/0/29109/coverbig.jpg?v=7f95516994c52b9f66f4b0e3a35af050)
ku selama dua puluh tahun, Baskar
stari, adik angkatnya, wanita yang telah menjadi
khirnya, dia memberikan seluruh kerajaan teknologi kami-ha
edinginan di dalam mobil mogok sementara Baskara bergega
ang melawannya, perang yan
sudah menjadi seorang remaja. Aku kembali ke panti asuhan, tepat di hari
ki dengan mata penuh siksaan yang kukenal
ama terkejut
a pucat pasi. "Maafkan aku. Kali ini
erakhir kali dia berjanji akan menyelamatkanku
a
n suamiku, Baskara Aditama
Lestari, adik angkatnya, wanita yang telah menghantui per
afkan aku. Aku tidak bisa melindungimu. Aku meningg
peluru ke kepalanya, dan pikiran terakhirnya adalah tentang wanita lain. Segalanya, kerajaan teknologi k
Bunga. Dialah alasan anak kami mati, ditinggalkan membeku di dalam mobil mogok di jalan terpencil
rang melawannya, perang y
n ini terasa seperti beban fisik, meremukkan udara dari paru-paruku. Lalu, r
ng penuh sesak. Dindingnya berwarna krem yang menyedihkan, catnya mengelupas di sudut-sudut. Jantungku berdebar kencang.
i kepalaku. "Eva, bangun! Ke
g sama ketika keluarga kaya Aditama datang untuk memili
ap yang kukenal dan mata yang penuh siksaan, sedang menatap l
a pucat pasi. "Maafkan aku. Kali ini
bibirku. Terakhir kali dia berjanji akan menyelamat
iket keluarku. Aku telah meneliti mereka selama berminggu-minggu, mempelajari minat mereka, kepribadian mereka, apa yang mereka cari dari seorang anak. Aku te
hampir b
seorang gadis yang ingusan dan tampak m
tuanya, suaranya penuh dengan rasa kasihan sok pahlawan yang salah ka
lakang Baskara dan membisikkan kebohongan tentangku. "E
pelindungku, langsung memercayainya. Dia menatapku dengan kekece
tahun lagi yang menyedihkan di panti asuhan sementara Bunga disa
memenangkan kasih sayang mereka. Aku adalah wanita berusia 40 tahun dalam
mbut, sudah tersenyum padaku. "Halo, sayang. Kamu pasti Eva. D
kata pengurus panti, suaran
, matanya memohon padaku. "Bu, Ya
tuhan putus asa untuk menebus kesala
i, aku ingin
mulut untuk setuju, sebuah tang
t pada gadis lain. Pergelangan kakinya dibalut perban kotor, dan air m
Ibu Aditama bergegas ke s
laki-laki yang lebih besar di sudut. "Mereka mendorongku. Mereka bilang...
ehidupanku yang pertama, aku menggunakan akalku untuk bertahan hidup
bisa melihat konflik di matanya. Secercah keraguan. Dia tahu Bunga mampu melakukan ini
rahku, rasa bersalahnya ber
t pilihan yang salah la
s. "Dia benar. Anak laki-laki di sini sangat k
ati palsu. "Baskara, kamu harus melindunginy
ihan sekali kamu, sayang," katan
ia tidak bisa mengerti mengapa aku menyer
sebuah protes bingung
aat yang sama, suaraku se
il B
ndiri menggema ucapanku, didorong ol
an tela
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY