan karyawan, namun di hadapan Rizky J
"Baik, Pak Rizky. Saya
tambah Rizky, tanpa ekspresi. "Dan pastikan dia
belakangnya, ia bisa merasakan aura dingin yang terpancar dari dalam. Ini akan menjadi masalah. Lia Parami
atkan tekad untuk membereskan barang-barangnya dan pergi, mencari perusahaan lain yang tidak m
visinya, memanggilnya. "Lia? Bisa
a apa, Pak Adrian?" tanyanya, suaranya sedikit ber
enunjukkan rasa tidak enak hati. "Uhm.
t. Mereka tiba di ruangan HRD. Bu Diana suda
kata Bu Diana, menun
na dan Adrian bergantian.
menyampaikan berita itu. "Lia, kami... kami
Rizky... benar-benar memecat saya?" ia be
dak," kata Bu Diana pelan, membuat Lia
mun lega itu hanya sesaat.
"Pak Rizky meminta And
mengerutkan kening.
iana ragu sejenak, lalu menatap Lia lur
alah hal terakhir yang ia harapkan. Bukankah tadi Rizky ingin dia pergi? Ingin
ya. "Tapi Bu, Pak Adrian, saya diterima sebagai asisten manajer proy
. Saya sendiri juga kaget mendengar ini. L
dengan Pak Rizky, Adrian. Tapi dia bersikera
ya, berdiri dari kursinya. "Saya sudah menandatangani kon
u, Lia. Saya tahu ini mengejutkan. Tapi, Pak Rizky adalah pem
a penuh kemarahan dan frustrasi. "Saya dipaksa menjadi
u. Kami juga tidak mengerti mengapa Pak Rizky membuat keputusan ini.
ah, dan penuh dengan tekad. Dulu, sifat itu adalah hal yang Anya
menyiksaku! Itu saja! Dia ingin aku selalu ada di dekatnya, agar di
bisa mengangguk, tanpa bisa membantah tuduhan Lia. Mereka mungkin tidak tahu detail tentang hubungan
usan ini sudah final. Anda akan mulai bekerja sebagai sekretaris Pak
berteriak, ingin menolak, ingin lari dari semua ini. Tapi ia juga tahu, ia tidak punya pilihan. Rizky memili
lebih kepada dirinya sendiri. "Penjara emas di mana
betul, di balik keputusan aneh ini, ada drama pribadi yang
dengan menjadikannya sekretaris, baiklah. Ia akan menerimanya. Tapi ia tidak akan menyerah. Ia tidak akan membiarkan Rizky melihatnya han
emua emosi terpendam di balik wajahnya yang p
isa langsung ke lantai eksekutif. Ibu Ratna, sekreta
baru dalam dirinya, tekad untuk menghadapi tantangan ini, betapapun beratnya. Rizky ingin menjadikannya tahanan? Baikla
ajer proyek, lalu menghela napas. Impian karirnya di divisi ini, yang baru saja ia mulai, harus dikubur dalam-dalam.
Rizky setiap hari? Bagaimana ia akan menahan diri dari godaan untuk membalas setiap kata-k
a keputusasaan itu, ada percikan amarah yang mulai membakar. Amarah terhadap Rizky yang kejam, yang s
i kegelapan malam. "Aku akan buktikan kalau aku tidak
njara emas" milik Rizky. Ia tahu, perjalanan ini akan sangat berat, penuh cobaan, dan mungkin akan menguras selur
a sebagai sekretaris Rizky, dan apa saja tan