/0/29180/coverbig.jpg?v=20251029165730)
i roda. Dia menamainya Nusantara Saga, tempat perlindunganku. Dalam permainannya, aku tidak lumpuh; aku adalah Srikandi, s
ogi. Dengan lengan melingkari fisioterapisku, Dahlia, dia mengumumkan kepada d
m-diam menukar obat pereda nyeriku dengan dosis yang lebih lemah dicampur obat pen
ia, gelarku di dunia virtual, dan bahkan ren
endahku, membuat seluruh komunitas game berba
etugas keamanannya memukuliku, dan atas perintah santainya, mereka melemparkan
i mana aku tidak akan pernah menderita, ju
pula tekadku. Dia mencuri namaku, warisanku, dan duniaku. Sekarang, aku masuk kembali, bukan seb
a
ang Elara
i oleh lampu panggung konferensi teknologi tempatnya berbicara. Siaran langsung. Seharusnya aku ada di sana, di barisan depan,
ngan yang sunyi. Itu adalah suara yang sama yang membisikkan janji-janji kepadaku dala
katanya se
enyumnya begitu menyilaukan, tiruan sempurna dari senyum yang dulu kumiliki sebelum duniaku hancur bersamaan dengan hujan batu kerikil dan suara tulang yang patah. "Dia adalah in
in menekan telapak tanganku. Sebuah klip video, yang dikirim oleh nomor tak dikenal beberapa saat yang lalu, diput
ia habiskan sisa h
ngkorakku, hampa dan tak berarti.
a, menumpahkan seberkas
Suara Adrian, kini diwarnai dengan keprihatin
Langkah kaki bergegas ke arahku, kulit mahal sepatunya berdesir di lantai kayu.
Apa kamu kesakitan? Kamu
ggu-minggu. Pria yang dengan sabar menyuapiku, memandikanku, dan berbisik bahwa tubuhku yang rusak masih satu-satunya yang dia inginkan. Dia telah menciptakan Nusantara
ikan hidupnya untuk wanita lain... itu bukan Adrianku. Atau
ku. "Siapa Dahlia Har
deo itu. Sekilas kepanikan melintas di matanya sebelum de
uanya adalah investor besar. Mereka terus menekannya untuk segera menikah, dan dia memintaku untuk membantunya menc
ga bulan lalu. Orang yang seharusnya mem
sinya. Kepanikan awalny
anya, menyodorkan layarnya ke depan wajahku. "Ini pesan-pesan kita. Semuanya ada di sini. Merencanakan
aku. Penuh dengan jargon bisnis dan catatan penjadwalan. Hatiku, yan
Aku lelah. Sangat lelah dengan rasa sakit
ya di rambutku. "Aku bersumpah padamu, Elara," gumamnya, suaranya sarat emosi. "Hany
ma parfumnya yang akrab menyelimutiku
buah tekad baru mengeras dalam
elamat yang membuatku jatuh cinta. "
ati dan terlatih. Aku mengambil satu langkah ragu, lalu satu lagi, kakiku gemetar
arik diri untuk me
rsandar di dinding untuk menopang
langkah keluar ke lorong untuk menjawab,
mendorong diri dari dinding. Satu langkah. Lalu dua. Gerakanku menjadi lebih mantap, lebih percaya diri. Sen
apai pintu. Aku ingin menunjukkannya padanya. Aku ingin melihat kebanggaan di matanya,
ngin tepat saat suaranya terdengar dari loron
mencintainya. Tapi rasanya tidak sama. B
seakan
h bicara dengan apoteker. Kita akan ganti obat pereda nyerinya besok dengan dosis lebih rendah yang punya e
ang tahu tentang
 
 
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY