i ruang ganti dan masuk ke dalam
gi dan langsing, gaun dengan belahan tinggi yang compang-camping itu lebih terlihat seperti busana avant-garde
pa i
vian Adhitama... Y
dia berhasi
ian semua orang. Senyumnya membeku. Matanya terpaku pada Elara, dan ekspresinya menjadi gelap, badai k
ah menjadi topeng kemarahan yang jelek dan berkerut. Dia be
au lakukan
ngar jelas dalam keheningan yang tiba-tiba. "Aku hanya mem
tidak bisa mengakui telah merobek gaun itu sendiri, dan logik
senyum manis di wajahnya dan meng
s pergi menyapa pa
ra, mengerutkan kening. "Kania, kau ta
menjadi predator saat dia menatap Elara. "Itulah gun
langsung, penegasan d
itik malam itu penting. Dia p
a tegang. "Kau dengar dia
h sebuah
eja ke meja, seorang ratu penakluk yang memamerkan hadiahnya. Di setia
Adhitam
ke Elara. "Elara, maukah kau m
minyak yang riuh. Elara meminum semuanya, wajahnya topeng ketenangan profesional. Alkohol membakar tenggor
. Dia nyaris tidak sampai ke bilik sebelum dia muntah hebat, tubuhnya diguncang oleh kejan
utih. Dia melihat bayangannya di dinding marmer yan
etar. Sebuah p
kembali ke sini. Or
Dia menelannya tanpa air, rasa pahit melapisi lidahnya. Dia mengambil napas dalam-dalam, membasuhekacauan yang memuakkan dan kabur. Melalui kabut, dia melihat K
ng membuatnya terkikik. Dia mendongak dan melihat Elara,
k menunggu di mobil? Ak
ilar untuk menopang tubuhnya, perutnya melilit dalam gel
kembali dan mengaitkan lengannya di l
a," katanya, suaranya
tutup, dan mer
m manis Kania lenyap, digantikan oleh ta
L
engenai pipi Elara ber
sa. "Kau pikir kau begitu pintar, membalikkan renca
aksi. Tapi kemarahan seumur hidup yang terpendam, di
nya dan menampar Kani
r," kata Elara, suarany
a, matanya terbelalak tak percaya. "Kau me
sangat pelan. "Aku sudah selesai bekerja. Dan kau t
, tetapi pada saat yang tepat itu, lift bergetar hebat. Lampu berkedip
etar, lal
gking dan mencakar E
ang te
seorang pun, bahkan Davian, tahu. Dinding-dinding terasa seperti mendekat. Udara menjadi tebal dan be
a suara statis yang
on, suaranya hister
a macet! Aku ta
terengah-engah. Bintik-bintik hitam menari-nari di pandangannya. Kur
n dari luar. Suara Da
au baik-b
rkan aku dari
ya putus. Rem daruratnya masih menahan, tapi tidak stabil. Kami han
g sej
kami selamatkan lebih
 
 
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY