, ambruk di pelukan Ayah dengan drama
an tersandung, memegangi jantungnya. "
yang dia gunakan setia
h kebencian. "Lihat apa yang telah
m ini. Aku hanya memperhatik
isinya. "Ibu! Ibu, apa Ibu baik-bai
apakah aku bereaksi. Melihat ekspresi dinginku, d
ster," desahnya. "Mo
tanpa emosi. Aku berbalik dan masuk ke kamarku,
dan sebuah kotak kayu kecil tempat aku menyimpan beberapa kenang-kenangan dar
angga, sebuah adegan dr
eka. "Aku akan kembali untuk uang yang kalian
i menuru
um itu baru, dengan tulisan "Pertunangan Kirana & Bima" timbul emas di sampulnya.
kata pun, ak
u lakukan?"
irana dan Bima, tersenyum cerah. Pasti diambil beberapa m
"Kau tahu selama berminggu-minggu,
ak mau men
on berdering. A
malam yang indah... ya, kami se
dak, dia satu-satunya anak kami. Kami mencurahkan
u mudah. Seolah-olah aku tidak ada. Seolah-o
keluar dari bibirku.
t dia menutup telepon. "Kau lihat? Kau liha
n aku yang berbohong pada calon mertua. Bukan ak
sku," kataku, suaraku
berjalan
ia mencengkeram lenganku, kukunya menancap. "Ka
ku, Kirana,
. "Jika kau tinggal, aku yang akan pergi! Kau bisa memilik
upaya terakhir yang putus asa
kan kepala melihat aktingnya yang menyedihkan. "Kau ada
ganku dan berba
sepertimu selalu bisa bangkit. Tapi suatu hari, kebohonganmu a
e pintu depan
a, tu
arahku dari puncak tangga. Wajahnya a
ng murni dan penuh perhitungan jahat,
ke udara, memutar tubuhnya sehingga dia akan mendara
ngking saat mengh
k Alice, berge
ut karena amarah yang belum pernah kulih
ram bagian depan bajuku, dan mendoro
ya, suaranya menggema di serambi. "Ka
akang mataku. Dia tidak berhenti. Dia menarikku dan melemp
ga bawah. Rasa sakit, panas membara dan
ng sekarang terisak-isak di pelukannya. "Dia s
dan melemparkannya keluar da
ar dari rumahku dan jangan pernah kembali! Kau mau uang? Kau akan me
a sakit di sisiku membu
rambutku, menyeretku hingga berdi
n anakku!
nendangku, keras, d
atuh menuruni tangga depan, menda
n dibantin
ihat mereka mengerumuni Kiran
semuanya baik-baik saja di sana, Pa
suaranya tiba-tiba tenang dan ramah. "Maaf atas keribu
terkapar di tanah. "Itu... Nadia?
layang dari balik pintu tertutup. "Kami sedang mem
mpuran kasihan dan penghakiman. Dia
di kejauhan. Seseorang pa
lagi. Ayah melangkah keluar, m
ng saudarimu dan kemudian jatuh dari tangga saat mencoba melarikan diri. Kami a
sakitnya terlalu hebat. Aku amb
tetapi juga mencapku sebagai penjahat. Untuk menghancurkan n
iru yang berkedip menyapu wajahku. Kalia
k akan t
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY