ang Kirana
h muram. Aku menatap lampu-lampu Jakarta yang berkelip, tapi tidak melihat apa-apa. Pikiranku adalah badai kacau dari pengkhianatan dan ketidakperca
latar belakang cakrawala kota yang dramatis. Dia telah melepaskan jas dan dasinya, lengan kem
ku masuk, matanya men
a ke jendela setinggi langit-langit dan menatap ke ba
a gunakan untuk menutup kesepakatan triliunan rupiah dan memikat investor
tar. "Jangan berani-beraninya
a! Ini semua yang tel
ulah yang menopangmu saat kau siap menyerah. Akulah yang percaya padamu saat keluargamu sendiri menyebut
"Rania itu... dia rapuh. Dia tidak punya siapa-siapa. Keluar
aku tidak mengandung anakmu? Atau apakah bayi kit
ra, berat dan beracun. Dia terse
i hadapanku, meraih tanganku. Sentuhannya terasa asing, salah. Aku tidak menarik diri, tubuhku me
cintai berlutut di kakiku, dan tidak merasakan
semuanya akan kembali normal. Kita akan mengungkap kebenarannya, aku janji. Aku akan memberitahu dunia bahwa kaulah yang mengand
tra kami secara rahasia, hanya untuk "mengadopsinya" nanti, semua demi melindungi citra publik dan harga saham perusahaa
rik tanganku dari genggam
buku sudah setuju. Orang tuamu juga. Mereka semua setuju ini
i aksesori kesuksesan putranya. Dan orang tua angkatku, keluarga Adiwijaya, yang telah menerimaku sebagai anak tetapi tidak pernah benar-benar mencintaiku, adalah pe
ergetar. "Kau membahas nasib anakku dengan m
ngelola krisi
raku pecah pada kata terakhir. Aku melingkarkan lengan di perutku, nalur
frustrasinya meluap. "Aku melindungi masa
i wajahku. "Dia butuh seorang ayah yang akan mengakuinya! Seorang ay
irnya pecah. Dia tampak terpojok, putus a
lakukan itu ketika dia mencoba menjaga jarak, untuk
taku, kata-kata itu
idak. Sama sekali tidak. Perceraian saat in
bencanamu, Bima. Kau tela
menyakitkan. "Kau tidak akan menceraikanku. Kau tidak akan meninggalkan ap
anan di rumahku sendiri. Rumahnya. Dia punya uang, k
ganggu yang membuat kami berdua terlonja
daya, sebuah tas travel di kakinya. Di belakangnya berdiri ibu Bima, Elina, wajahnya topeng ketidaksetu
ba. Dan mereka
pun padanya, tatapan dinginnya mendar
ku. Itu adalah transaksi bisnis, dan aku
GOOGLE PLAY