img Hasratku Padamu  /  Bab 5 Ciuman Pertama yang Terlarang | 25.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Ciuman Pertama yang Terlarang

Jumlah Kata:997    |    Dirilis Pada: 09/09/2025

yang berbeda. Saat masuk ke kamar saya, semuanya tampak berantakan: tempat tidur tidak rapi, buku-buku sastra saya ditumpuk di sudut yang berbeda, jaket yang tadi say

mbara di ten

seperti ini! -teriak saya, keluar

u, dengan tangan disilangkan dan postur tegak yang selalu memancarkan kontrol. Tatapannya yang dingin menemb

isa dinegosiasikan -jawabnya dengan tenang namun tegang, mengatu

g sempit di antara kami-. Memeriksa barang-barang saya, menentukan di mana saya meletakkan

k pernah lepas dari saya. Keheningan menjad

enjelaskan hal yang jelas-. Selama kamu tinggal di sini, kamu harus menjaga ke

nya, tangan saya gemetar karena marah-. Saya tidak butuh kamu

g. Saya tahu ada sesuatu yang la

berdaya. Itu bukan kebencian yang kulihat, tapi sesuatu yang lebih buruk

encium aroma detergen pakaian baru dicuci, bercampur dengan aroma maskulin dan bers

suaranya terdengar lebih kasar daripada seb

dagu, napas saya tercekat dengan setiap kata-. Si

ong saya dengan lembut ke dinding. Kontaknya tidak keras, tapi tegas, tidak bisa d

, sentuhan dadanya hampir menyentuh saya, detak jantungnya

penuh sesuatu yang bukan sekadar kemarah

antara tantangan dan ketakutan, menatapnya dengan

yang menantang, napasnya di wajah saya... Membawa s

enempel di bibir saya. Ciuman itu tergesa-gesa, penuh kemarahan yang terpendam

gan saya, bukannya menolaknya, justru menggenggam bajunya seolah takut dia akan melepaskan terla

ditekan, larangan yang membuat kami gemetar antara takut dan hasra

menginginkannya seperti tidak pernah menginginkan

Tangannya masih menahan lengan saya, dan saya bisa merasakan panas

api kata-kata tersangkut di

terbakar, tapi bukan sekadar hasrat; ada rasa bersalah, takut, rasa saki

s apa yang baru saja terjadi. Kekosongan di anta

katannya. Bibir saya terbakar, tangan gemetar, dan pikiran saya

i sebutkan. Saat itu saya tahu, meski dia menolak

m diri saya, mengingatkan bahwa pria yang seharusnya tidak pernah saya ing

rasa kalah, gelombang kebahagiaan menyapu seluruh tubuh saya. Saya menutup mata dan tersenyum, tak mampu menahan sukacita karena tela

mendengar bunyi di lorong. Jantung s

r, seolah tidak ingin orang lain mendenga

ludah, tak ma

ski suaranya bergetar, sedikit menampakkan

saya tidak ingin melupakan, bahwa saya menginginkannya lebih dari se

pada janji apa pun: bagaimana kami bisa menjauh, ketika perc

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY