dan dipenuhi orang. Bram memegang lengank
berseri-seri bahagia. Dia mengenakan g
nnya di leher Bram, sa
tnya. Dia mencium pipi Bram, lalu menoleh pa
," katanya keras, agar semua orang mendengar. "Ini j
an. "Kau tidak terlihat bahagia, Anya. Apa kau ti
a-apa. Hatiku sepert
Bram ke lantai dansa, menin
ng dan duduk di sofa empuk, g
, Anya L
dari Bram Wijaya tiga
et. Dia membiarkan Br
ara kan yang tumbuh bersamany
l yang melumpuhkan Clara itu salah Anya.
ram lebih mencintai Clara. Dia b
pangkuanku, kukuku menancap di telapak tanganku. Rasa sakit fisik ada
sebagai satu kesatuan. Bram tersenyum padanya, senyum lembut dan pe
pak sempur
enyusupnya. Mungkin seharusnya aku pergi sa
ra-suara memudar menjadi raungan t
dan berbalik
ra ada di sana, me
, suaranya manis seperti sirup
i pertama-tama, seb
buah kotak kado ya
ahu, dengan kepastian yang merasuk hingga k
kasih," kataku,
mencoba menekan kotak itu ke
alam. Aku mencoba menariknya kembali. Kami berjuang
jatuh ke
rguling keluar, t
an di atas marm
ah. Itu adalah
i pucat pasi. Dia
kan itu! Jau
ti awan badai. Dia melihat foto-foto d
adi. Dia hanya melingkarkan lengannya di sekitar Clar
ala dengan kebencian yang begitu
ah kau lakuka
engerti. Aku membungkuk
anku
bertahun-tahun yang lalu, memar, berdarah, dan ter
sa bersalah Bram. Fondasi p
serakan di lantai ballr
saat Clara menekan kotak itu k
araku bergetar. "Dia yan
ada yang me

GOOGLE PLAY