jadi hantu, dan ia tidak merasakan keterikatan apa pun padanya. Kepergiannya bersih, seperti operasi bedah. I
rnya, Sarah. Dia su
tor selama seminggu. Ia seperti orang kesurupan, dunianya menyusut menjadi
ehidupan barunya. Paspor baru, visa, tiket sekali jalan ke negara di mana tidak ada yang mengenalnya. Ia mengosongkan rekening banknya, hanya menyisakan dana
pi ia simpan sebagai simbol kehidupan yang secara teknis adalah miliknya. Pakaian, buku, foto ibunya. Segala sesuatu yang lain, setiap ha
ponsel sekali pakainya yang baru bergetar
ilikku sekarang. Jauhi di
tuk di perut Elara. Ia tahu
ring hampir seke
nlah. Aku
k menyadari apa-apa.
ambaran kekayaan dan hak istimewa yang kasual. Sejenak, Elara melihat anak laki-laki berusia tiga belas tahun yang pertama kali ia temu
un ke
n yang tenang. Ia mengemudi ke sebuah toko perhiasan mew
anya berbinar. "Selera-mu bagus. Ba
i rasa yang jauh dan klinis. Ia meminta kekasih jangka panjangnya
atanya, suarany
kalung berlian, gelang safir, sepasang anting zamrud. Label harg
mu? Dia suka hijau
epas untuknya. Ia membeli kasih sayang, sa
k," sarannya, nadanya p
nyaan. Saat petugas penjualan membungkus kotak had
katanya, suaranya rendah dan
ahagia untuk
kata-katanya mengalir begitu saja. "Dia telah melalui begitu banyak hal. Keluargan
dan polos bukanlah cara ia akan menggambarkan penulis kata-kata itu. Ia
ama mendorongnya untuk memperingatkannya.
Matanya menjadi
ingin ka
anya saja, be
, suaranya turun menjadi bisikan yang mengancam. Udara berde
n yang telah ia pikul selama bertahun-tahun. Ia
k. "Maaf.
da. Ia telah ditenangkan.
i normal. "Kania menyebutkan ingin kotak musik antik. Jenis yang dibuat di S
nya monoton. "Apakah dia pun
di wajahnya. "Kau bahkan ti
Aku membenci setiap detiknya. Aku meng
l yang lelah. "Aku hanya
ik yang melengking. Ia menjawa
a apa? Pel
uara panik dan penuh a
kapku... Aku di atap... A
"Tetap di telepon. Aku
enumpang. Kepalanya membentur jendela dengan suara retak yang memuakkan. Rasa sakit meleda
, buku-buku jarinya memutih di setir. Ia adalah pria yang kesuru
kakkan telinga. Mobil itu berhenti mendadak di garasi parkir sebuah hotel mewah. Ia
etapi Elara sudah mengikutiny
alah. Wajah pria itu familier. Ia adalah putra seorang kontraktor yang telah digusur oleh ayah Elara bertahun-tahun yang lalu,
senyum dingin yang perlahan menyebar di bibirnya. Ia mengerti. Ini bukan p
u, suaranya mene
g? Itu saja?
rah Elara membeku. Ia melingkarkan lengannya
cukup keras untuk didengar pria itu. Ia menun
tuh telinga Elara, suaranya bisikan ber
Pergi dari sini be
pada penyerang. Elara melihat perhitungan di tatapannya. Ia
mengorba
lara dengan nyawa Kania
 
 
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY