erhasil deng
rah dan keputusasaan, melihat kesempatanny
n, sesaat kemudian, sebuah tangan kasar membekap mulutnya, dan se
ntuk sesaat yang membuat jantung berhenti berdetak, dia terhuyung-
dak ada
an memekakkan yang menelan semua suara lain. Perutnya mual, dan ja
nutup
an itu, satu pikiran, jernih d
embunuhku
gai tameng manusia, pion sekali pakai untuk memastikan keselamatan Kania-nya yang berharga dan diidealka
rugian yang b
tahu adalah bau steril d
dara. Dia mengerjap, matanya berjuang untuk m
emeriksa infusannya. Wan
li. Anda wanita muda
di?" Suara Elara s
pengaman yang dipasang hotel untuk pembersih jendela. Beberapa tulang rusuk patah, gegar otak, tap
ta perawat itu bergema di bena
u tentang
tahu ada kemungkinan Elara akan selamat, sambil memastikan ancaman terhadap Kania dihilangkan secara pe
setelan mahalnya kusut. Dia datang ke samping tempat tidurny
tangan untuk m
alingkan
la napas panjang dan lelah dan malah m
kanku?" tanyanya,
idak me
nada yang selalu dia gunakan ketika dia menginginkan sesu
narik tangannya d
jaring itu," katan
adi ini masalahnya? Kau marah karena aku menyelamatkanm
memutarbalikkan tindakan egoisnya menjadi semacam
ryawan bayara
a nyaris tak terdengar. "Kania pasti sa
gkan ini, lalu mengangguk, leg
balau. Aku akan kembal
dan berjalan
k pernah
ang yang berbeda dengannya. Lembut, penuh perhatian, memenuhi setiap keinginannya. Dia akan menyuapinya es krim, melingkarkan ja
apa-apa. Tidak ada kecemburuan, tidak ada patah
ia, dengan wajah bertopeng keprihatinan manis, bergeg
h! Davian, kita harus m
tulus yang sama yang sudah Elara duga, kontras yan
a bertumpu posesif di paha Davian. Elara duduk diam d
erbalik, ekspresin
san dan kecemasan yang diatur dengan cermat.
ing. Tangan Davian mengencang di
Elara mencondongkan tubuh ke depan, se
saja di
terbelalak. Davian menatap El
tut Kania, s
r. Dia menatap lang
au
ti mencintainya. Bagaimana dia akan membicarakan Kania selama berjam-jam, bagaimana setiap wanita yang pernah dia temui hanyalah tiruan pu
angis, wajahnya terkubur di bahu Davia
mereka sendirian, dia menepikan mobil, ekspres
annya. "Apa itu tadi? Perma
lara, suaranya tenang. "Kisah cinta yang
eberapa inci dari wajah Elara, matanya me
katanya, suaranya geraman rendah yan
ya, gelombang kelelahan menyapunya. Kar
nnya. Tidak ada gunanya.
 
 
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY