img Lovely Rivalry  /  Bab 4 Ciuman Balas Dendam | 33.33%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Ciuman Balas Dendam

Jumlah Kata:3037    |    Dirilis Pada: 07/11/2025

rhina. Seorang Naruga, si anak miskin yang berbau mie ayam dan kecerdasan murahan, berani membalikkan keadaan. Kayana bahkan membuang papan nama Donatur No. 15 demi mainannya itu, karena

dengan senyum remeh, seolah mengatakan, 'Lo kaya, tapi lo gak bisa beli gue.' Itu adalah penghinaan terbesar bagi Kayana, yang seluruh hidu

ngan sofa beludru dan meja marmer, adalah simbol kekuasaannya. Stella mengangguk patuh. Stella adalah bayangann

u nyiram kopi," usul Fariz, yang ironisnya sudah mulai ketakutan Ruga akan membocorkan rahasia joki tugasnya. Fariz adalah antek yang

g tersenyum palsu. Semua pengkhianatan itu terakumulasi dan mencari pelampiasan. Ruga adalah pelampiasan

tai dua. Biar dia tahu rasanya jadi kotoran di sekolah ini. Dan biar dia sadar, dia gak pantes berdiri di lantai yang

benci. Kayana adalah magnet yang menarik, musuh yang begitu rapuh tapi cantik. Setelah

u terlihat seperti akan menangis, suaranya bergetar marah, seperti gadis suci y

n ketakutan itu. Ia melihat kelemahan di balik topeng es

itu harusnya bukan

rumit dan berbahaya. Tapi ia tidak bisa

Ia berjalan melintasi area inner court yang sepi, di lantai dua gedung akademik yang elegan. Ia merasa le

isanya, menangkap suara aneh dari atas. Suara bisik-bisik yang tertahan dan suara b

g tajam menembus bayangan sore. Di balkon, ia melihat Stella dan Fariz. Stella memegang ga

arogansi siapa pun. Jika ia lari, Kayana menang. Jika ia diam dan tersiram, Kayana juga menang. Ruga harus menciptak

ke tengah balkon, percis dimana dia dapat melihat lobby lantai 1 dengan papan nama Donatur. Ia berlari. Ia kurus dan tinggi,

seringai tipis, penuh kemenangan, sudah terpahat di wajah jutekn

, dia lari! Dasar pengecut!" Ia senang melihat Ru

i. Ia memiliki renc

u untuk menangkis atau berteriak.

terdesak. Ruga melihat Kayana berdiri tepat di bawah balkon, sedang menunggu Stella d

wajah Kayana yang tampak tertawa jahat seperti villain di film-film disney. Menung

kilat. Ia menghitung jarak, sudut, dan momentum. Ia menganalisis risiko

r balkon lantai dua. Ia merasa s

rasa sakit tulang yang patah, hantaman ubin marmer, dan teriakan ngeri. Ia membay

an untuk melarikan diri, tapi untuk menimpa targe

layang ke arahnya. Ia hanya bisa berteriak

r

cil dan lebih empuk dari yang ia bayangkan. Tubuh Kaya

nding di atas Kayana. Air comberan itu terbuang ke arah lain, membasahi St

antai. Tumpukan buku Ruga yang tebal berser

momennya. Cium

terkejut, menimpa bibir Kayana yang dingin dan keras. Hanya sekejap, tetapi cukup untuk menghent

akan menangis. Ruga dalam momen itu, merasa menang. Dirinya menatap dalam dua mat

menyebalkan terpancar di sela bibir miliknya

berapa film yang pernah ditonton, ini adalah momen yang tepat. Dengan perlahan, Ruga memagut bibir mungil d

perempuan itu malah membuka mulutnya untuk mempersilahkan bibir asing itu masuk. Melakukan hal yang berseberangan daripada instingnya. Lida

r bawah yang terakhir kali, Ruga melepas pagutan itu paksa. Padahal dengan jelas kegiatan itu masih belum usai dinikmati oleh w

inggulnya. Otak jeniusnya tidak memprediksi ia akan terbawa suasana

car dari pupilnya. Kayana megap-megap, bagian bawah rahangnya serta bibirnya bergerak tak karuan,

tidakpercayaan. Seluruh pride-nya hancur. Ciuman pertamanya! Dan itu dari si mi

merapikan kacamatanya, mencoba mengembalikan pride-nya

brutal. "Lo, lo yang berdiri di situ! Lo yang salah! Lagian ngapain lo berdiri diam disitu

usnya menyiram Ruga, turun dengan panik. Mereka menatap Kayana

, wajahnya jijik. Ia merasa kasihan pada Kaya

penuh api dan air mata yang ditahan. Penghinaan ini

belum pernah- Lo miskin, tapi berani banget!" Gengsinya kembali

a kontak fisik yang intim dengan orang yang ia benci. Badan

ba mencari celah, dan ia menemukannya: di balik amarah, ada ke

? Jangan lebay. Kalo lo ngerasa jijik, bagus. Berarti fair. Lo mau nyiram gue pake air comberan, gue 'balas' pake ini." Ruga menunjuk bibirnya. "Anggap aja itu harga joki

a menghindar, ternyata memilih serangan balik yang paling tak terduga dan

uga mengalami keseleo ringan di pergelangan kaki, dan Kayana mengalami sedikit benturan di kepala dan trauma emosional yang jauh lebih p

ng sebelah Kayana. Ada tirai pemisah, tetapi suasananya sangat

ana dari balik tirai, suaranya lebih pelan, lebih

da lari pagi. Gue nggak akan biarin pride gue diinjak-injak sama siapa pun. Apalagi sama pemb

Gue cuma ngasih lo pelajaran." Ia masih

rena gue miskin, kan? Lo pikir orang miskin itu lemah, cengeng, gampang disuruh-suruh. Tapi sayangnya, g

yang salah. Itu-first kiss gue." Kayana dengan suara yang agak serak menahan air mata un

kin lo teriak kayak anak kecil. Bahkan sekarang lo nangis cuma karena satu ciuman doang." Ucapan Ruga menusuk. Kayana terdiam. I

ah tepat bawah pria itu masuk. Bahkan Kayana sempat membalas pagutan lidah mereka. Walaupun sangat terasa,

bunya mulai sering masuk RSJ. Sejak itu, semua sentuhan Ayahnya terasa seperti pu

rnya berseru. "Lo nggak tahu apa-apa tenta

n karena bokap lo cerai demi guru kontrak miskin. Gue tahu lo benci semua kemunafikan. Dan g

kan hal yang paling menyentuh kelemahan Kayana. Ia

ma bully gue kayak anak SD. Be professional, Kaya. Kalo lo mau gue jadi musuh lo, jadilah musuh yang setara." Ruga

annya sudah kembali dingin. Ia menatap Ruga. Ia merasa tertarik dan terancam ole

o untuk keluar dari sekolah ini, jauh-jauh dar

Karena gue pinter. Dan lo, lo butuh nilai Sejarah, Kimia, sama Fisika yang ancur itu buat nutupin kelemahan lo dari b

yasan. Ia tertekan oleh Mama Tiri, yang selalu mengincar posisinya. Ruga benar. Ia butuh Ruga, si jeni

h. "Gue butuh lo. Tapi jangan harap lo bisa menang. Lo cuma ala

ebih dari sekadar alat. Ini adalah izin ma

t gue. Kalo nilai gue bagus di Sejarah, treat gue ken

sly? Lo gak jijik sama gue?" I

food. Kayak anak SMA normal. Dan lo yang bayar junk food-nya, at least itu yang lo bisa." Kayana menantangnya. Ia ingin Ruga tahu bahwa Ruga hanya bisa memberika

stirahat. Nanti malem, kita mulai les privat Sejarah di tempat lo. No more bullying,

rus janji s

itu yang melirik ke lanta

ng nggak sesuai kesepakatan kita saat sesi pelajaran. Apapun hu

banggaan tersendiri saat membuat Ratu Es pembully ini tak

b itu." Kayana masih men

u-satunya hal yang lo takutin. Kontak fisik. Dan itu akan jadi

asih tertunduk, matanya menatap d

tadi itu lumayan enak. Karena l

pi cukup sampai situ a

naruh kembali cangkir kecil itu sambil melirik heran. Gadis in

ayana? Ciuman gak bisa bikin lo hamil. Sama seper

tes, "Gue nggak per

malam itu dari pak Wira yang mengatakan Kayana di TKP karena s

ilang, tetapi kini diselingi oleh pe

k. Si Ratu Es Kayana baru saja berjanji untuk kencan den

sepasang musuh yang paling membin

e. Ruga tahu, permainan yang sesungguhnya baru saja dimulai. Ia akan meng

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY