/0/29176/coverbig.jpg?v=70dd87132c89ce665e3c5b8c42aa6e16)
dongeng. Dia adalah taipan perkasa yang memujaku, dan aku adalah arsitek brilian yang men
erbangun dengan sembilan tahun terakhir ingatannya terh
ihatku sebagai musuhnya. Di bawah pengaruh teman masa kecilnya y
mematahkan kedua kakiku. Tindakan kejam terakhirnya adalah mencuri suaraku-memerinta
. Dia telah mengambil segalanya dariku. Cintaku yang begitu besar pad
kan bukti yang akan membakar seluruh kerajaannya hingga rata dengan tanah, dan menghilang. Pria
a
dang Kira
u dalam, seolah tengkorakku telah terbelah dan direkatkan kembali dengan kasar. Tapi semua itu tidak penting. Yang bisa kupikirkan hanyalah decitan ban, benturan logam
at tidurku. "Anda sudah sadar. Anda di RS Medistra Jakarta. Anda mengalami ge
gan. "Suamiku," desisku, tenggorokanku serak. "Adrian Wijay
rutku mulas. "Dia hidup," katanya lembut. "Dia di ICU. Dia yang m
gai raksasa teknologi, seorang CEO kejam yang membangun kerajaan dari nol. Mereka melihat si jenius karismatik di sampul majalah. Tapi aku mengenal pria yang bersenandung sumbang saat
ng dibisikkan dengan iri di kalangan sosialita. Dia adalah t
terasa seperti selamanya, mereka mengizinkanku untuk menemuinya. Tulang rusukku menjerit protes di setiap langkah, tapi ak
melilit kepalanya, wajah tampannya pucat dan kuyu. Tapi matanya terbu
mata mengaburkan pandan
ur untuk meraih tangannya. Tapi dia men
a, kini dipenuhi dengan kebingungan yang dingin dan menakutkan. Dia
anya, suaranya dat
. Aku terhuyung mundur, tanganku terbang ke mulu
ku? Lucu sekali. Aku tidak ingat punya istri." Dia sedikit mencondongkan tubuh ke depan, matanya menyipit menj
a yang dia salah tuduhkan padaku sebelum kami jatuh cinta, sebuah kesalahpahaman yang telah kami selesaikan dan lupakan semb
tahun." Aku mengeluarkan ponselku, tanganku gemetar begitu hebat hingga aku hampir tidak bisa membukanya. Aku menggeser ke fot
nnya kembali padaku. "Aku tidak tahu permainan apa yang
mengalir di wajahku. "Kamu terluka. Kamu
"Kubilang, keluar." Dia meraih ponselnya sendiri di meja samping
laki-lakiku, Leo, diikat di kursi di sebuah ruangan yang gelap
rapa telepon, dan para penagih utangnya dengan senang hati mengantarkannya padaku. Sekarang, untuk terakhir kalinya, eny
kemudian kembali pada orang asing yang memakai wajah
akukannya," bisikku
ya. Kepanikan mencakar tenggorokanku. Aku menerjang ponselnya, sebuah kebut
perti baja. Dia memutar lenganku ke belakang punggungku, membantingku ke dinding
as dan marah di kulitku. Dia menekankan maksudnya dengan membanting tubuhku ke dinding lagi. Dan lagi. Benturan ritmis dan
nding dengan hancurnya hatiku. Pria ini, yang pernah bersumpah untuk
dan senyum manis yang memuakkan masuk. Helena Santoso. Teman masa kecil Adrian dan
adaku, yang terhimpit di dinding, dan sekejap kekejaman penuh kemenangan melintas di wajah
dak melirik ke bawah. Dia berjalan lurus ke arah Helena, seluruh sikapnya melembut saat di
kehidupan yang kami bangun bersama. Tapi dia mengingatnya. Dalam pikirannya yang rus
atir, Adrian. Aku akan mengurusnya." Dia membungkuk, suaranya berbi
ian sedang menatap Helena dengan pemujaan yang belum pernah kulihat di matanya sejak..
bahkan membawa anjing kesayangannya, yang sekarang dia perlakukan seperti orang asing. Setiap upaya disambut dengan penolakan yang lebih dingin, dengan kekejaman Adrian yang meningkat di bawa
gai senjata. Dia tidak hanya mengancam; dia bertindak. Dia mengirim preman untuk "memberinya pela
ang belakang, patah dan berd
snya dangkal. "Dia bilang..
bulans dalam perjal
yang aneh dan menakutkan menyelimutiku. Cinta yang begitu besar yang kumiliki untuk Adrian Wijaya membeku
egalanya dariku. Cint
wan perusahaan Adrian yang tidak puas, seorang pelapor yang telah dibungkam dan dihancurkan. "Anda pernah bilan
esepakat
Maafkan aku, Leo," bisikku. "Aku sangat menyesal telah membawa monster itu ke dalam hidup kita. Tapi
i penipuan perusahaannya yang besar. Dan kemudian, aku akan menghilang. Aku akan memba
ahi sudah mati. Pria yang memakai wajahnya adalah monster yang pantas mendapatkan semua ya
dan hantu tidak punya ap
 
 
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY