img BLIND HEART  /  Bab 1 Awal Mula | 2.08%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
BLIND HEART

BLIND HEART

Penulis: Ayu Tarigan
img img img

Bab 1 Awal Mula

Jumlah Kata:1063    |    Dirilis Pada: 22/11/2021

a

sedang pusing memikirkan skripsi, ditambah lagi biaya wi

Ibu membuka usaha gorengan kecil-kecilan. Meski begitu, aku tetap bersyukur, kedua orangtua ku masi

i, tak memikirkan beli beras untuk esok h

auh dari tempat tinggal kami. Aku harus melakukan itu untuk meringankan beban Ayah dalam

dipersilahkan oleh seorang petugas keamanan, dan aku disambut ol

i saya," uc

nan ini yang terlihat seperti istana. Bahkan, kutebak marmer

mendapati dada telanjang seorang pria yang sedang bersantai di pinggiran kolam. Rambut basahnya mengalirkan butiran halus yang meng

elah tiba," ucap pria

Tapi, bukankah yang harus ku

mu akulah pelayannya?

ni mengangguk, dan hal itu

ita, Jo?" Pria berambut t

ang. "Saya yakin kali ini berbeda, Tuan," sah

suara. "Terserah padamu, beritahu semua tugasnya, dan jika dia b

anpa beban. Hatiku mulai gelisah, mengasuh seorang bayi besar saja sudah menjadi masalah tersendiri bagi

api tugasku memang melayaninya 'kan? Meski bukan dal

ucapku berusaha menawar, aku harus memikirkannya matang-

ekerja sebulan saja aku bisa melunasi semua biaya kelulusanku. Tapi sayan

rjanjian itu, Nona?" tanya Jo datar, sementa

dia tak ingin bekerja di

pikir panjang karena tergiur gaji yang fantastis. Jika kupikir ulang, akulah yang bodoh. Karena seingatku Jo memang tak men

nya dia memberitahuku akan bekerja menjadi seoran

r Jo sopan, setelahnya ia mengisyara

ulirik otot keras yang terpampang membentuk kotak-kotak di perutnya. Seketika

a terisi sebuah kasur king size di tengah ruangan, satu buah lemari keci

rkan fokusku dalam hal meneliti isi ruangan in

apa pun di sini tanpa seiz

emang tak ada hal menarik y

nya. Setelah dia pergi, kamu boleh pulang, tapi ketika sore hari kamu harus kembali dan menyiapkan keperluan serta makan malam untuk

g istri? Lagipula kenapa bayi besar itu tak melakukan hal itu sendiri, menyiapkan keperluan saat ia pergi ke kantor bukanlah hal su

rdengar lebih tajam, mungkin karena aku

ng. "Kenapa tugasku aneh

h alis. "Bagian mana y

ekerjaanku malah seperti tugas s

menghunus tajam. "Jangan mimpi!"

alah yang baik dan penyabar, sangat berbanding terbalik de

ya, lalu bersiap meninggalkanku. Mau ke

k?" tanyaku memastikan. Aku tentu tak mau setelah mengambil resiko se

rlihat tajam. "Tuan Max tidak akan per

mang harus berhati-hati, jaman sekarang ini banyak penipu di mana-mana, bu

tapku dengan mata tajam. "Kau harus merahasiakan dari s

u ternyata memiliki kekurangan yang sangat memprihatinkan. Sugguh aku tak mengang

*

CONT

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY